Mohon tunggu...
Iis Rosilah
Iis Rosilah Mohon Tunggu... Guru, Mahasiswa S2 Pascasarjana UIN SGD Bandung

Iis Rosilah memulai hoby menulis sejak usia belia. bermula dari bergabung dalam anggota filateli, saling berkirim surat kemudian menulis cerpen, pernah mengikuti lomba menulis antar guru se Jawa Barat dan meraih Juara 3 besar. Tahun 2018 Iis mulai aktif menulis buku antologi, hingga kini telah terbit 24 karya buku antologi dalam bidang parenting, pendidikan dan kumpulan puisi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hari Guru dan Pendidikan Karakter

7 Desember 2024   06:19 Diperbarui: 7 Desember 2024   06:21 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi SD Cerdas Muthahhari

Tanggal 25 November hari ulang tahun PGRI di tetapkan sebagai hari Guru. Berbagai ucapan selamat hari Guru, Quotes, video perayaan hari Guru dan foto2 para guru memenuhi laman madia sosial di Indonesia dengan hastag #hariguru  #hormatiguru.

Beraneka macam cara para guru, murid dan orangtua merayakan moment hari guru ini. Alhamdulillah banyak guru yang berbahagia saat mendapatkan hadiah dari para muridnya, setangkai bunga, buket makanan, puisi dan surat ucapan terimakasih untuk para guru terlihat dari berbagai postingan para guru di hari Senin tanggal 25 November 2024

Bapak Presiden beserta para pejabat dan para Jendral tak luput dari pemberitaan saat mereka menyanyikan lagu Hymne Guru. Profesi yang disebut sebagai  pahlawan tanpa tanda jasa ini  merasa terharu dan bangga menjadi guru.

Sebagai guru saya seringkali bertanya-tanya, perlukan merayakan hari guru?
Hari untuk guru tapi dibuat oleh para guru, ironiskah?

Untuk para murid di tingkat SMP dan SMA moment hari guru bisa berasal dari inisiatif para murid.

Tapi anak TK dan SD, saat menghadapi hari guru. Guru yang merencanakan dan melaksanakan, apakah disebut bahwa guru ingin dihormati dan ingin diberi hadiah?

Para pembaca yang budiman,  semoga tidak terjadi salah paham. Seperti halnya seorang ibu ingin anaknya berbakti pada ibunya, tentu sang Ibu yang mengajarinya.
Begitupun guru-guru di Sekolah Cerdas Muthahhari, berharap kelak para muridnya menghormati guru, para guru perlu mengajarinya cara menghormati dan memuliakan guru.

Sebagaimana yang terdapat dalam kitab Ta'lim al-Mutaalim kitab yang berisi panduan menuntut ilmu dan adab etika santri yang ditulis oleh seorang ulama yang bernama Burhanudin Ibrahim al-Zarnuji al-Hanafi dituliskan tentang adab seorang murid dalam menghormati gurunya sebagai berikut:

Tidak berjalan di depan guru
Tidak duduk di tempat guru
Tidak memulai percakapan dengan guru kecuali atas izinnya
Tidak banyak berbicara di hadapan guru
Tidak menanyakan sesuatu ketika guru sudah lelah
Tidak mengetuk pintu rumah atau kamar guru, tetapi menunggu sampai guru keluar
Menghormati anak-anak guru dan orang yang mempunyai hubungan dengan guru
Memuliakan ilmu dengan memuliakan pemiliknya
Carilah rido guru, laksanakan perintahnya serta hormati anak dan keluarganya

Seiring dengan perubahan zaman, saat arus teknologi mempengaruhi kehidupan anak2 era digital, terjadi pergeseran budaya cara murid bersikap kepada guru.

Maka mengajari cara memuliakan dan menghormati guru juga perlu diajarkan oleh para guru kepada murid2nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun