Jadi, seiring berjalannya waktu, masyarakat Jawa mengubah dan menggunakan kata 'lonthe' untuk merujuk pada seorang yang sifatnya mirip dengan serangga 'kuwawung/othe-othe/lonthe, karena sifatnya yang suka keluar di malam hari, berbau harum, dan suka ke tempat yang gelap namun penuh dengan gemerlap cahaya malam. Oleh karena itu, ungkapan itu disematkan bagi para pekerja di dunia hiburan malam. Akibatnya, kata 'lonthe/othe-othe' untuk hewan dan 'lonte' untuk manusia dalam ungkapannya akan kurang lebih sama dengan ungkapan yang digantikannya semakin lama semakin memburuk.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!