Mohon tunggu...
Iis Sakila
Iis Sakila Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Dasar

Menulislah supaya perjalanan hidupmu dikenang orang...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Coaching untuk Supervisi Akademik

18 Februari 2023   20:11 Diperbarui: 18 Februari 2023   20:19 2266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jurnal Refleksi Dwimingguan Ke-7

Oleh : Iis Sakila

Calon Guru Penggerak Angkatan 6

Kabupaten Majalengka

Pada alur mulai dari diri dan eksplorasi konsep - mandiri tanggal 28 November 2022, saya menjawab pertanyaan reflektif tentang coaching. Bagaimana perasaan saya ketika diobservasi saat kepala sekolah melakukan supervisi akademik? Ceritakan pengalaman saya saat observasi dan pasca observasi? Bagimana proses supervisi yang ideal? Dimana posisi skala saya? Dan apa aspek untuk mencapai situasi ideal?. Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, saya termenung untuk mengingat-ngingat supervisi akademik yang pernah saya alami. Yang saya alami terkait supervisi akademik, adanya observasi pembelajaran di kelas dan pemeriksaan administrasi. Dan saya berpikir saat itu, supervisi yang dilakukan kepala sekolah hanya untuk menilai pembelajaran saya, bukan untuk mengembangkan potensi dan memaksimalkan kinerja saya sebagai pendidik.

Pada alur eksplorasi konsep mandiri dan forum diskusi, tanggal 29-1 Desember 2022. Saya mempelajari konsep coaching, perbedaan coaching dengan mentoring, konseling, fasilitasi dan training, dan konsep coaching dalam konteks pendidikan. Saya senang, kembali ilmu saya bertambah dan akan membantu saya menjadi guru yang professional, memiliki kompetensi mumpuni dalam karier dan pembelajaran di kelas/sekolah saya.

Pada alur ruang kolaborasi, tanggal 2 & 5 Desember 2022. Ini adalah alur PGP favorit saya, bisa berkelompok, berkolaborasi dan bekerjasama dengan rekan CGP saya di kelompok B. Apalagi pada sesi ini, kami melakukan latihan coaching. Dimana kami dibagi kelompok, yang terdiri dari 2 CGP. Yang satu berperan sebagai coach, dan yang kedua berperan sebagai coachee. Kami berdua bergiliran untuk bisa diposisi coach. Saya optimis dengan rekan saya ini, kami bisa bekerjasama melakukan coaching dengan baik dan dapat menyelesaikan tugas ruang kolaborasi tepat waktu. Diantara kami berdua memiliki kemampuan yang berbeda, dan keistimewaan masing-masing. Walaupun pada awalnya, kami melakukan kesalahan pada saat latihan coaching dan menemui kendala saat merekam video, karena belum terbiasa. Namun, karena bimbingan dan masukan-masukan dari fasilitator dan pengajar praktik, saya dan rekan saya memahami proses coaching dan kami dapat melakukan praktik coaching dengan baik.

Pada alur demonstrasi kontekstual, tanggal 6-7 Desember 2022. Kami dalam kelompok melaksanakan praktik coaching, dimana tiap kelompok terdiri dari 3 orang CGP. Saya berperan sebagai coach, rekan pertama berperan sebagai observer, dan rekan saya yg kedua berperan sebagai coachee. Coach adalah orang yang memberikan pertanyaan-pertanyaan berbobot yang dapat menggali potensi, menuntun coachee menemukan solusi dan strategi untuk permasalahannya. Coachee orang yang memiliki permasalahan pembelajaran, dan ingin dituntun coach menemukan solusi terbaik dari permasalahannya. Dan observer yang melakukan pendampingan dan pengamatan atas proses coaching yang terjadi. Saya merasa takjub, bisa berada di tiga posisi dalam proses coaching ini, mampu berperan diposisi observer, coach maupun coachee.

Pada elaborasi pemahaman/ koneksi antar materi, tanggal 8-9 Desember 2022. Kembali membuat pertanyaan yang ingin sekali saya tanyakan lebih lanjut kepada instruktur, untuk menguatkan apa yang saya pahami. Pada kegiatan daring dengan instruktur ini ada praktik coachingnya, saya menyesal tidak dapat berperan aktif karena kondisi badan saya yang kelelahan dan mengantuk setelah menyelesaikan tugas demonstrasi kontekstual. Begitu juga pada saat post test, saya menjadi tidak maksimal menjawab dengan baik dan benar. Saya cemas dengan hasil akhirnya, saya ingin memperbaiki nilai post tes saya di modul 3 nanti, dan saya berharap sekali bisa lulus Guru Penggerak.

Dan pada alur aksi nyata, tanggal 12-15 Desember 2022. Saya melakukan praktik coaching dengan rekan sejawat. Saya menjadi supervisor dan rekan sejawat saya menjadi guru yang akan diobservasi. Melakukan pra observasi berupa percakapan mengenai bagian pembelajaran yang akan jadi focus pengembangan. Pada kegiatan observasi, melakukan observasi terhadap pembelajaran rekan sejawat di kelas. Dan terakhir melakukan pasca observasi, untuk mempraktikan pemberian umpan balik berbasis coaching dan percakapan coaching (refleksi dan kalibrasi). Saya percaya, saya mampu melakukan aksi nyata ini, dengan berkolaborasi dengan rekan sejawa saya di sekolah.

Pembelajaran yang saya dapatkan pada modul 2.3 coaching untuk supervisi akademik, guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengembangkan dirinya, baik murid maupun rekan sejawat. Dan pengembangan kompetensi di sekolah dengan rekan sejawat dilakukan melalui supervisi akademik. Supervisi akademik adalah serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk memberikan dampak secara langsung pada guru dan murid di kelas. Supervisi akademik dapat dilakukan dengan efektif apabila dalam prosesnya mempraktikkan keterampilan coaching dalam menggali potensi guru, seperti kehadiran penuh, mendengarkan aktif dan mengajukan pertanyaan berbobot.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun