Mohon tunggu...
Dewa Ketut Suharjana
Dewa Ketut Suharjana Mohon Tunggu... Wirausaha

Wirausaha

Selanjutnya

Tutup

Balap

Deva Ega Pratama, Bintang Balap Baru Indonesia

4 Oktober 2025   19:45 Diperbarui: 4 Oktober 2025   19:45 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedang Ramai di media massa maupun media sosial tentang Dewa Ega Pratama, remaja 16 tahun asal Jogjakarta yang menjadi juara dunia balap motor The 2025 Redbull MotoGP Rookies Cup Season. Media sosial tiba-tiba dipenuhi dengan berita tentang Deva, bintang baru bukan saja untuk Indonesia dan Asia, namun dia juga adalah Calon Bintang dunia.

Pengakuan itu setidaknya dating dari dua juara dunia, Valentino Rossi dan Marc Marques. Dalam kegalauan Rossi karena jagoannya dari eropa keok oleh Deva, dia juga kagum dengan Teknik balap, keberanian yang penuh perhitungan serta feeling balap dari Deva yang diatas rata-rata remaja usianya.

Sementara Marques, mengangguk-angguk setelah langsung datang ke paddock Deva dan menonton  data balapan Deva. Dia memeluk Deva dan bilang: "Jaga dirimu baik-baik. Eropa akan mengubahmu, namun kamu harus kuat dan mandiri. Lanjutkan cara membalapmu yang fenomenal"

Data telemetri menginformasikan bahwa ketrampilan membalap Deva penuh keberanian, perhitungan plus naluri yang sangat bagus. Saat mengeremnya berkisar 6-8 meter lebih pendek dari lawannya. Artinya Deva masih melaju dengan kecepatan tinggi Ketika saingannya sudah melambatkan laju motor mereka. Secara perhitungan computer ini tidak mungkin, karena dengan jarak rem yang pendek, maka momentum motor masih besar, ini bisa membuat motor terlempar, namun nyatanya Deva tetap bisa keluar dari tikungan dengan kecepatan stabil.

Dari data telemetri kita juga tahu bahwa kemiringan Deva ditikungan adalah 64-65 derajat, padahal computer hanya mengijinkan maksimal 62 derajat, jika lebih maka grip ban tidak akan mencengkram asphald dengan baik dan membuat motor slip dan pembalap akan jatuh. Namun nyatanya Deva bukan Cuma bisa keluar dengan kecepatan tinggi dari tikungan, dia malah bisa mendahului pesaingnya di tikungan tersebut.

Itu terjadi ketika Deva mendahului saingan utamanya Bria Uriarte, ditikungan sebelum akhirnya dia memimpin balapan dan menghantarnya menjadi juara. Rossi sampai histeris melihat kejadian tersebut. Dia bilang, itu hal yang tidak masuk akal untuk dilakukan. Tapi bagi orang Indonesia, itu adalah bentuk keberanian gen Indonesia.

Deva sudah bersinar, tinggal melangkah ke Moto3 dan mudah2an menuju MotoGP. Di Tenis ada Janice Chen, gadis 23 tahun yang menjadi orang Indonesia pertama setelah 22 tahun, masuk Kembali ke ajang Grand Slam.

Kita bayangkan jika saja tidak ada korupsi triliunan itu, maka pemuda pemudi kita pasti akan berangkat ke level pertama olah raga dunia. (***)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun