Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Puasa Tahun Kedua bersama Corona

14 April 2021   16:11 Diperbarui: 14 April 2021   16:16 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

PUASA TAHUN KEDUA BERSAMA CORONA

Oleh: IDRIS APANDI

(Penulis Buku Membaca Ayat-ayat Corona)

 

Puasa ramadan tahun 2021 M atau 1422 M adalah ramadan tahun kedua negara-negara di dunia termasuk Indonesia dilanda pandemi Virus Corona atau Covid-19 sejak 2020. Kasus Covid-19 di beberapa daerah angkanya tetap tinggi dan belum menurun. Ramadan tahun ini, pemerintah tetap memberlakukan aturan yang ketat terkait dengan pembatasan sosial dan pembatasan aktivitas masyarakat selama bulan ramadan. Acara buka atau sahur bersama di masjid-masjid masih belum dibolehkan. 

Begitu pun yang dilaksanakan di restoran-restoran atau acara sahur on the road  yang suka dilaksanakan oleh sebagian masyarakat masih dilarang. Shalat tarawih sudah dibolehkan, tetapi harus tetap memperhatikan protokol kesehatan dan jaga jarak. 

Mudik pun masih dilarang mengingat potensi risiko peningkatan kasus Covid-19 pascalibur panjang. Jangan sampai vaksinasi yang saat sedang dilakukan oleh pemerintah tidak berhasil gara-gara tidak terkendalinya arus pemudik dari kota ke desa.

Adanya kebijakan pelarangan mudik, muncul kecenderungan para perantau pulang kampung pada awal puasa, lalu mereka kembali lagi ke kota. Hal ini bisa dilihat dari padatnya kendaraan di jalan tol dan jalan-jalan protokol. Tempat wisata tetap penuh seolah pandemi sudah berakhir. Mungkin karena warga masyarakat sudah merasa terbiasa dengan pandemi atau sudah "berdamai" dengan pandemi.

Pada sore hari jelang puasa, di jalan-jalan dan tempat keramaian, warga tampak ngabuburit dan ramai mencari takjil untuk buka puasa. Hashtag #dirumahsaja sudah tidak lagi membendung keinginan warga untuk ngabuburit dan mencari takjil buka puasa. Saat kondisi seperti itu, protokol kesehatan sudah diabaikan. Mereka berdesak-desakkan dan berkerumun di depan toko atau gerobak-gerobak pedagang takjil.

Kondisi pandemi tentunya masih membuat sebagian masyarakat khawatir karena kita masih berhadapan dengan wabah yang tidak kasat mata. Stasiun dan bandara masih memberlakukan tes swab antigen atau PCR bagi para calon penumpangnya. Peserta kegiatan yang dilakukan di hotel-hotel atau studio disertai penyemprotan desinfektan dan pesertanya harus dites swab antigen.

Kondisi ekonomi belum benar-benar pulih. Banyak masyarakat yang saat ini terkena PHK atau dirumahkan belum mendapatkan pekerjaan lagi. Ada diantaranya yang banting setir berdagang, tapi tidak semuanya bisa berhasil karena tidak setiap orang punya modal, mental, atau jiwa menjadi pedagang. Walau demikian, mereka tetap mencoba untuk bertahan sesuai dengan kemampuan mereka. Intinya, apapun pekerjaannya yang penting halal dan dapur tetap ngebul.

Beberapa daerah telah melakukan uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) seiring dengan vaksinasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah dimana pendidik dan tenaga kependidikan menjadi salah satu yang diprioritaskan mendapatkan vaksin. Pada tahun ajaran baru diharapkan semua sekolah telah siap melaksanakan PTM agar mutu pembelajaran tidak semakin menurun karena salah satu dampak terlalu lama Belajar dari Rumah (BDR) adalah menurunnya kualitas pembelajaran (learning loss).

Menurut saya, walau masih ada pembatasan untuk melaksanakan ibadah di masjid dan pembatasan berbagai acara yang mengundang keramaian di bulan ramadan, hal tersebut tidak perlu dan tidak akan mengurangi semangat umat Islam dalam melaksanakan ibadah puasa atau ibadah lainnya di bulan ramadan, karena puasa ramadan adalah sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan dalam kondisi apapun bagi umat Islam yang mampu melaksanakannya.

Kekhusyuan dan kekhidmatan dalam melaksanakan ibadah puasa tetap harus dipertahankan bahkan harus ditingkatkan, karena saat ini bangsa kita sedang terkena musibah. Bukan hanya Covid-19, tetapi musibah-musibah lainnya seperti banjir, longsor, dan sebagainya. Pandemi juga semoga tidak semoga tidak mengurangi semangat umat Islam untuk bisa saling membantu dan berbagi kepada saudara-saudaranya. Justru pada bulan yang penuh berkah ini harus menjadi momentum untuk meningkatkan sedekah.

Puasa di tengah pandemi juga semoga tidak menjadi penghalang terhadap produktivitas kerja. Aktivitas kerja masih ada yang dilakukan di rumah (work from home) dan ada pula yang bekerja di kantor (work from office). Saat ini sudah ada instansi yang mencoba untuk meningkatkan jumlah pegawai yang bekerja di kantor dengan pertimbangan pegawai mereka sudah divaksin. Walau demikian, protokol kesehatan tetap harus dijaga karea vaksin bukan untuk mencegah Covid-19, tetapi hanya untuk meningkatkan kekebalan tubuh saja.

Puasa tahun kedua bersama Corona semoga sekaligus menjadi ramadan terakhir bersamanya. Dengan kata lain, pandemi ini segera berakhir dan kehidupan bisa berjalan normal kembali. Mari jadikan momentum bulan ramadan ini untuk berdoa kepada Allah SWT agar pandemi segera hilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun