(Catatan dari Seorang PNS yang Akhirnya Menemukan Makna Bekerja)
Â
Pernahkah kamu berhenti sejenak di hari Minggu sore dan menyadari... kamu tidak lagi takut pada Senin?
Saya mengalaminya. Bukan karena beban kerja berkurang, tapi karena saya akhirnya menemukan makna baru dalam pekerjaan publik: bekerja bukan untuk jabatan, tapi untuk kejelasan pikiran dan keutuhan hati.
Sudah lama sekali saya tidak lagi merasakan yang disebut Sunday Scaries, rasa cemas setiap Minggu sore karena besok harus kembali ke kantor.
Dulu, Minggu adalah hari di mana separuh pikiran saya sudah disita oleh dokumen yang belum ditandatangani, laporan yang belum lengkap, atau acara yang harus "disukseskan". Kini, Minggu hanyalah hari biasa. Tak ada lagi yang perlu ditakuti. Mungkin karena saya sudah berpindah ke jabatan fungsional.
Dulu saya bagian dari hiruk-pikuk struktural. Jabatan yang memberi status, tapi juga menyedot ketenangan batin. Ada masa di mana rapat bisa berlangsung lebih lama dari masa tenang pilkada, dan urusan paling penting bukan lagi substansi kerja, melainkan siapa yang disebut dalam daftar undangan dan di mana logo instansi diletakkan di spanduk.
Kini, hidup saya jauh lebih sederhana. Tak lagi harus berpacu dengan disposisi, tak perlu menunggu tanda tangan berlapis, tak sibuk memastikan siapa yang harus difoto berdampingan dengan siapa.
Tugas saya sekarang jelas: berpikir, menulis, menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, bisa diukur, dan bisa dipertanggungjawabkan secara intelektual.
Dan anehnya, justru di titik inilah saya merasa benar-benar bekerja.
Dua tahun terakhir, saya hidup di ritme yang berbeda.
Tak lagi kejar tayang acara, tapi kejar mutu.
Tak lagi mengejar kesan sibuk, tapi hasil yang bisa dipakai orang lain.
Namun, ada hal lain yang pelan-pelan saya sadari: ketenangan yang saya miliki ini tak sepenuhnya damai. Ada ruang kecil dalam diri yang sering gelisah. Bukan, bukan karena beban, tapi karena kesepian berpikir.
Saya sering bertanya dalam hati:
"Apakah hanya saya yang merasa bahwa bekerja di ranah publik harus punya target yang jelas? Bahwa kerja ini bukan sekadar memenuhi hari kerja, tapi mewujudkan sesuatu yang berdampak?"