Mohon tunggu...
Idha Nurtoyibah
Idha Nurtoyibah Mohon Tunggu... Freelancer - Darussalam University

International Relations

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sistem Politik dan Pemerintahan pada Masa Dinasti Muawiyyah dan Abasiyyah

22 Oktober 2019   12:04 Diperbarui: 28 Oktober 2019   22:07 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wafatnya Ali bin Abi Thalib yang artinya mengakhiri pemerintahan masa khulafaurrasyiddin menjadi jembatan bagi Mu'awiyah untuk mencapai keputusan dan menjadikan Mu'awiyah sebagai penguasa yang paling kuat di wilayah kekuasaan Islam. Pendiri bani Umayyah adalah Mu'awiyah. 

Dinasti Umayyah I ini berkuasa dan pemerintahannya di Damaskus, dan bani Umayyah ini berkuasa selama 91 tahun dengan 14 orang khalifah. Dalam penulisan ini ada masa permulaan Bani Umayyah, Masa kejayaan Bani Umayyah, dan masa keruntuhan Bani Umayyah. Masa permulaan Ini di mulai dari masa:

  • Mu'awiyah I (661-680 M), Sistem pemerintahan yang dipakai Mu'awiyah I adalah sistem monarki dan bukan lagi demokrasi. Pada masa mu'awiyah ini muncul dewan urusan pos yang dinamakaan al-barid. Dewan al-barid ini dapat mengumumkan kejadian penting dengan kilat dan cepat. Masa pemerintaha kekhalifahan mu'awiyah hanya selama 20 tahun lalu setelah Mu'awiyah I masa pemerintahan ini digantikan oleh anaknya.
  • Yazid I (680-683 M), Sebetulnya yazid tidak memiliki potensi. Pemerintahan politik Yazid adalah dengan politik penindasan dan pada masa pemerintahan Yazid sempat terjadi banyak pertikaian, perampasan atas madinah dan serangan terhadap mekkah serta ka'bah. Dan pemerintahan Yazid digantikan oleh cucu Mu'awiyah.
  • Mu'awiyah II (683 M), Mu'awiyah II adalah pemuda yang lemah, jabatan mu'awiyah II ini hanya berlangsung selama 40 hari dikarenakan Mu'awiyah II mengundurkan diri karena fisiknya yang lemah. Lalu ia menyerahkan jabatannya kepada siapapun yang siap menggantikan Mu'awiyah II ini.
  • Marwah (684-685 M), Marwan di sumpah kekhalifahannya di syiria, lalu Marwan menuju Marj Rahit untuk mengalahkan Al-Dahhak untuk membuat suku arab mendapatkan kekuasaan. Wafatnya Marwan dikarenakan ia terbunuh pada saat ada pertempuran di Iraq yang dimana ada peperangan di Marj Rahit menyatakan permusuhan.

Dan masa Kejayaan Bani Umayyah ini sempat dipimpin oleh beberapa khalifah-khalifah pada masa itu, seperti:

  • Abdul Malik (685-705), Pendiri dinasti Umayyah kedua adalah Abdul Malik, bisa dikatakan seperti itu karena Abdul Malik dapat mencegah peperangan antar suku dan kehancuran tersebut dengan kesabaran dan ketabahan hati. Abdul malik adalah khalofah yang sangat berpotensi dalam memimpin suatu umat. Pada masa pemerintahan Abdul Malik jalannya pemerintahan diarahkan oleh 4 bagian pokok, yaitu, kementrian pajak tanah, kementrian chatam, kementrian surat menyurat dan kementrian perpajakan.
  • Al-Walid I (705-715 M), Masa pemerintahan Walid I merupakan masa kemenangan dan kejayaan islam, Karena negara islam telah meluas ke penjuru-penjuru daerah barat dan timur.
  • Sulayman ibn Abdul Malik (715-717 M)
  • Umar II (717-720 M)

Setelah pemerintahan Umar II Bani Umayyah mengalami kelemahan dan kehancuran. Runtuhnya bani Umayyah disebabkan  oleh sistem pergantian khalifah yang secara turun-menurun, adanya penindasan kepada para pengikut ali, perkelahian yg disebabkan oleh etnis, lemahnya pemerintahan bani umayyah dan adanya kekuatan yang dipelopori oleh keturunan abbas. Dan khalifah-kalifah pada masa itu adalah:

  • Yazid Ibnu Abdul malik (720-724 M)
  • Hiyam Ibnu abdul Malik (724-743 M)
  • Al-walid ibnu Yazid (743-744 M)
  • YazidIbnu Walid (744 M)
  • Ibrahim Ibnu Walid (744 M)
  • Marwan Ibnu Muhammad (684-685)

Pada pemerintahan Abbasiyah, sistem politik yang dilakukan oleh Dinasti ini diantaranya:

  • seorang khalifah berasal dari keturunan Arab dan para pembantu khalifah seperti menteri, panglima, gubernur dan para pegawai berasal dari Mawali dan Persia. Dan mentri yang berasal dari turunan Persia diberikan kekuasaan yg lebih dalam menjalankan tugasnya
  • Ibu Kota Negara yang menjadi pusat dilakukannya ekonomi, politik, sosial dan kebudayaan di letakkan di Baghdad.
  • Kebebasan berfikir sebagai Hak Asasi Manusia diakui sepenuhnya

Lalu pada periode II, III dan IV politik Abbasiyah mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena munculnya dinasti-dinasti kecil seperti dinasti bani umayyah dan dinasti fatimiyah.

Untuk mengamankan dan mempertahankan Dinasti Bani Abbasiyah ini dari gangguan pemberontakan, dinasti abbasiyah ini melakukan tindakan dalam mengutamakna orang- orang keturunan Persia. Pemerintahan Khalifah dinasti Bani Abbasiyah dibantu oleh Wazir yaitu perdana menteri yng jabatannya bernama wizarat, wizarat terbagi menjadi 2, yaitu wizarat tanzif yg bersistem presidensial dan wizarat tafwild yang berpalemen kabinet. dan juga khalifah dinasti bani Abbasiyah ini menjalankan sebuah tata usaha Negara yang didalamnya ada raisul kuttab atau sekertasris Negara dan raisul diwan atau mentri departemen-departemen. Dan juga pada masa itu Dinasti Abbasiyah juga mendirikan sebuah angkatan perang, baitul maal dan organisasi kehakiman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun