Mohon tunggu...
Iqbal Iftikar
Iqbal Iftikar Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Wannabe

Nothing was never anywhere

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Awkarin, Belajarlah Menjadi "Influencer-Activist" ke MrBeast

30 Oktober 2019   11:27 Diperbarui: 4 November 2019   09:50 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: theverge.com

Dua tiga hari belakangan ini, lini masa Twitter diramaikan dengan perang twit (twitwar) Awkarin dan Nadiya. Bagi yang tidak familiar dengan jagat Twitter, atau tidak mengetahui apa-apa tentang perang twit ini, saya akan coba menjelaskan sedikit tentang kejadian tersebut.

Awkarin adalah seseorang yang mengakui dirinya sebagai influencer. Awalnya, ia aktif di platform Instagram sebelum mulai aktif di Twitter. Drama dan kasus yang menimpanya selalu kontroversial.

Saat awal bergabung di Twitter, dia berhasil memviralkan drama "bayar dengan exposure" ketika ingin mengadakan kegiatan pada suatu cafe dan berjanji membayar ongkos sewa cafe dengan promosi di media sosial.

Tidak lama setelah kasus tersebut reda, Awkarin berubah menjadi orang yang sangat dermawan. Berbagai acara bagi-bagi hadiah (give away) dan membantu warganet yang membutuhkan diadakan. Orang yang awalnya berpandangan negatif tentang dia berbalik menaruh simpati, entah simpati sungguhan atau sekadar mengharap hadiah.

Puncaknya pada rentetan demonstrasi akhir September lalu, Awkarin ikut turun ke jalan. Di sana, dia dan timnya membantu para demonstran dengan membagikan makanan dan turut serta membersihkan jalanan setelah demonstrasi.

Nadiya, di sisi lain, hanyalah seorang pengguna Twitter biasa. Diketahui dia masih kuliah dan bekerja sambilan sebagai desainer grafis.

Kontroversi dimulai saat Nadiya mengungkit postingan Instagram Awkarin. Dalam postingan tersebut, Awkarin menunjukan beberapa ilustrasi dengan inisial namanya. Usut punya usut, ilustrasi tersebut bukan karya Awkarin. Awkarin hanya mencomot gambar tersebut dari Pinterest (yang sudah dia akui sendiri) dan memposting ulang dengan menambah tanda tangannya.

Nadiya, yang mengerti sulitnya kehidupan desainer grafis, meminta Awkarin untuk menghapus postingan tersebut. Gayung bersambut, Awkarin berniat untuk menghapus postingan kontroversial itu. Niat tersebut dia sampaikan dalam bentuk "meminta timnya untuk menghapus".

Sayangnya, kasus tersebut keburu viral sebelum kedua pihak yang bersengketa menyelesaikan masalahnya. Merasa dirugikan, Awkarin mengancam membawa Nadiya ke meja hijau berbekal "kenalan lawyer" yang ia miliki. Agar masalah tidak berlanjut, Awkarin memberi syarat kepada Nadiya agar menghapus twit yang bernada memojokkan dirinya. Dengan tekanan yang diberikan, Nadiya memutuskan untuk menghapus semua twitnya dan rehat dari sosial media.

Influencer: Ketenaran dan Pengaruh adalah Candu

Terlepas dari siapa yang benar dan salah, karena masalah seperti ini sering jatuh ke ranah suka-tidak suka, fenomena influencer di Indonesia terlihat berkembang tidak terlalu sehat. Selain Awkarin, masih banyak influencer lainnya yang eksis di berbagai sosial media. Sebut saja Atta Halilintar, Ria Ricis, Raffi Ahmad, Uya Kuya, dan lain-lain.

Perkembangan influencer saya anggap tidak terlalu sehat karena orientasi kebanyakan influencer adalah meraup untung sebanyak-banyaknya dari konten yang dia buat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun