Mohon tunggu...
Idris
Idris Mohon Tunggu... Guru - Hidup disayang mati dikenang

Sang Penembus Kabut

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

HRS Sumbang Klaster Baru Sebanyak 57 Orang di Jakarta

7 Desember 2020   19:08 Diperbarui: 7 Desember 2020   19:23 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabar kasus corona di Jakarta mengalami kenaikan hingga mencapai 140.238 kasus. Angka kenaikan tersebut termasuk angka kumulatif dari kasus yang sembuh sebanyak 127.042, kasus yang meninggal dunia 2.732, dan kasus yang aktif saat Kamis, 3 November 2020 kemarin, tercatat sebanyak 10.464 kasus.

Kenaikan kasus yang terjadi, terhitung dari 27 November 1.436 kasus, 28 November 1.370 kasus, 29 November: 1.431 kasus, 30 November 1.099 kasus, 1 Desember 1.058 kasus, 2 Desember 1.166 kasus, dan 3 Desember, 1.153 kasus.

Sebetulnya, jika merujuk pada catatan harian kemenkes pada Kamis, 3 November 2020, kasus aktif 1.153 menunjukan penurunan dibanding dengan Rabu lalu, mencapai 1.166 kasus.

Dilihat dari data di atas meski pernah mengalami penurunan kasus di beberapa harinya, namun jelas data kasus tersebut lebih dominan menunjukan bahwa kasus corona mengalami kenaikan yang signifikan.

Kenaikan demi kenaikan kasus, kini terus dialami Jakarta. Hingga tak sadar membuat Jakarta menjadi sorotan utama, seoalah Jakarta kota yang paling buruk dalam menangani masalah penyebaran virus corona atau covid19.

Hemat penulis pada kasus ini, jika seadainya penyebab kenaikan kasus dianalisa, mungkin akan ada beberapa penyebab yang akan ditemukan. Contoh misalnya, penyebab utamanya diberlakukannya masa PSBB transisi oleh pemerintah DKI Jakarta, kurangnya fasilitas kesehatan yang masyarakat dapatkan, dan adanya masyarakat yang sengaja abai pada  protokol kesehatan yang telah diberlakukan.

Dari beberapa contoh analisa penulis di atas, penulis akan fokus pada adanya masyarakat yang sengaja abai pada protokel kesehatan yang telah diberlakukan. Kenapa demikian? Sila penulis jelaskan sejenak!

Alasan dasar penulis mengambil contoh, adanya masyarakat yang sengaja abai pada protokel kesehatan yang telah diberlakukan. Berdasarkan hasil analisa dari pengamatan isu yang ramai diperbincangkan oleh publik, baik di media nasional mau pun media sosial.

Maka logis saja jika penulis menganggap kenaikan kasus covid19 di Jakarta juga salah satunya dipengaruhi oleh kesengajaan masyarakat yang melakukan pelanggaran protokol kesehatan.

Hanya saja mungkin pembaca masih ada yang bertanya, siapakah segelintiran masyarakat yang tidak patuh pada peraturan dan bahkan sengaja melakukan pelanggaran secara terang-terangan, hingga mengakibatkan adanya warga  yang terkonfirmasi positif virus corona (covid19) di Jakarta?

Baiklah, penulis coba sebut saja salah satu dari mereka ialah pria yang akrab dipanggil Imam Besar Habib Rizieq Sihab (IB-HRS).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun