Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Menyusun Bahan Ajar Pembelajaran Mendalam; Dari Orientasi Berbasis Konten Menjadi Berbasis Aktivitas Murid

23 September 2025   06:52 Diperbarui: 23 September 2025   06:52 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dengan prinsip-prinsip ini, pengalaman belajar yang diharapkan dari pembelajaran mendalam adalah:

  • Murid mengalami proses belajar yang menggembirakan dan penuh makna.
  • Murid mampu menghubungkan konsep pelajaran dengan kehidupan nyata.
  • Murid terlatih untuk berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif.
  • Murid belajar untuk bertanggung jawab, mandiri, dan memiliki sikap positif.

Perlunya Bahan Ajar yang Mendukung Deep Learning

Salah satu tantangan guru dalam menerapkan pembelajaran mendalam adalah ketersediaan bahan ajar. Banyak bahan ajar di sekolah masih bersifat content based, yakni menekankan isi materi yang harus dikuasai murid. Bahan ajar seperti ini biasanya berbentuk buku teks, modul, atau presentasi PowerPoint yang sarat dengan definisi, teori, dan penjelasan konsep.

Tentu bahan ajar berbasis konten tetap penting, sebab ia menjadi dasar pengetahuan yang harus dipahami. Namun, bila hanya berhenti di situ, pembelajaran cenderung menjadi teacher-centered. Murid akan sibuk mencatat, mendengar, atau menghafal, tanpa banyak kesempatan untuk bereksplorasi, berdiskusi, atau mempraktikkan. Akibatnya, pemahaman murid sering dangkal dan mudah hilang setelah ujian selesai.

Untuk itu, guru perlu menyusun bahan ajar yang bersifat activity based, yaitu bahan ajar yang menekankan aktivitas murid dalam proses belajar. Bentuknya bisa berupa LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik), panduan eksperimen, proyek, simulasi, studi kasus, atau permainan edukatif. Dengan activity based, murid bukan hanya tahu apa, tetapi juga berlatih bagaimana dan mengapa.

Contoh sederhana misalnya pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila. Jika dengan content based murid hanya diminta menjelaskan pengertian gotong royong, maka dengan activity based murid diajak mengamati kegiatan kerja bakti di sekolah, mendiskusikan kaitannya dengan nilai Pancasila, lalu merefleksikan pengalaman pribadi. Dengan begitu, nilai gotong royong tidak sekadar dipahami, tetapi juga dialami dan diinternalisasi.

Dari Content Based ke Activity Based

Pergeseran dari content based ke activity based bukan berarti meninggalkan konten sama sekali. Konten tetap diperlukan sebagai fondasi, namun ia menjadi bahan mentah yang harus diolah melalui aktivitas bermakna. Guru tetap harus memastikan murid menguasai konsep, tetapi konsep itu dihidupkan melalui pengalaman belajar aktif.

Mari kita lihat ilustrasi sederhana:

  • Content based (IPA -- Ekosistem): murid membaca definisi ekosistem, komponen biotik--abiotik, dan rantai makanan.
  • Activity based (IPA -- Ekosistem): murid diajak mengamati halaman sekolah, mencatat komponen biotik--abiotik, membuat rantai makanan sederhana, lalu mendiskusikan dampak jika salah satu komponen hilang.

Perbedaan ini menunjukkan bahwa activity based tidak hanya mengajarkan apa itu ekosistem, tetapi juga melatih murid menganalisis ekosistem nyata di sekitarnya.

Teknik Menyusun Bahan Ajar Berbasis Aktivitas Murid

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun