Mohon tunggu...
Ihsan AbdulHaq
Ihsan AbdulHaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis Dakwah - Alumni STAI Persis - Lipia Jakarta

Seorang Pembelajar yang perlu saran dan kritik. wasalam

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kemerdekaan Indonesia; Antara Perjuangan dan Kematian

11 Agustus 2022   10:26 Diperbarui: 11 Agustus 2022   11:05 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Lestari. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Kemerdekaan hanyalah didapat dan dimiliki oleh

bangsa yang jiwanya berkobar-kobar dengan tekad

'Merdeka, merdeka atau mati'!"- Ir. Soekarno.

Kemerdekaan suatu bangsa adalah kemerdekaan kolektif dan selalu diawali oleh kemerdekaan  individu. Sebelum proklamasi kemerdekaan, jiwa-jiwa merdeka sudah tertanam dalam hati dan benak para pejuang kemerdekaan. Dari generasi Diponegoro, hingga generasi Ir. Soekarno.

Para pejuang dan pendiri bangsa sudah merdeka walaupun secara fisik masih terjajah. Maka mereka tak menyerah terhadap keadaan. Kemerdekaan diri terakumulasi dalam sebuah persiapan usaha memerdekakan negeri. Kemerdekaan individual membawa pada kemerdekaan komunal. Hingga pada satu momentum, perjalan bangsa Indonesia sampai pada kemerdekaan kolektif yang tercapai dengan dibacakannya proklamasi kemerdekaan Indonesia pada Jumat pagi, 17 Agustus 1945. Setelah melalui rentetan perjuangan yang sangat panjang, melelahkan, dan menuntut pengorbanan harta, jiwa, dan raga, akhirnya negara ini merdeka secara sah. Berikutnya datanglah berbagai pengakuan dunia akan kemerdekaan negara ini melalui tangan dingin para delegasi dari Indonesia. Sempurnalah kemerdekaan kolektif.

Merdeka bagi sebuah bangsa yang pernah dijajah, berarti mengobarkan perang. Merdeka berarti mengusir semua unsur kolonial yang menguasai seluruh negeri. Mereka bagi masyarakat yang terhegemoni oleh bangsa lain, berarti upaya untuk berdikari, hidup mandiri, dan berdaulat di seluruh negeri.

Dalam setiap kesukaran, semangat kemerdekaan harus senantiasa mencari jalan. Setiap hambatan harus menjadi tantangan dan bahan bakar perjuangan. Hingga tidak ada lagi yang merasa berhak untuk mengambil alih kehormatan dan kedaulatan. Hingga semua entitas kolonial tak pernah mendapatkan

kesempatan. Hingga setiap orang dan setiap negeri bisa berdiri berdampingan; sama tegak, saling menghargai percakapan dan siap bergandengan tangan.

Kata Wiji Tukul, kemerdekaan mengajarkan kita berbahasa, membangun kata-kata. Kemerdekaan membangun kepentingan, membongkar ketakutan dan menunjukkan jalan. Kemerdekaan adalah bahasa perlawananan menghadapi tiran.

Kemerdekaan adalah percakapan dan pertanyaan tentang kecurangan dan kesewenang-wenangan. Kemerdekaan adalah perlawanan di garis depan. Melawan kebodohan, melawan keserakahan dan ketidakadilan.

Oleh karena itu, kemerdekaan adalah gerakan yang tak terpatahkan. la adalah nafas berkelanjutan dan langkah berkesinambungan. Kemerdekaan seharusnya tak berkesudahan!

Merdeka adalah harga mati. Kemerdekaan tak boleh mati. Jika tidak, hidup akan menjadi tak berarti. Merdeka adalah harga mati; selamanya ia harus hidup dan terus berkobar: “Merdeka atau Mati!”

Merdeka yang Sebenarnya

Kemerdekaan bangsa Indonesia bukanlah hasil pemberian dari Negara lain, tetapi merupakan pengorbanan generasi pejuang; bersama para pahlawan, tokoh masyarakat, dan segenap rakyat tanah air. Mereka adalah orang-orang yang rela berkorban dan berjuang dengan jiwa dan raga, bahkan dengan segala hal yang mereka miliki, hanya untuk memerdekakan bangsa Indonesia. Mereka memerdekakan diri untuk berjuang menempuh cita-cita menghapuskan penjajahan dari negeri tercinta ini selama-lamanya sampai titik darah penghabisan.

Merdeka bukan berarti perjuangan telah usai, justru merupakan sebuah awal perjuangan rakyat untuk melanjutkan dan mempertahankan kemerdekaan. Masyarakat harus terus berjuang untuk dapat memakmurkan kehidupannya.

Usia proklamasi yang ke-77 ini cukup tua bila dikenakan ke usia manusia. Akan tetapi, sudahkah masyarakat merasakan merdeka yang sebenarnya? Saat ini Indonesia memang belum bisa bebas dari ketergantungan terhadap asing. Sebagai contoh adalah dalam investasi. Bangsa ini masih mengharapkan investasi dari negara lain untuk bisa membangun. Mungkin butuh beberapa dekade lagi untuk bisa terbebas dari intervensi asing.

Dengan kemerdekaan berarti bangsa Indonesia mendapatkan suatu kebebasan. Bebas dari segala bentuk penindasan, kesengsaraan dan penguasaan bangsa asing. Bebas menentukan nasib bangsa sendiri. Hal ini berarti bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berdaulat menuju pintu gerbang masyarakat yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Hal ini sesuai dengan pembukaan UUD 1945 alinea ke 2.

Merdeka adalah bebas dari penjajahan dan kolonialisme dengan berdaulat atas negeri sendiri. Merdeka adalah bebas dari kemiskinan, hidup tanpa hutang dan ketergantungan. Merdeka adalah bebas dari kebodohan dengan terbukanya akses pengetahuan. Jadi merdeka bukan sekedar proklamasi dengan klaim sepihak atau sekedar jargon. Seperti Tema Kemerdekaan ke 77 kita harus Pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun