Penguatan literasi kebangsaan bagi peserta didik di sekolah dapat dilakukan dilakukan melalui berbagai kegiatan, seperti proses pembelajaran yang merupakan core business-nya sekolah, upacara bendera, Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN), kegiatan ekstrakurikuler, pameran atau lomba yang bertema kebangsaan atau Pancasila, pentas seni dan budaya, acara bakti sosial, silaturahim ke sekolah lain, dan sebagainya.
Dalam proses pembelajaran, para peserta didik harus dibawa ke dunia nyata dan kontekstual agar mereka bisa mengamati, merasakan, dan mengalami sendiri bagaimana hidup sebagai sebuah bangsa yang majemuk sehingga akan tumbuh sikap saling menghargai, saling menghormati, membangun budaya toleransi mulai dari antarteman dalam satu kelas kemudian antarteman dalam satu lingkungan sekolah. Hal ini menjadi modal bagi mereka untuk mengembangkan nilai-nilai yang baik tersebut dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas.
Terjadinya kasus perundungan (bullying), tindakan kekerasan, sikap diskriminatif, dan tindakan intoleran di sekolah adalah satu bukti bahwa literasi kebangsaan masih belum dipahami dan belum terinternalisasi dengan baik ke dalam jiwa peserta didik. Penyebabnya mungkin karena penguatan literasi kebangsaan melalui berbagai program sekolah belum secara optimal dilaksanakan. Oleh karena, sekolah harus memperkenalkan literasi kebangsaan kepada para peserta didik agar mereka benar-benar memiliki suasana kebatinan sebagai sebuah bangsa yang harmoni dalam keberagaman. Dengan demikian, maka karakter profil pelajar Pancasila akan lahir dan menjadi aset untuk membangun bangsa di  masa yang akan datang. Wallaahu a'lam.
MEWUJUDKAN PROFIL PELAJAR PANCASILAIS MELALUI PENGUATAN LITERASI KEBANGSAAN
Oleh: IDRIS APANDI
(Penulis Buku Kajian Pancasila Kontemporer)Â