Mohon tunggu...
Rial Roja
Rial Roja Mohon Tunggu... Digital Marketing/Content Writer

Mari berbagi cerita dan inspirasi!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menciptakan Peluang Sendiri: Solusi saat Dunia Kerja Menyempit

9 Mei 2025   13:35 Diperbarui: 9 Mei 2025   13:35 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, mencari pekerjaan terasa seperti lari maraton dengan jutaan peserta tetapi hanya satu garis finis. Lowongan kerja semakin sedikit, persyaratan semakin kompleks, dan persaingan semakin ketat. Bahkan lulusan terbaik pun terkadang menganggur, bukan karena kurangnya kemampuan, tetapi karena sistem tidak siap menampung semua potensi yang ada.

Fenomena ini tidak terbatas pada satu negara saja; pasar kerja memang semakin ketat secara global. Otomatisasi, digitalisasi, dan efisiensi telah menggantikan banyak peran yang dulunya dipegang manusia dengan sistem. Dunia berubah dengan cepat, tetapi sistem kerja sering kali berpegang pada pola yang sudah ketinggalan zaman. Dalam situasi seperti itu, satu hal yang dapat kita lakukan adalah tidak hanya menunggu, tetapi mulai menciptakan peluang kita sendiri.

Ketika Pintu Tertutup, Buatlah Jendela Sendiri

Kita hidup di masa di mana siapa pun dapat menciptakan sesuatu dari nol. Teknologi telah membuat segalanya menjadi mungkin: Anda dapat berjualan dari rumah, membuat konten dari kamar tidur, atau membangun merek dari akun media sosial pribadi Anda. Yang Anda butuhkan bukanlah gedung tinggi atau modal jutaan, tetapi ide, keberanian, dan konsistensi.

Seiring ketatnya pasar kerja, kita tidak dapat terus menunggu perusahaan untuk menemukan kita. Terkadang, kita perlu menemukan diri kita sendiri melalui metode yang tidak selalu diajarkan di sekolah. Baik Anda pandai mengilustrasikan, suka memasak, atau memiliki bakat menulis, semua ini dapat membuka peluang baru yang mungkin tidak dipertimbangkan oleh para profesional SDM.

Meredefinisi Arti "Kerja" di Era Baru

Di masa lalu, bekerja identik dengan kantor, gaji bulanan, dan bos. Namun, definisinya telah berkembang. Saat ini, bekerja dapat berarti membuat podcast yang menarik sponsor, bekerja lepas berdasarkan proyek, atau menjual kreasi digital secara global melalui platform daring. Bekerja tidak lagi harus menjadi pekerjaan tetap bekerja dapat menjadi ekosistem produktif yang dibangun oleh individu itu sendiri.

Kita melihat banyak anak muda yang mungkin tidak memiliki pekerjaan formal tetapi masih mampu menghidupi diri mereka sendiri melalui usaha kreatif mereka. Mereka tidak menganggur; mereka adalah pencipta peluang yang menolak untuk menyesuaikan diri dengan sistem lama. Ini bukan sekadar mimpi; ini adalah kenyataan yang semakin umum.

Kreativitas Sebagai Mata Uang Baru

Di tengah lesunya pasar kerja, satu hal yang semakin berharga adalah kreativitas. Ini bukan hanya tentang kemampuan menggambar atau bermain musik; ini tentang memiliki pola pikir yang fleksibel dan out-of-the-box yang beradaptasi dengan perubahan.

Mereka yang dapat melihat peluang selama krisis atau mengubah ide-ide biasa menjadi luar biasa memiliki keuntungan yang signifikan dalam bertahan hidup. Faktanya, kreativitas dapat bernilai jauh lebih dari sekadar ijazah. Ini telah menjadi mata uang baru, dan siapa pun dapat 'menambangnya' melalui eksplorasi dan keberanian untuk mencoba hal-hal baru. Bagian terbaiknya adalah kreativitas dapat dipupuk.

Dengan mengembangkan kebiasaan seperti membaca, mengerjakan proyek-proyek kecil, atau terlibat dengan komunitas yang beragam, individu dapat terus memperkaya ide-ide mereka dan memperluas perspektif mereka. Meskipun pasar kerja mungkin semakin ketat, dunia ide akan selalu memiliki banyak ruang.

Mental Pengusaha, Bukan Sekadar Pekerja

Kalau dulu orang diajarkan untuk jadi pekerja yang baik, sekarang tantangannya lebih besar: jadilah pemilik peluang. Bukan berarti semua orang harus bikin startup atau bisnis besar. Tapi, punya pola pikir bahwa kita bisa membuat sesuatu sendiri --- entah itu jasa, produk, atau karya adalah kunci bertahan dalam dunia yang tak lagi stabil.

Mental pengusaha ini bukan soal untung rugi semata, tapi soal cara menghadapi hidup dengan sikap proaktif. Orang dengan pola pikir ini tidak hanya menunggu pintu dibukakan, tapi tahu kapan harus menciptakan pintu baru --- bahkan kalau perlu, menjebol temboknya sekalian.

Kesimpulan: Waktunya Menjadi Arsitek Kesempatan

Dunia kerja memang sedang tidak baik-baik saja. Tapi justru di tengah kerapuhan ini, muncul peluang bagi mereka yang berani melihat ke luar zona nyaman. Menciptakan peluang sendiri bukan hal yang mustahil. Kita tidak sedang kehilangan arah, kita hanya perlu membuat arah sendiri.

Menjadi kreatif, berpikir mandiri, dan memanfaatkan teknologi adalah senjata utama. Kita tidak perlu menunggu sistem berubah dulu baru bergerak. Justru dengan bergerak lebih dulu, kita bisa jadi bagian dari perubahan itu sendiri.

Jadi, saat dunia kerja terasa sempit, jangan diam di tempat. Bangun jembatanmu sendiri, ciptakan peluangmu sendiri. Karena di zaman ini, yang berani bertindak adalah mereka yang akan bertahan dan bahkan menang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun