Mohon tunggu...
Ifah Latifah
Ifah Latifah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis buku antologi Guru Profesional (Laikesa: 2020). Antologi Jawaban dari Tuhan (Dd Publishing:2020). Antologi Mengedukasi Negeri (Madani Kreatif: 2020) Guru Limited Edition ( Pustaka Literasi : 2021) Puisi 1000 penggiat Literasi judul Indonesia bangkit(Geliat gemilang abad i: 2021) Nak sungguh aku mencintaimu ( Little Soleil : 2021)

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Hari Raya Bahagia Tanpa Baju Baru: Memperkaya Makna Lebih dari Sekadar Penampilan

19 Maret 2024   07:25 Diperbarui: 19 Maret 2024   19:15 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap tahun, Umat muslim merayakan hari Raya Idul Fitri, yang ditandaidengan selesainya melaksanakan puasa ramadan tepatnya  tanggal 1 Syawal. Idul Fitri dalam bahasa Arab terdiri dari dua kata yaitu "id dan al-Fitr, Id berarti kembali dan al-fitr berarti berbuka  atau tidak lagi berpuasa.

menjelang Hari Raya, banyak dari kita merasakan kegembiraan dan keceriaan dalam menyambut momen yang istimewa ini. . Tradisi, kebersamaan, dan ketaatan spiritual menghiasi perayaan ini. Karena antusiasnya hingga identik dengan baju baru. Namun, seringkali di tengah euforia belanja baju baru dan persiapan lainnya, kita lupa pada esensi sejati dari Hari Raya.

Tidak ada aturan yang menetapkan bahwa seseorang harus memakai baju baru saat merayakan Hari Raya, baik itu Idul Fitri maupun Idul Adha. Penggunaan baju baru atau tidak pada Hari Raya lebih bersifat kebiasaan atau tradisi budaya yang berbeda-beda di setiap negara atau masyarakat.

Beberapa orang memilih untuk memakai baju baru saat Hari Raya sebagai bagian dari tradisi untuk menikmati awal dari momen yang spesial dan untuk merayakan kesuksesan menyelesaikan ibadah puasa (Idul Fitri) atau sebagai simbol kebersihan dan kehormatan saat merayakan Hari Raya Bagi sebagian orang, memakai baju baru juga dapat menjadi bentuk apresiasi terhadap momen istimewa tersebut dan memperindah penampilan saat berkumpul bersama keluarga dan kerabat.

Bukan rahasia lagi bahwa budaya konsumerisme telah menciptakan ekspektasi bahwa merayakan Hari Raya tanpa baju baru tidaklah lengkap. Namun, penting bagi kita untuk merenung, bahwa kebahagiaan sejati tidaklah tergantung pada barang-barang material. Inilah saatnya untuk menggali makna yang lebih dalam dari Hari Raya, bahkan tanpa baju baru.

Dengan demikian, apakah seseorang memilih untuk memakai baju baru atau tidak pada Hari Raya sepenuhnya merupakan pilihan pribadi. Yang terpenting adalah menjaga kebersihan, kesehatan, dan kesederhanaan dalam merayakan Hari Raya sambil tetap mengutamakan nilai-nilai spiritual dan sosial yang terkandung dalam ibadah tersebut.

Lantas bagaimana Islam memandang makna Hari Raya Idul Fitri sebagai hari kemenangan dalam melaksanakan ibadah puasa? berikut ulasannya:

1. Makna Spiritual

Idul Fitri mempunyai makna spiritual yang mendalam bagi umat Islam. Hari Raya ini akhir dari bulan suci Ramadan, di mana umat Islam berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam. Selama Ramadan, umat Islam berusaha untuk meningkatkan ibadah, menjauhi dosa, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Idul Fitri adalah momen untuk merayakan keberhasilan dalam menyelesaikan ibadah puasa dengan penuh kesabaran, ketekunan, dan keikhlasan.

Selain itu, Hari Raya Idul Fitri juga menjadi waktu yang penting untuk memperbaiki hubungan dengan Allah SWT dan memperkuat iman. Umat Islam memanfaatkan kesempatan ini untuk memohon ampun, bertaubat, dan memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih taat kepada-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun