Mohon tunggu...
Ika ChandraNuryana
Ika ChandraNuryana Mohon Tunggu... perawat

menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kepemimpinan Keperawatan Efektif Di Era Ketidakpastian (VUCA)

12 Oktober 2025   22:53 Diperbarui: 12 Oktober 2025   22:53 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dunia pelayanan kesehatan terus berubah dan penuh ketidakpastian. Berbagai fenomena seperti pandemi, kemajuan teknologi, perubahan kebijakan kesehatan, dan dinamika kebutuhan pasien menjadi tantangan para pemimpin keperawatan untuk tetap tangguh, adaptif, dan efektif. Pada kondisi ini peran pemimpin keperawatan menjadi semakin krusial. Era ketidakpastian ini menuntut pemimpin untuk tidak hanya mampu mengelola sumber daya manusia, tetapi juga mampu memberikan arah moral, emosional, dan profesional bagi tim keperawatan.

Kepemimpinan keperawatan yang efektif bukan sekadar kemampuan mengatur atau mengawasi pekerjaan, melainkan tentang bagaimana seorang pemimpin mampu menginspirasi, memotivasi, dan menciptakan lingkungan kerja yang berdaya. Menurut Cummings et al. (2018), gaya kepemimpinan yang efektif dalam keperawatan berhubungan langsung dengan peningkatan kepuasan kerja perawat, kualitas asuhan pasien, serta retensi tenaga keperawatan. Dalam konteks ketidakpastian, hal ini menjadi semakin penting karena perawat berada di garis depan perubahan dan menghadapi tekanan kerja yang tinggi.

Salah satu pendekatan yang paling relevan untuk menghadapi era ketidakpastian adalah kepemimpinan transformasional. Bass dan Avolio (1994) menjelaskan bahwa pemimpin transformasional adalah pemimpin yang mampu menggerakkan pengikutnya melalui visi bersama, memberikan inspirasi, serta memperhatikan kebutuhan dan pengembangan individu dalam tim. Pemimpin transformasional dalam keperawatan bukan hanya memberi instruksi, tetapi juga membangun makna dan rasa memiliki terhadap pekerjaan. Perubahan situasi di rumah sakit yang cepat seperti krisis kesehatan atau perubahan kebijakan pelayanan menuntut pemimpin transformasional dapat menjaga stabilitas emosional tim melalui komunikasi yang terbuka dan empati yang tinggi.

Penelitian oleh Boamah et al. (2018) juga menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh positif terhadap kesejahteraan perawat dan keselamatan pasien. Pemimpin yang memberikan dukungan emosional dan profesional terbukti mampu mengurangi burnout serta meningkatkan kemampuan tim dalam beradaptasi terhadap situasi yang tidak pasti. Dengan demikian, kepemimpinan efektif di era ini menuntut kemampuan untuk mengelola perubahan dengan visi yang jelas dan hati yang peka terhadap kebutuhan manusia.

Kepemimpinan efektif tidak hanya berbicara tentang karisma dan inspirasi, tetapi juga efisiensi dan ketegasan dalam pengambilan keputusan. Era ketidakpastian sering kali menuntut pemimpin untuk bertindak cepat dalam kondisi informasi yang terbatas. Di sinilah konsep kepemimpinan situasional dari Hersey dan Blanchard menjadi relevan. Model ini menekankan pentingnya fleksibilitas pemimpin dalam menyesuaikan gaya kepemimpinannya berdasarkan tingkat kesiapan dan kompetensi anggota tim. Dalam konteks keperawatan, seorang kepala ruangan atau supervisor harus mampu mengenali kapan tim membutuhkan arahan langsung, dan kapan mereka perlu diberikan kebebasan untuk berinisiatif.

Kepemimpinan yang efektif di era ketidakpastian juga harus berorientasi pada kolaborasi dan komunikasi lintas profesi. Pelayanan kesehatan saat ini harus dilakukan secara kolaboratif baik  perawat, dokter, apoteker, dan tenaga kesehatan lainnya harus bekerja dalam satu kesatuan tim. Pemimpin keperawatan yang efektif berperan sebagai jembatan komunikasi antarprofesi, memastikan bahwa setiap anggota tim memiliki pemahaman yang sama tentang tujuan pelayanan. Studi oleh Wong et al. (2013) menegaskan bahwa kepemimpinan kolaboratif dalam keperawatan meningkatkan koordinasi antarprofesi, mengurangi kesalahan medis, dan memperkuat budaya keselamatan pasien.

Di tengah kemajuan digital dan transformasi sistem kesehatan, pemimpin keperawatan juga harus memiliki kompetensi digital leadership. Pemimpin harus memilikik kemampuan untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam manajemen tim dan pelayanan pasien. Penggunaan sistem manajemen data, telehealth, dan artificial intelligence menuntut pemimpin yang mampu beradaptasi dengan teknologi tanpa kehilangan sentuhan kemanusiaan dalam kepemimpinan. Menurut Sfantou et al. (2017), kepemimpinan berbasis teknologi yang berorientasi manusia (human-centered digital leadership) mampu meningkatkan efisiensi pelayanan sekaligus menjaga kepuasan pasien dan staf.

Kepemimpinan keperawatan efektif di era ketidakpastian juga memerlukan ketahanan (resilience) dan kecerdasan emosional (emotional intelligence). Goleman (2000) menegaskan bahwa pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional tinggi mampu memahami dan mengelola emosi dirinya serta orang lain secara konstruktif. Dalam situasi krisis, seperti pandemi COVID-19, perawat sering menghadapi tekanan fisik dan emosional yang berat. Pemimpin dengan kecerdasan emosional dapat menjadi sumber ketenangan dan inspirasi, menciptakan lingkungan kerja yang aman secara psikologis bagi tim.

Pemimpin keperawatan efektif di era ketidakpastian adalah mereka yang memiliki keseimbangan antara visi dan empati, antara ketegasan dan fleksibilitas, antara teknologi dan kemanusiaan. Kepemimpinan seperti ini menuntun tim menghadapi tantangan serta menumbuhkan makna dan keberanian di dalamnya. Komunikasi yang baik antara staf dan pimpinan sangat diperlukan, Gaya komunikasi akan sangat mempengaruhi iklim kerja di dalam tim. Komunikasi yang efektif yang menjembatani perbedaan pola pikir antar lintas generasi akan membantu terciptanya iklim kerja yang kondusif seehingga dapat meningkatkan produktifitas dan kinerja dalam tim.

Kepemimpinan keperawatan tidak bisa lagi bersifat hierarkis dan kaku. Dibutuhkan model kepemimpinan yang partisipatif, reflektif, dan berbasis nilai. Pemimpin perlu hadir tidak hanya sebagai pengambil keputusan, tetapi juga sebagai coach, mentor, dan role model. Hal ini ditegaskan oleh Stanley (2016) bahwa kepemimpinan keperawatan sejati bukan tentang posisi, tetapi tentang pengaruh. Kehadiran seorang pemimpin dapat mengubah cara orang lain berpikir, bekerja, dan peduli terhadap pasien.

Menjadi pemimpin keperawatan yang efektif di era ketidakpastian berarti siap menjadi cahaya di tengah kabut perubahan. Bukan cahaya yang menyilaukan, tetapi yang menuntun. Efektivitas tidak datang dari kekuasaan, tetapi dari keaslian. Efisiensi tidak datang dari kecepatan, tetapi dari kejelasan tujuan. Apablia setiap pemimpin keperawatan mampu memimpin dengan hati, berpikir dengan visi, dan bertindak dengan keberanian, maka ketidakpastian bukan lagi ancaman, melainkan peluang untuk menegaskan kembali esensi kemanusiaan dalam profesi keperawatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun