Mohon tunggu...
Ika Kurnia Cahyani
Ika Kurnia Cahyani Mohon Tunggu... Ika Kurnia

The strongest hope have a miracle.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bentuk Toleransi Antar Umat Beragama dalam Menjaga Identitas Nasional dan Bhineka Tunggal Ika

19 Mei 2021   21:11 Diperbarui: 19 Mei 2021   21:21 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Menurut Koenta Wibisono (2005) Identitas Nasional merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang pada aspek kehidupan sebuah bangsa (nasion) dengan ciri khasnya, yang membuat berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya. Maka identitas nasional Indonesia ialah jati diri yang membentuk bangsa, yaitu berbagai suku bangsa, agama, bahasa Indonesia, budaya nasional, wilayah nusantara dan ideologi pancasila.

Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa Indonesia. Semboyan ini tertulis di dalam lambang negara Indonesia, Burung Garuda Pancasila. Pada kaki Burung Garuda itulah terpampang dengan jelas tulisan Bhinneka Tunggal Ika. Secara konstitusional, hal tersebut telah diatur dalam pasal 36A Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang berbunyi “Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika”.

Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” memuat dua konsep yang berbeda, bahkan kedua konsep tersebut seolah-olah bersifat kontradiktif. Kedua konsep itu adalah “Bhinneka” dan “Tunggal Ika”. Konsep “Bhinneka” mengakui adanya keanekaan atau keragaman, sedangkan konsep “Tunggal Ika” menginginkan adanya kesatuan. Adanya dua konsep yang berbeda tersebut menunjukkan bahwa semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” mengandung problem metafisika, yaitu problem antara kepelbagaian dan kesatuan, problem antara hal banyak (the many) dan hal satu (the one).

Semboyan ini menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Semboyan tersebut bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat Indonesia untuk selalu menghormati perbedaan yang ada. Ada banyak perbedaan yang ada di kalangan masyarakat Indonesia, antara lain ragam budaya, bahasa, ras, suku bangsa, agama, dan kepercayaan. Namun, perbedaan tersebut justru menjadikan Indonesia sebagai negara yang begitu indah. Keragamaan yang terjalin bisa membuat tali persaudaraan di antara sesama makin erat.

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki total penduduk sekitar 260 juta. Dengan jumlah penduduk yang tertinggi, tentu rakyat Indonesia memiliki suku dan budaya yang beragam. Bahkan keberagaman ini dapat membuat masyarakat memiliki perbedaan agama. Tercatat, setidaknya 6 agama besar yang diakui di Indonesia sesuai hukum yang berlaku. Tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan masyarakat sangat erat dengan keberagaman. Maka dari itu, pentingnya menghormati keberagaman yang ada dan saling toleransi di dalam kehidupan.

Berbicara tentang toleransi tentunya tidak lepas dari berpikiran terbuka. Bahwa perbedaan tidak lantas menjadikan kita kaku dan mengkotak-kotakkan manusia berdasarkan ras, suku, budaya, dan agama. Apalagi who hates dan mengucilkan orang-orang yang tidak sepaham agamanya dengan kita. Perlu menerapkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pancasila dan UUD 1945. Sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” dan pasal 29 ayat 2 UUD 1945 “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk mengikuti agamanya masing-masing dan untuk beri-beri menurut agama dan kepercayannya itu. ”

Pada saat umat Islam sedang menjalankan ibadah puasa kemarin, umat Hindu membagikan takjil untuk berbuka puasa secara gratis dipinggir jalan untuk umat Islam yang sedang berpuasa. Dengan sikap saling menghargai ini toleransi antar umat agama dapat terjalin dengan baik di masyarakat dan sudah menerapkan sikap sila pertama pancasila, yaitu ketuhanan yang maha esa dan pasal 29 ayat 2 UUD 1945.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun