Mohon tunggu...
Igoendonesia
Igoendonesia Mohon Tunggu... Catatan Seorang Petualang

Lovers, Adventurer. Kini tinggal di Purbalingga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Legenda Puteri Ayu Limbasari: Cantik Berbuah Petaka

4 Desember 2023   16:16 Diperbarui: 4 Desember 2023   16:30 2320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desa Wisata Limbasari (Dok : abesagara)

Lahirnya Limbasari

Setelah berpindah-pindah, Syech Gandiwasi menemukan tempat yang cocok untuk membangun padepokan. Semakin lama semakin berkembang dan kemudian diberi nama Padepokan Nimbasari asal kata dari 'nimba' / 'ngangsu' artinya 'mencari dan 'sari' yang bisa berarti ilmu. Jadi, padepokan untuk mencari ilmu. Lama kelamaan, Nimbasari menjadi Limbasari.

Suatu hari, datanglah dua orang yang berasal dari Pulau Dewata bernama Ketut Wlingi dan Patra Wisa. Mereka berdua datang ke Limbasa untuk mencari orang yang berilmu tinggi dalam kanuragan juga ilmu budhi. Setelah bertemu dengan Syech Gandiwasi mereka mengakui ketinggian ilmu dan budhinya sehingga secara sukarela masuk Islam serta menjadi cantrik Padepokan Limbasari.

Dua orang Bli dari Bali itu sangat ahli dalam bidang pertanian. Sistem sawah 'subak' yang ada di kampung halaman mereka dikenalkan di Limbasari. Walhasil, padepokan itu pun semakin berkembang pesat. Muridnya semakin banyak dan ramai sehingga membutuhkan tambahan lahan papan dan pangan.

Untuk menambah kebutuhan air sawah, dibuatlah saluran irigasi dan bendungan. Dua orang murid kesayangan itu yang ditugaskan memimpin proyoknya. Ketut Wlingi mengomandoi pembuatan saluran yang menyalurkan mata air di Gunung Kelir. Sedangkan, Patra Wisa memimpin pembuatan bendungan yang membendung Sungai Tungtung Gunung. Naas, terjadi sebuah kecelakaan yang menyebabkan dirinya meninggal.

Kelak saluran air yang dibuat Ketut Wlingi dinamakan Kali Wlingi. Kemudian, sebagai penghargaan terhadap Patra Wisa, Ia diabadikan menjadi nama bendungan dan aliran sungai yang dibuatnya.

Wlingi Kusuma dan Sri Wasiati

Setelah Padepokan Limbasari semakin baik, Syech Gandiwasi merasa sudah saatnya memilliki penerus. Ia kemudian menikahkan Ketut Wlingi dengan putrinya yang bernama Siti Rumbiah. Mereka membuat Limbasari semakin bersinar.

Pasangan itu kemudian dikaruniai sepasang anak. Anak pertama laki-laki diberi nama Wlingi Kusuma dan kedua seorang perempuan yang diberi nama Dyah Ayu Sri Wasiati.

Perpaduan Ngerum alias Turki yang ada di Benua Eropa dengan darah Bali dan Jawa menghasilkan keturunan blasteran jempolan. Wlingi Kusuma tumbuh jadi pemuda gagah seperti aktor sinetron Ikatan Cinta. Ia juga sakti mandraguna. Sementara Dyah Ayu Sri Wasiati tumbuh menjadi gadis cantik jelita. Bayanganku mirip-mirip perpaduan Prisia Nasution dan Happy Salma lah dia.

Setelah menginjak usia dewasa, kecantikan Sri Wasiati semakin menjadi-jadi. Bodinya semlohai laksana gitar Spanyol. Kulitnya kuning langsat, bersih dan bercahaya. Pipinya ada lesung pipit yang kalau senyum mengigit hati. Rambutnya panjang, hitam, lebat berkilau menggoda. Lirikan matanya kayak Penari Jangger, bikin jantung lelaki berdegup kencang seperti genderang mau perang...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun