Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merdeka Menulis untuk Mendukung Merdeka Belajar

29 Juni 2021   16:56 Diperbarui: 29 Juni 2021   17:24 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam konteks literasi, pendidik dan tenaga kependidikan yang mampu dan rajin menulis ikut andil dalam membangun budaya literasi. Sebuah karya tulis yang dihasilkan adalah bukti nyata dari sebuah proses pembangunan literasi di sekolah. Literasi bukan hanya sekadar jargon yang secara berapi-api disampaikan saat launching program atau slogan-slogan pada spanduk yang menempel pada dinding sekolah. Literasi harus disertai dengan aksi dimana salah satunya adalah dengan menghasilkan karya dalam bentuk tulisan atau bentuk lainnya.

Di sebuah sekolah saya mengamati bahwa mulai dari kepala sekolah, guru, tenaga administrasi, sampai satpamnya menulis. Tentunya gaya dan bobot tulisannya disesuaikan dengan kemampuan mereka. Intinya, di sekolah tersebut dibudayakan tradisi menulis. Bebas mau menulis apa saja. Ada yang menulis artikel, cerpen, puisi, atau hanya menulis pengalaman pribadi. Apapun jenis tulisannya, yang penting bermanfaat dan tidak mengandung unsur SARA. Kepala sekolah menjadi penggerak utama tradisi menulis di sekolah tersebut. Dia memberikan contoh mau menulis juga sehingga ajakannya lebih bertaji terhadap pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah.Tulisan-tulisan mereka sering menghiasi sebuah laman media online.

Merdeka menulis harus diawali dengan keberanian dan kemauan untuk menulis. Menulis dengan tanpa beban. Prosesnya dinikmati hingga berhasil menghasilkan sebuah karya. Mutu tulisan? Soal mutu tulisan akan terus meningkat seiring banyaknya jam terbang saat menulis. Kritik terhadap tulisan kita? Kritik pasti ada. Tidak ada karya yang sempurna. Pasti ada saja kekurangannya. Seorang penulis perlu mengucapkan terima kasih kepada yang memberikan kritik terhadap tulisannya karena dia mau membaca dengan detil tulisan sang penulis dan menemukan kesalahannya. Anggap saja pengkritik itu adalah editor gratis terhadap sebuah tulisan. Adapun kritik itu mau ditindaklanjuti atau tidak sepenuhnya terserah kepada sang penulis.

Merdeka menulis untuk mendukung merdeka belajar di satuan pendidikan akan berkontribusi dalam peningkatan mutu pendidikan karena menulis bukanlah aktivitas yang berdiri sendiri. Ada aktivitas membaca yang harus dilakukan sebelum menulis. Mau menulis apa kalau dia tidak membaca? Maksud membaca di sini bukan hanya membaca dalam konteks tekstual seperti membaca buku, koran, atau majalah, tetapi dalam konteks yang bersifat kontekstual seperti membaca kondisi lingkungan, membaca situasi, membaca karakter seseorang, dan sebagainya sehingga hasil bacaan tersebut sebagai bekal dia untuk menulis secara merdeka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun