Mohon tunggu...
ifa alimah
ifa alimah Mohon Tunggu... Lainnya - Social Media Officer | Content Creator

Suka nulis apa aja mulai dari puisi, sajak, pantun, artikel sampai nulis konten social media

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mitos atau Fakta Psikologi Seseorang Dapat Memengaruhinya Saat Berkendara?

21 Agustus 2023   19:23 Diperbarui: 22 Agustus 2023   16:43 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Berkendara sudah menjadi hal yang sangat umum di Indonesia, banyak dari kita yang lebih memilih untuk membawa kendaraan pribadi seperti mobil atau motor dibanding menggunakan transportasi umum. Namun, tidak sedikit juga orang yang menggunakan kemampuan mengemudinya menjadi sumber mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sebagai driver ojek online, angkutan umum, supir Transjakarta hingga bus antar kota dan provinsi.

Saat kita membahas segala hal tentang mengemudi, yang mungkin terlintas di benak kita adalah kemampuan teknis, peraturan lalu lintas, dan kendaraan itu sendiri. Misalnya, sebelum mendapat izin untuk mengemudi secara sah menurut Pasal 18 (1) UU No. 14 Th 1992 tentang Lalu-lintas dan Angkutan Jalan, bahwa 'setiap pengemudi kendaraan bermotor di wilayah wajib memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM)'. 

Dalam perjalanan membuat SIM kita perlu belajar untuk mengendarai sebuah kendaraan dan memahami rambu-rambu lalu lintas untuk meningkatkan kemampuan yang nantinya akan diuji saat pembuatan SIM. Namun, tahukah kamu bahwa psikologi seseorang juga memiliki peran yang cukup penting dalam cara mengemudi? Ya, benar sekali! Mitos dan fakta seputar bagaimana psikologi dapat memengaruhi cara seseorang berkendara ternyata cukup menarik untuk dipecahkan. Mari kita telusuri bersama bagaimana aspek mental ini dapat berdampak pada keamanan di jalan raya.

Psikologi diambil dari kata physc yang artinya jiwa dan logos yang artinya ilmu pengetahuan.  Maka jika kedua kata tersebut digabungkan, psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa seseorang, mulai dari mengenali/mengamati gejala, proses hingga latar belakang seseorang. Melalui ilmu ini, kita bisa mengenali dan mempelajari jiwa seseorang seperti gejala atau tanggapan apa yang akan diberikan, jika mendapat stimulus tertentu. Ketika mengemudikan kendaraan, secara tidak langsung kita akan mendapat stimulus atau rangsangan yang bermacam-macam, mulai dari perasaan atau pikiran dalam diri yang bisa memecah konsentrasi, perintah rambu lalu lintas hingga kelakuan pengendara lain. Maka kesehatan jiwa seseorang merupakan hal yang penting dan perlu diperhatikan sebelum ia mendapatkan lisensi yang sah dan bebas berkendara di jalan untuk keselamatan dan keamanan bersama karena dapat memengaruhi keputusan yang diambil saat mengemudi. Yuk, kita bahas seputar mitos dan fakta yang ada di sekeliling kita!

Mitos atau Fakta: Suasana hati memengaruhi kualitas berkendara?

Fakta: Mood atau suasana hati seseorang sebenarnya dapat memengaruhi kualitas saat berkendara. Jika seseorang merasa marah, stres, atau cemas, kemampuan konsentrasi mereka dapat menurun, mengakibatkan waktu reaksi yang lebih lambat dan penilaian yang kurang tepat. Ini berarti mengemudi dalam keadaan emosi yang tidak stabil dapat meningkatkan risiko kecelakaan. Sebaliknya, jika seseorang dalam suasana hati yang stabil, pikiran akan lebih fokus dan cenderung mengambil keputusan tanpa tergesa ketika  mendapakan berbagai macam stimulus di jalanan.

Mitos atau Fakta: Multitasking saat berkendara jadi lebih efisien?

Mitos: Sebagian orang percaya bahwa mereka bisa melakukan berbagai hal saat mengemudi, seperti makan, mengobrol, membalas chat, dan mengangkat telepon. Namun, fakta menunjukkan bahwa multitasking dalam berkendara dapat menyebabkan gangguan dan mengurangi kewaspadaan. Fokus penuh pada jalan dan lingkungan sekitar yang menjadi kunci untuk menghindari bahaya harus terbagi dengan fokus untuk mengerjakan hal yang lain.

Mitos atau Fakta: Kesabaran bukan hal penting saat berkendara?

Mitos: Sebagian orang berpikir bahwa kesabaran bukanlah kunci dalam menghadapi lalu lintas yang padat. Namun, kecerdasan emosional seseorang untuk mengkontrol dirinya bisa dilihat dari kesabaran yang ia tujukkan. Memiliki kesabaran dalam berkendara dapat membantu mengurangi stres, mencegah pengambilan keputusan impulsif, menghindari risiko kecelakaan hingga resiko bertengkar dijalanan antar sesama pengemudi. Dengan rasa sabar kita bisa mengingatkan diri sendiri bahwa semua orang sedang dalam perjalanan dan kita harus saling memberikan ruang adalah langkah bijak.

Pertanyaan selanjutnya, dimana tes psikotes bisa dilakukan? Nah, ada tips nih buat kamu biar bisa tes psikotes dari mana aja dan kapan aja. Kemudahan tersebut bisa kamu dapatkan melalui aplikasi Mentalku. Aplikasi ini telah bekerjasama dengan Satuan Penyelenggara Administrasi SIM (Satpas), SIM Keliling (SIMLING) di berbagai daerah/wilayah (Satpas Colombo Surabaya, Simling Ramayan Krian Sidoarjo, Simling Giant Waru Sidoarjo, Simling Polresta Sidoarjo, Simling Lippo Plaza Sidoarjo, Simling Surabaya Praxis, Simling Kota Bangkalan, Simling Surabaya Jatim Expo) dan juga telah bekerjasama dengan Korps Lalu Lintas. Di dalamnya tidak hanya menyediakan tes psikotes untuk mengukur keterampilan mengemudi, tetapi juga memberikan informasi seputar kesehatan mental. Caranya cukup download aplikasi Mentalku di google play atau app store secara gratis. Menariknya ketika kamu pakai aplikasi Mentalku, tes psikotes dilakukan langsung melalui aplikasi, dan jika kamu tidak lulus pada tes pertama, kamu memiliki 3x kesempatan untuk mengulang tes tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun