"Kemerdekaan hanyalah didapat dan dimiliki oleh
bangsa yang jiwanya berkobar-kobar dengan tekad
'Merdeka, merdeka atau mati'!"- Ir. Soekarno.
Kemerdekaan suatu bangsa adalah kemerdekaan kolektif dan selalu diawali oleh kemerdekaan individu. Sebelum proklamasi kemerdekaan, jiwa-jiwa merdeka sudah tertanam dalam hati dan benak para pejuang kemerdekaan. Dari generasi Diponegoro, hingga generasi Ir. Soekarno.
Para pejuang dan pendiri bangsa sudah merdeka walaupun secara fisik masih terjajah. Maka mereka tak menyerah terhadap keadaan. Kemerdekaan diri terakumulasi dalam sebuah persiapan usaha memerdekakan negeri. Kemerdekaan individual membawa pada kemerdekaan komunal. Hingga pada satu momentum, perjalan bangsa Indonesia sampai pada kemerdekaan kolektif yang tercapai dengan dibacakannya proklamasi kemerdekaan Indonesia pada Jumat pagi, 17 Agustus 1945. Setelah melalui rentetan perjuangan yang sangat panjang, melelahkan, dan menuntut pengorbanan harta, jiwa, dan raga, akhirnya negara ini merdeka secara sah. Berikutnya datanglah berbagai pengakuan dunia akan kemerdekaan negara ini melalui tangan dingin para delegasi dari Indonesia. Sempurnalah kemerdekaan kolektif.
Merdeka bagi sebuah bangsa yang pernah dijajah, berarti mengobarkan perang. Merdeka berarti mengusir semua unsur kolonial yang menguasai seluruh negeri. Mereka bagi masyarakat yang terhegemoni oleh bangsa lain, berarti upaya untuk berdikari, hidup mandiri, dan berdaulat di seluruh negeri.
Dalam setiap kesukaran, semangat kemerdekaan harus senantiasa mencari jalan. Setiap hambatan harus menjadi tantangan dan bahan bakar perjuangan. Hingga tidak ada lagi yang merasa berhak untuk mengambil alih kehormatan dan kedaulatan. Hingga semua entitas kolonial tak pernah mendapatkan
kesempatan. Hingga setiap orang dan setiap negeri bisa berdiri berdampingan; sama tegak, saling menghargai percakapan dan siap bergandengan tangan.
Kata Wiji Tukul, kemerdekaan mengajarkan kita berbahasa, membangun kata-kata. Kemerdekaan membangun kepentingan, membongkar ketakutan dan menunjukkan jalan. Kemerdekaan adalah bahasa perlawananan menghadapi tiran.
Kemerdekaan adalah percakapan dan pertanyaan tentang kecurangan dan kesewenang-wenangan. Kemerdekaan adalah perlawanan di garis depan. Melawan kebodohan, melawan keserakahan dan ketidakadilan.
Oleh karena itu, kemerdekaan adalah gerakan yang tak terpatahkan. la adalah nafas berkelanjutan dan langkah berkesinambungan. Kemerdekaan seharusnya tak berkesudahan!
Merdeka adalah harga mati. Kemerdekaan tak boleh mati. Jika tidak, hidup akan menjadi tak berarti. Merdeka adalah harga mati; selamanya ia harus hidup dan terus berkobar: “Merdeka atau Mati!”
Merdeka yang Sebenarnya