Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru dan Budaya Apresiatif

5 Februari 2015   21:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:46 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

“Great, well done, luar biasa…” ucap seorang guru yang memberikan pujian atas presentasi seorang peserta didiknya yang menurutnya sangat baik. Pujian tersebut kemudian diikuti oleh tepuk tangan dari teman-temannya. Rona wajah dan senyum peserta didik yang mendapat pujian tersebut terlihat sangat bangga dan bahagia. Sambil mengucap terima kasih, seolah dia menyampaikan pesan bahwa dia akan akan berbuat lebih baik lagi pada presentasi yang akan datang.

Dari cerita di atas, tampak bahwa apresiasi yang diberikan guru terhadap prestasi didik mampu menjadi motivasi dan pelecut baginya untuk melakukan sebuah pekerjaan semakin baik lagi. Guru yang baik tentunya akan memberikan penghargaan, pujian, atau apresiasi terhadap sekecil apapun prestasi peserta didik. Bentuknya bisa dalam bentuk materil maupun immateril. Bentuk materil, misalnya dengan memberikan hadiah kecil seperti permen bagi peserta didik yang berhasil menjawab pertanyaan atau berhasil mengerjakan tugas dengan baik. Bentuk immateril, misalnya pujian dengan kata “bagus, luar biasa, mantap, ok”, dan sebagainya. Ekspresi wajah dan bahasa tubuh guru yang menyenangkan seperti tepuk tangan atau mengacungkan jempol kepada yang berprestasi, atau menjadikannya sebagai contoh bagi teman-temannya.

Ketika ada peserta didik yang berhasil melakukan sebuah tugas, alangkah baiknya juga ada semacam perayaan bersama terhadap keberhasilan tersebut, seperti guru dan peserta didik bernyanyi bersama sambil bertepuk tangan, mengucapkan yel-yel, dan sebagainya. Hal ini sebagai bentuk penghargaan terhadap prestasi yang dicapai, dan rasa ikut bergembira terhadap tercapainya prestasi tersebut.

Pujian guru terhadap peserta didik yang berprestasi bukan hanya memotivasi mereka, tetapi juga bisa menjadi efek domino, mampu memotivasi teman-temannya untuk berprestasi juga. Dengan demikian, apresiasi yang diberikan guru akan berdampak positif terhadap peningkatan semangat belajar dan prestasi belajar peserta didik. Oleh karena itu, guru jangan pelit untuk memberikan pujian atau apresiasi terhadap sekecil apapun prestasi peserta didik.

Guru yang suka memuji peserta didik pasti akan disenangi dan dikenang peserta didik. Ketika gurunya disenangi, maka peserta didik pun akan senang terhadap pelajaran yang disampaikan. Materi yang dirasa sulit pun akan terasa mudah. Dan kehadirannya akan selalu dinantikan.

Sebaliknya, guru yang pelit memuji peserta didik, akan kurang disukai bahkan ditakuti oleh peserta didik, akan berdampak kepada situasi pembelajaran yang kurang menyenangkan, kaku, dan peserta didik tidak mau terlibat aktif pada proses pembelajaran. Kehadirannya di dalam kelas bukan dinantikan, tetapi justru menciptakan ketidaknyamanan. Bahkan peserta didik merasa senang kalau guru tersebut berhalangan hadir.

Pujian adalah suatu hal yang sederhana tetapi berdampak besar. Pujian mampu meningkatkan semangat peserta didik. Pujian adalah obat untuk membangkitkan mental belajar yang turun. Pujian menciptakan hubungan yang harmonis antara guru dengan peserta didik.

Walau demikian, pujian yang berlebihan, juga akan berdampak kurang baik. berpotensi membuat peserta didik menjadi sombong dan lupa diri. Untuk bisa sukses, seseorang bukan hanya butuh pujian, tetapi juga butuh kritik yang membangun. Oleh karena itu, pujian yang guru terhadap prestasi peserta didik perlu disampaikan secara proporsional. Kalau ada kekurangan, perlu diberikan nasihat. Jangan menjadikannya sebagai anak emas di kelas karena akan menjadi kecemburuan bagi teman-temannya.

Budaya apresiasi harus dikembangkan sebagai sebuah tradisi positif. Budaya apresiasi juga termasuk salah satu perilaku terpuji yang perlu dimiliki oleh seseorang. Dalam Kompas, 23 September 2014, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh mengatakan bahwa salah satu syarat seseorang memberikan apresiasi terhadap prestasi orang lain adalah dia harus juga berprestasi atau mengalami beratnya proses mencapai prestasi tersebut. Oleh karena itu, hanya orang yang memahami arti sebuah sebuah prestasi yang dapat menampilkan budaya apresiatif terhadap prestasi orang lain.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun