Mohon tunggu...
Iis Indrawati
Iis Indrawati Mohon Tunggu... Human Resources - Nama

Iis Indrawati

Selanjutnya

Tutup

Indonesia Lestari

Eco Fashionpreneur: Berkarya Lebih Ramah Lingkungan di Tengah Perubahan Iklim

16 April 2022   17:25 Diperbarui: 16 April 2022   19:50 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Lestari. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saat ini negara-negara di dunia termasuk Indonesia tengah mengalami
krisis iklim yang berkepanjangan. Perubahan iklim setiap harinya semakin dapat
kita rasakan, jika pagi hari cuaca begitu panas maka di siang hari hujan akan turun
begitu deras. Seperti itulah gambaran perubahan iklim yang terjadi saat ini.
Perubahan iklim berdampak besar pada kehidupan masyarakat umum. Peningkatan
suhu bumi akibat efek rumah kaca tidak hanya berdampak pada bertambahnya
temperatur bumi akan tetapi juga berdampak pada sistem perubahan iklim yang
berpengaruh besar pada segala aktivitas hidup manusia. Dikutip dari Knowledge
Centre Perubahan Iklim, dampak yang ditumbulkan akibat perubahan iklim
antaralain: menurunnya kualitas air, berkurangnya kuantitas air, dan gagal panen
akibat kekeringan yang berkepanjangan.
Penyebab utama terjadinya perubahan iklim ini dikarenakan oleh aktivitas
manusia. Salah satu aktivitas manusia yang memiliki kontribusi besar terhadap
terjadinya perubahan iklim yaitu dibidang fashion. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) yang di rangkum dari laman Kementrian Perindustrian Republik
Indonesia pada tahun 2019, pada 3 bulan pertama tahun tersebut produksi industri
pakaian tumbuh sebesar 29,19% secara tahunan. Sementara, secara q-t-q sektor ini
tumbuh sebesar 8,79%, hal ini menjadikan industri ini kedua tertinggi setelah
industri furniture. Seperti yang diketahui bahwa fashion memiliki kedekatan yang
besar dengan kehidupan sehari-hari manusia. Sehingga seringkali aktivitas
membeli dan memproduksi pakaian dianggap sebegai suatu hal yang sepele, dan
akhirnya melupakan beberapa aspek penting yang berdampak besar pada perubahan
iklim.
Oleh karena itu, untuk mengurangi peningkatan perubahan iklim perlu
dilakukan inovasi terbaru dibidang fashion yakni dengan menjadi pengusaha
fashion yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan tetapi juga pada lingkungan
yang biasa juga disebut dengan eco fashionpreneur. Akan tetapi, untuk menjadi eco
fashionpreneur yang dapat bertahan ditengah gemboran usaha fashion yang
menjamur dimana-mana, seorang eco fashionpreneur harus mampu memiliki daya    cipta yang kreatif, mutu fashion harus berkualitas, dan melakukan promosi melalui
media sosial.
1. Eco Fashionpreneur
Eco fashionpreneur adalah seseorang yang berkecimpung dibidang bisnis
fashion ramah lingkungan. Dilansir dari lama Rumah Yapeka, istilah eco-fashion
bermula di tahun 1940an pada era Perang Dunia II, yang menyebkan terjadinya
kelangkaan sumberdaya alam sehingga memaksa masyarakat korban perang untuk
memanfaatkan bahan-bahan daur ulang untuk membuat pakaian kesehariannya.
Memasuki era tahun 80an. Istilah eco-fashion muncul kembali dengan konsep
Sustainable Fashion yang diprakarsai oleh merek terkenal ESPIRIT dan Patagonia.
2. Daya Cipta yang Kreatif
Seorang eco fashionpreneur harus mampu menciptakan sebuah produk
yang kreatif sebagai salah satu penarik minat masyarakat untuk membeli produk
fashion yang berlabel ramah lingkungan tersebut. Hal ini sejalan dengan minat
masyarakat yang selalu mencari kepuasaan akan hal-hal yang baru. Menurut ahli
ekonomi, selera adalah suatu hal yang stabil, difokuskan pada nilai guna yang
dibentuk oleh individu, dan dipandang sebagai sesuatu yang eksogen. Sedangkan
menurut ahli sosiologi, selera sebagai suatu yang dapat berubah, difokuskan pada
suatu kualitas simbolik suatu barang, dan tergantung persepsi selera orang lain.
Untuk itu, seorang eco fashionpreneur selain memperhatikan bahan dasar yang
digunakan dalam membuat suatu fashion, maka perlu juga memperhatikan fungsi
dan mode yang dirancang untuk memenuhi selera masyarakat (Tarigan, 2015).
 Adapun kreatifitas yang dapat dilakukan seorang eco fashionpreneur dalam
membuat suatu produk fashion yaitu dengan cara memodifikasi berbagai macam
model pakaian sehingga menghasilkan suatu produk fashion terbaru.
3. Kualitas Produk Yang Baik
Untuk mendapatkan perhatian dan kepercayaan masyarakat terhadap suatu
produk yang ditawarkan maka kualitas suatu produk harus terjamin baik. Menurut
Buchari dan Indrawati, Konsumen biasanya memilih produk yang memberikan
kualitas terbaiknya. Produk yang berkualitas serta sesuai dengan keinginan
konsumen merupakan kunci utama dalam memenangkan persaingan, dan pada akhirnya dapat memberikan kepercayaan lebih tinggi kepada konsumen untuk
membeli produk.
Adapun bahan-bahan ramah lingkungan dengan kualitas tinggi yang dapat
digunakan dalam pembuatan suatu produk fashion antaralain: katun organik, linen,
serat hemp, serat kasmir, dan tencel. Adapun keunggulan bahan-bahan ini yaitu
sifatnya yang lembut dan adem dan yang paling penting yaitu dapat terurai kembali.
4. Media Promosi
Saat ini media promosi yang paling efektif dalam menawarkan suatu produk
yaitu melalui media sosial. Perkembangan media sosial yang sangat pesat memiliki
dampak yang sangat besar pula pada masyarakat terkhusus di sektor ekonomi.
Melalui media sosial seorang eco fashionpreneur dapat membangun branding
produk ramah lingkungan dengan masyarakat luas. Hal tersebut juga memberikan
dampak besar terhadap sosialisasi produk fashion ramah lingkungan di masyarakat
agar lebih mudah dikenal.
Mengutip dari Sugeng Purwanto, agar suatu produk dapat menarik minat
konsumen di media sosial maka diperlukan: keterhubungan, keterbukaan,
kecepatan, partisipasi dan kepercayaan. Hal ini dapat diterangkan sebagia berikut:
a. Semakin sering melakukan Keterhubungan (Connectedness) antara seorang
 produsen/penjual dengan konsumen maka dapat meningkatkan kepercayaan
 (trust) minat membeli produk fashion.
b. Semakin tinggi nilai Keterbukaan (Openness) meningkatkan kepercayaan (trust)
 minat membeli produk fashion.
c. Semakin tinggi Kecepatan (Speed) dalam menggunakan media sosial akan
 meningkatkan kepercayaan (trust) pada minat membeli produk fashion.
d. Semakin baik Aksesibilitas (Acessibility) pendukung internet akan meningkat
 kepercayaan (trust) pada minat pembelian produk fashion.
e. Semakin baik Partisipasi (Participation) dalam bermedia sosial akan
 meningkatkan kepercayaan (trust) minat pembelian produk fashion.
f. Semakin tinggi Kepercayaan (trust) pembeli akan meningkatkan Minat Beli
 produk fashion. 

Untuk menjadi seorang eco fashionprenenur bukanlah pekerjaan yang
mudah. Seorang eco fashionpreneur harus memiliki daya kretifitas yang tinggi,
memiliki produk yang terjamin kualitasnya dan tentunya mempromosikan
produknya di media sosial sebagai satu cara untuk menawarkan dan
mensosialisasikan produk ramah lingkungan ke masyarakat luas. Sebagai seorang
eco fashionpreneur tentunya tidak terlepas dari perannya untuk mengurangi limbah
indutri yang berdampak pada perubahan iklim sehingga ekonomi bukanlah satu-
satunya tujuan yang akan dicapai. Untuk itu, seorang eco fashionpreneur tetap
berorientasi pada lingkungan dan alam sebagai sebuah prinsip dalam usahanya.
Referensi
Buchari, N. Q dan Indrawati, K. R. 2020. Persepsi Kualitas Produk dan
Kepercayaan Merek: Apakah Selalu Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Konsumen?.
Purwanto, S. 2017. Perilaku Pembelian Produk Fashion Didasarkan Pada
Kepercayaan Menggunakan Media Sosial. Ekspektra, Jurnal Manajemen dan
Bisnis. 1 (1):55-67
 Tarigan, D., I., M. 2015. Kajian Gaya Hidup Masyarakat di Kelurahan Bahu
Kecamatan Malayang Kota Manado. Acta Diurna. 4(4)
http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/info-iklim/dampak-fenomena-
perubahan-iklim
https://kemenperin.go.id/artikel/20641/Industri-Pakaian-Jadi-Catatkan-
Pertumbuhan-Paling-Tinggi
https://yapeka.or.id/eco-fashion-sebuah-perlawanan-terhadap-fashion-
konvensional/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Indonesia Lestari Selengkapnya
Lihat Indonesia Lestari Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun