Mohon tunggu...
Ika Maya Susanti
Ika Maya Susanti Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan pemilik blog https://www.blogimsusanti.com

Lulusan Pendidikan Ekonomi. Pernah menjadi reporter, dosen, dan guru untuk tingkat PAUD, SD, dan SMA. Saat ini menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ini Cara Saya Ajak Anak Belajar Dukung Net-Zero Emission

21 Oktober 2021   07:59 Diperbarui: 21 Oktober 2021   08:05 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Net-Zero Emissions atau NZE, mungkin jadi kata yang asing buat anak-anak saya. Bahkan jujur, saya sendiri!

Kedua anak saya masih berusia tujuh dan satu tahun. Mungkin akan sulit menjelaskan bagi mereka apa itu Net-Zero Emissions, kebijakan pembangunan rendah karbon, kegiatan pengurangan emisi, dan sebagainya.

Pun saya yang sejujurnya baru tahu istilah NZE. Tapi kalau istilah pemanasan global, perubahan iklim, kenapa jadi ada cuaca ekstrim, hal-hal tersebut sudah saya pahami.

Jadi ketika akhirnya tahu kalau NZE itu berkaitan dengan pemahaman saya tadi, bahwa Indonesia sedang menargetkan diri untuk mencapai NZE maksimal di tahun 2060, saya lalu berpikir, apa yang bisa saya lakukan untuk anak cucu saya di masa depan ya?

Di tahun itu, jika saya panjang umur, usia saya menginjak hampir 80 tahun! Kedua anak saya usianya 40 tahunan. Dan mungkin, mereka sudah punya anak-anak.

Jika memikirkan masa depan, banyak dari kita tentu ingin bisa selalu hidup sehat. Tentunya di dunia yang juga diharapkan baik-baik saja.

Saya memilih kata baik-baik saja karena muncul juga rasa khawatir jika melihat kondisi bumi saat ini. Jika dibandingkan masa kecil saya dulu, bumi tidak sesehat d masa itu.

Saat ini kita bisa jadi mengalami musim panas. Tapi panasnya ada dalam suhu yang begitu ekstrim. Bahkan di beberapa belahan bumi lain, sering terdengar berita suhu yang bisa mencapai 40 bahkan hampir 50 derajat celcius!

Saat musim hujan, beberapa daerah bisa mengalami banjir. Yang padahal, sebelum-sebelumnya tidak pernah mengalami banjir. Bila dulu orang mengenal kota hujan adalah Bogor, makin hari daerah lain selain Bogor bisa merasakan hujan berhari-hari yang sampai menyebabkan banjir.

Tahun lalu misalnya. Saya cukup terkejut waktu melihat foto rumah mantan murid saya di Kalimantan Selatan sana yang hampir ditenggelamkan banjir. Daerah Kalimantan, lho, daerah yang terkenal banyak hutannya! Padahal sebelum-sebelumnya tidak pernah sama sekali.

Sedangkan teman di Tanjungpinang Kepulauan Riau sana juga bercerita lantai rumahnya yang terus menerus keluar air di musim hujan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun