Mohon tunggu...
Iis Susiawati Abdullah
Iis Susiawati Abdullah Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan

Pendidikan, Agama dan Lingusitik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejenak Bersua: Memaknai Silaturahim di Tengah Kesibukan

4 April 2025   08:53 Diperbarui: 6 April 2025   05:13 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Singkat tapi Bermakna

Sejenak Bersua: Memaknai Silaturahim di Tengah Kesibukan

“Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim.” Hadis Nabi Muhammad SAW

Sebuah Pertemuan Singkat yang Abadi

Pada era yang serba cepat ini, setiap menit terasa sangat berharga. Di antara tumpukan jadwal, rapat, perjalanan, dan urusan digital yang tak ada habisnya, waktu seolah jadi barang mewah. Lalu, bagaimana nasib silaturahim? Apakah ia mesti dikorbankan demi produktivitas? Apakah hubungan antar keluarga dan sahabat harus ditunda sampai waktu “longgar” yang entah kapan datangnya?

Padahal, dalam ajaran budaya dan agama, silaturahim bukan sekadar aktivitas sosial biasa, melainkan bagian dari pondasi kebahagiaan dan keberkahan hidup. Maka, mari kita bicarakan: bagaimana cara memanfaatkan waktu yang singkat untuk tetap menjaga silaturahim?

Mengapa Silaturahim Tetap Relevan?

Silaturahim bukan hanya warisan budaya atau perintah agama semata. Dalam konteks psikologi dan sosiologi, silaturahim adalah kebutuhan dasar manusia: menjalin relasi, diterima, merasa terhubung. Bahkan dalam dunia yang makin virtual ini, kerinduan akan pertemuan nyata tak pernah benar-benar padam.

Silaturahim terbukti mampu:

  • Mengurangi stres dan meningkatkan ketahanan mental
  • Menghidupkan nilai kebersamaan dan empati
  • Menjadi sumber informasi dan solusi dari pengalaman hidup orang lain
  • Memperpanjang usia (menurut penelitian psikologis dan medis)
  • Membuka peluang dan memperkuat jejaring sosial dan ekonomi

Realita Hari Ini: Waktu yang Tak Pernah Cukup

“Saya mau silaturahim, tapi kapan?”

Itulah pertanyaan yang sering kita dengar, bahkan dari diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun