Saya pernah mengalami kesulitan saat memisahkan dua geng yang sedang berkonflik, geng siswa perempuan yang ada di kelas  mereka menamakan dirinya geng Dempo dan geng Circa. Semuanya merasa benar dan tidak ada yang mau mengalah. Sebenarnya  fenomena geng sudah terjadi dan tidak terbatas di  lingkungan sekolah saja bahkan terbentuknya geng juga sudah ada dari jaman dulu. Geng-geng tersebut seringkali ditemui di sekolah yang perlu dicarikan solusi oleh semua guru.
Pengertian Geng dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), "geng" (cak) berarti kelompok remaja yang memiliki kesamaan latar belakang sosial, sekolah, daerah, dan sebagainya. Latar belakang terbentuknya geng tentunya berbeda-beda namun tujuan pertama adalah bagaimana geng tersebut dapat menguntungkan angota kelompoknya sehingga seseorang menjadi  tertarik dan masuk bergabung ke dalamnya. Dalam sebuah geng anggota geng akan saling memahami dan mengikuti peraturan yang ada, namun jika terdapat  seseorang yang gagal memenuhi kebutuhannya yang disebabkan adanya penolakan dari anggota geng  lain, maka anggota geng tersebut akan melarikan diri dan membentuk geng baru.
      Terbentuknya sebuah geng didasari oleh dua faktor internal dan eksternal, menurut  Sarlito Wirawan, faktor internal yang mempengaruhi terbentuknya geng mencakup bakat yang mempengaruhi temperamen, ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan, dan kurangnya iman serta taqwa terhadap Tuhan YME. Faktor eksternal terdiri dari kurang perhatian dari keluarga, tidak adanya komunikasi yang baik di dalam keluarga dan komunikasi yang tidak inten dengan teman di lingkungan masyarakat baik di sekolah maupun di rumah. Hal ini akan berpengaruh terhadap anak dalam pemilihan teman yang dapat dijadikan tempat "curhat".
      Dampak terbentuknya kelompok sosial geng sebenarnya dapat diarahkan dan dimanfaatkan  ke tujuan yang positif misalnya untuk belajar kelompok dan berdiskusi bersama tentang pengetahuan yang sedang berkembang, namun nyatanya saat berada di luar geng mereka menjadi tidak komunikatif.  Solidaritas dan toleransi  yang dimiliki oleh anggota geng hanya untuk  anggota gengnya saja sementara untuk temen yang bukan satu geng mereka akan melakukan yang sebaliknya. Nah jika ini terjadi terus menerus pada siswa di sekolah maka yang akan terjadi selanjutnya adalah mereka akan mengalami kesulitan dalam bergaul di lingkungan pekerjaan kelak setelah mereka dewasa. Mereka akan memulai membuat geng-geng baru di tempat kerja.
      Menurut Erin Mutiara, di tempat kerja juga ada pergaulan sosial yang diwarnai oleh munculnya clique atau gang yaitu sekelompok rekan kerja yang memiliki pergaulan erat, baik di dalam maupun di luar kantor dan seringkali mengucilkan rekan kerja yang lain.
Untuk mengatasi hal ini maka sedini mungkin di sekolah guru harus berperan aktif untuk terus menerus mengajarkan pada siswa agar dapat:
- menjalin relasi dengan berbagai kalangan bukan hanya dengan segelintir orang,  meluangkan waktu dengan segala kelompok teman  bukan hanya dengan satu kelompok tertentu saja sehingga akan menghasilkan komunikasi yang baik dengan semua.
- menjalin relasi dengan orang-orang yang kurang kita sukai paling tidak agar kita tetap dapat bekerjasama dan dapat menolong kita untuk lebih memahami sudut pandang dan kepribadian seseorang.
- menjaga jarak yang sehat dengan clique / geng yang ada dan yang paling penting adalah menimbang-nimbang apakah bergabung dengan geng tertentu akan bermanfaat atau justru berakibat negatif. Banyak terjadi ketika kita sudah 'masuk' ke dalam geng sangat mungkin kita menghabiskan terlalu banyak waktu dengan kelompoknya dan kehilangan kesempatan menjalin relasi dengan teman-teman lain. Ditambah lagi, geng punya pengaruh yang kuat terhadap anggotanya yang disebut clique pressure, sangat mungkin kita melakukan sesuatu yang tidak kita inginkan hanya supaya bisa diterima di dalam geng tersebut.
- membuka diri merupakan salah satu cara agar orang lain lebih dekat namun harus membatasi manakah yang harus dibicarakan dan yang tidak. Yang perlu ditekankan adalah lebih baik membicarakan hal-hal yang positif timbang bergosip yang nantinya dapat  berkembang dan bisa mempengaruhi reputasi seseorang padahal kebenarannya seringkali dipertanyakan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI