MENYOAL BUKU BUNGA RAMPAI
Oleh: IDRIS APANDI
(Penulis Artikel dan Buku)
Salah satu jenis buku yang dikenal dalam dunia perbukuan adalah buku bunga rampai. Buku bunga rampai adalah buku yang berisi tulisan yang membahas tema yang sama dilihat dari beberapa sudut pandang. Misalnya buku yang bertema pendidikan dilihat dari sudut pandang seperti masalah manajerial, kurikulum, mutu pendidik dan tenaga kependidikan, mutu sarana-prasana, pembiayaan pendidikan, dan sebagainya. Oleh karena itu, buku bunga rampai ibarat pelangi, berwarna-warni dan saling melengkapi.
Buku bunga rampai ditulis oleh seorang atau beberapa orang penulis. Misalnya, seorang penulis yang berlatar belakang pendidikan atau berprofesi dalam bidang pendidikan sangat mungkin untuk bisa menulis artikel terkait masalah pendidikan dari beberapa sudut pandang, walau mungkin pembahasannya tidak terlalu mendalam. Dia mengumpulkan sekian banyak tulisan yang bertema sama dan dihimpun menjadi sebuah buku bunga rampai. Â Begitu pula ada sekian banyak ahli pendidikan atau orang yang berprofesi pada bidang pendidikan mengumpulkan karya tulisnya (biasanya ada yang bertindak sebagai koordinator) menjadi sebuah buku bunga rampai pendidikan. Khusus untuk bunga rampai yang ditulis oleh seorang penulis, ada ahli yang berpendapat bahwa sekian banyak artikel dari seorang penulis yang dihimpun menjadi satu buku tidak disebut sebagai bunga rampai, tapi sebuah buku kumpulan atau koleksi tulisan terpilih.
Buku bunga rampai termasuk jenis buku ilmiah populer. Buku tersebut bisa menjadi bacaan pelengkap buku-buku ajar atau buku teks bagi pelajar atau mahasiswa. Selain itu, buku tersebut bisa pula dibaca untuk masyarakat umum. Tujuan dari dibuatnya buku bunga rampai ada beberapa macam, seperti: (1) untuk mendokumentasikan ide atau gagasan penulis, (2) dibuat untuk memanfaatkan momen tertentu, misalnya bunga rampai yang dibuat untuk menyambut peringatan Hari Pendidikan Nasional, dan (3) membantu penulis yang belum mampu menulis buku secara solo, sehingga tulisannya digabung dengan tulisan dari penulis yang lainnya.
Ada pihak yang beranggapan bahwa buku bunga rampai tingkat keilmiahannya diragukan karena isinya berupa opini atau essai. Padahal opini atau essai juga tidak sembarang ditulis. Si penulis harus menuliskannya secara logis bahkan disertai dengan data atau fakta pendukung. Tidak asal menulis.
Tulisan-tulisan pada buku bunga disajikan secara singkat, padat, dan jelas serta menggunakan baya bahasa yang ringan dan relatif bisa dipahami oleh pembaca yang heterogen. Kalau pun mengutip teori atau pendapat ahli dari sumber bacaan tertentu, jumlahnya sangat sedikit atau seperlunya. Menurut saya, porsinya antara 10-15% dari total tulisan. Tulisannya lebih banyak berisi ide, gagasan, atau opini penulis terhadap masalah tertentu. Misalnya, seorang penulis menulis tentang Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di masa pandemi Covid-19. Dia tidak banyak membahas PJJ dari sisi konsep, tetapi menyikapi dinamika PJJ pada masa pandemi Covid-19 secara kontekstual dengan tetap mengacu kepada teori-teori yang ada.
Ada pihak yang beranggapan bahwa buku bunga rampai kurang keren karena isinya hanya tulisan-tulisan yang tidak membahas suatu permasalahan secara mendalam. Jika ada yang beranggapan seperti itu, menurut saya, orang tersebut belum pernah menulis buku bunga rampai, sehingga belum merasakan "suasana kebatinan" menulis artikel untuk buku bunga rampai.
Seorang ahli yang menulis artikel untuk buku bunga rampai tidak bisa secara mendalam atau detil dalam membahas sebuah topik tertentu karena dibatasi oleh jumlah kata atau jumlah halaman, misalnya maksimal 1000 kata atau maksimal 5 halaman, sehingga dia tidak leluasa dalam membahasnya. Seorang penulis buku bunga rampai, apalagi menulis pada buku bunga rampai yang jumlah penulisnya banyak harus "berbagi halaman" dengan penulis yang lainnya.
Buku bunga rampai yang isinya adalah kumpulan tulisan seorang penulis biasanya lebih mudah disusun karena kualitas tulisan dan gaya tulisannya relatif sama, sedangkan buku bunga rampai yang isinya adalah tulisan-tulisan dari sekian banyak penulis, biasanya kualitasnya lebih variatif karena dipengaruhi oleh wawasan, kemampuan menulis, dan gaya menulis yang beragam. Oleh karena itu, dalam penulisan buku bunga rampai diperlukan editor yang minimal bisa memeriksa, mengoreksi, dan memberikan saran untuk perbaikan sebuah tulisan agar kualitas setiap tulisannya tidak terlalu jomplang. Editor pun bisa menentukan susunan tulisan agar pembahasannya runtut dari satu tulisan ke tulisan berikutnya.