Mohon tunggu...
Iip  Syarip Hidayat
Iip Syarip Hidayat Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Blogger, Enterprenuer, Konten Kretor dan penulis

email :iipsyarip1@gmail.com Fb. Iip Syarip Hidayat Telp. 085524657568

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tentang Cita-cita Anak-anak Indonesia di Malaysia

17 April 2018   11:00 Diperbarui: 19 April 2018   15:58 2371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: ekonomi.kompas.com

"Oh, kalau begitu kamu lihat ini," sambil saya menunjukkan peta Indonesia. "Ini Indonesia negara yang begitu luas dari Sabang sampai Mereuke, mempunyai alam yang subur, mempunyai berbagai suku, budaya, dan bahasa, serta kaya akan sumber daya alamnya. Alamnya pun begitu indah. Apakah kamu tidak ingin membangun Indonesia nanti kelak kamu dewasa? "

Sejenak si anak itu pun terdiam, lalu mejawab, "Oh, iya pak, saya sebetulnya ingin sekali melihat Indonesia dan suatu hari saya bisa membangun Indonesia, biarlah orangtua saya sudah IC tapi saya akan tetap bangga terhadap Indonesia dan akan kembali ke Indonesia," kata anak itu dengan semangatnya.

"Iya kamu harus bangga terhadap Indonesia,  karena biar bagaimana pun Indonesia merupakan negara asal muasal nenek moyang kamu dan kamu harus melanjutkan perjuangan orangtua terdahulu untuk memajukan Indonesia menjadi negara yang lebih hebat lagi", sambil saya menepuk -- nepuk punggung anak itu.

Dari situlah saya penasaran dengan latar belakang orang tua anak tersebut. Lalu saya mencari informasi dari beberapa guru dan temanya  ternyata tersebut mempunyai beberapa keluarganya sudah IC juga. Sehingga mungkin dia tahu hal tesebut dari keluarganya itu.

Tidak bisa dipungkiri memang untuk saat ini hidup di Malaysia terutama warga asli sudah merasa nyaman dengan kebijakan- kebijakan pemerintahnya, seperti yang dikatakan anak tadi. 

Anak -anak biasanya suka mendengar pembicaraan orangtua atau pembicaraan orang -orang disekitarnya. Kemungkinan besar memang beberapa keluarganya sudah mempunyai IC. Tidak mungkin anak yang baru kelas 5 sudah bisa menjelaskan sedetil itu tenang fasilitas hidup di Malaysia, kalau bukan dari orang dewasa.

Di sinilah tantangan yang lumayan cukup besar ketika harus memberikan motivasi dan mengembalikan rasa nasionalisme para siswa.

Sangat wajar memang jika mereka sudah merasa nyaman hidup di sini karena orangtuanya belum pernah memperkenalkan Indonesia, bahkan diajak ke Indonesia saja tidak pernah.  

Ada yang bilang bahwa "Indonesia di dadaku tapi, tetapi Malaysia di perutku". Itu sebuah kalimat yang memang benar adanya. Ketika mereka susah mencari pekerjaan di Indonesia dan akhinya mengadu nasib dengan bekerja di negara tetangga, suatau hal yang wajar sekali.

Inilah mungkin PR besar bagi pemerintah Indonesia agar bisa mengembalikan keadaan ekonomi Indonesia  dan kenyamaan yang lebih baik dari segi apa pun.  

Kota Kinabalu Malaysia 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun