Mohon tunggu...
Ifadatul Laili
Ifadatul Laili Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

MAHASISWA UIN MALANG

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dewasa karena Keadaan

28 April 2022   00:52 Diperbarui: 28 April 2022   01:02 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Namanya Andi, Andi Fauzan. Anak yang berusia kurang dari dua belas tahun itu telah didewasakan oleh keadaan. Keadaan dimana ia harus berjualan sebagai perkerjaannya agar dia, nenek, dan adik nya dapat merasakan sesuap nasi. Barang dagangannya pun cukup sederhana, hanya kripik singkong yang ia jual. 

Andi berjualan mulai pukul tujuh malam, dimana orang-orang mulai berkumpul disuatu angkringan untuk hanya sekedar bercengkrama sambil menikmati angina malam yang menyejukkan.

Malam itu Andi hanya membawa dua puluh bungkus kripik singkong yang akan ia jual, sisa kemarin katanya. Ia pun bercerita bahwa tiap ia membawa kripik singkong tersebut ia hanya mengambil keuntungan sebesar dua ribu rupiah saja tiap bungkusnya. Dan sayang nya kemarin malam dagangan yang ia bawa belum terjual satu pun, sehingga ia pulang tidak membawa uang sepeser pun.

Andi bercerita bahwa ia selama ini tinggal bersama nenek nya yang seorang penjual kue basah atau jajanan pasar dan dua orang adik nya yang masih kecil. 

Dia juga bercerita bahwa ibu nya sedang bekerja merantau di negeri orang dan ayahnya sudah tidak ada kabar sampai saat ini setelah adik nya yang terakhir lahir. Ia pun terpaksa ikut berjualan agar ia, nenek dan adiknya bisa memakan nasi hangat di hari esok. Ia juga tidak bisa mengandalkan kiriman uang tigabulan sekali dari ibunya.

Beruntungnya Andi dan adiknya masih bisa merasakan bangku sekolah. Andi sendiri saat ini duduk di kelas enam bangku sekolah dasar, sedagkan adiknya yang pertama berada di kelas empat sekolah dasar dan adiknya yang terakhir duduk di kelas satu sekolah dasar. Ia pun sempat bercerita seputar kesehariannya. 

Saat pagi hari sebelum adzan subuh berkumandang ia bangun dan ikut membantu neneknya untuk mempersiapan kue basah yang akan dijual  di pasar saat sudah terang.

Setelah ia selesai membantu neneknya untuk mempersiapkan barang dagangnya tak lama adzan subuh berkumandang, ia pun bergegas membangunkan adik-adiknya untuk melakukan sholat subuh berjamaah. 

Lepas setelah sholat subuh berjamaah dan neneknya sudah berangkat untuk berjualan di pasar, Andi pun mulai untuk mempersiapkan sarapan untuk ia dan adik-adiknya. Hanya nasi putih dan sayur saja yang ia masak karna hanya itu bahan yang ada di rumahnya. Begitu sederhana tetapi melihat adik-adik nya masih bisa merasakan nasi itu pun sudah menjadi hal yang membuatnya bahagia, ucap Andi.

Setelah ia mempersiapkan sarapan ia dan adik- adiknya pun menyantap masakan Andi tersebut bersama-sama. Selesai sarapan ia pun membantu adiknya yang tekhir untuk mempersiapkan kebutuhan untuk ke sekolah, karna kelas satu dan kelas empat jam pulang sekolah nya berbarengan maka Lia adiknya yang pertama dan Fitri adiknya yang terakhir pergi dan pulang bersama. 

Sedangkan untuk Andi siswa kelas enam mendapatkan jadwal untuk masuk siang. Sehingga setelah adik- adiknya pergi  ke sekolah ia pun menyempatkan untuk membaca buku pelajarannya setelah membereskan rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun