Mohon tunggu...
Idah Ceris
Idah Ceris Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger at https://idahceris.com/

Hi, my name is Idah. Young mother of two children and the only admin blog https://idahceris.com/. My current routine as a housewife as well as an office worker. We now live in Banjarnegara. For those of you who want to communicate with me, you can contact me directly via email: hello@idahceris.com or through the Instagram account @idahceris. Thank you.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyiapkan Bekal untuk Anak Masuk Sekolah Dasar

6 Juli 2022   23:37 Diperbarui: 6 Juli 2022   23:54 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak lama lagi, tahun ajaran 2022 akan segara dimulai. Menyiapkan bekal untuk anak-anak sebelum masuk sekolah pun sudah menjadi kebiasaan bagi para orangtua. 

Iya, tidak hanya guru saja yang menyiapkan bekal untuk calon anak didiknya, tapi orangtua ikut menyiapkan segala apa yang dibutuhkan anak-anak supaya saat masuk sekolah nanti sudah lebih siap lagi. Khususnya bagi anak-anak yang akan masuk Sekolah Dasar (SD).

Transisi dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau Taman Kanak-Kanak (TK) menuju SD merupakan langkah besar bagi seorang anak. Bagaimana tidak, ada banyak penyesuaian yang mau tidak mau dilakukan oleh mereka. 

Mungkin juga akan banyak kegiatan baru bagi mereka yang bisa jadi tidak hanya membutuhkan kekuatan fisik saja, tapi juga otak. Bisa dibilang, mereka akan memasuki fase baru dalam dunia pendidikan. Makanya, orangtua wajib menyiapkan bekal untuk anak masuk SD.

Ssst...bekal yang saya maksud di sini bukan makanan atau camilan, ya. Melainkan sesuatu atau apa saja yang dapat digunakan kelak apabila diperlukan. Setidaknya orangtua dapat menyiapkan minimal 4 bekal untuk anak masuk SD.  Berikut bekal yang harus diberikan.

1. Menyiapkan Mental Anak.


Bisa dibilang, ini PR banget bagi orang tua untuk menyiapkan mental anak sebelum mereka masuk Sekolah Dasar. Ajak komunikasi supaya orangtua tahu seberapa siap anak masuk SD. Jangan lupa untuk memberi pengertian bahwa lingkungan SD dan TK itu sangat berbeda. Misalnya, dari jumlah anak yang semula mungkin hanya puluhan saja, saat SD akan menjumpai banyak anak dari kelas 1 sampai kelas 6. 

Kemudian tentang kebiasaan atau rutinitas harian anak. Saat masih PAUD atau TK, mereka masih bisa main ayunan, perosotan, atau ke Toilet ditemani Guru. Saat masuk SD, kebiasaan itu tidak lagi dijumpai. Nah, karena ini sudah menjadi kebiasaan, ada baiknya terus sounding dengan anak supaya mereka bisa belajar mandiri.

2. Jam Belajar Anak.

Saat anak masih TK, jam belajar mereka masih mengandalkan mood. Orangtua pun kadang merasa tidak masalah karena saat anak usia TK memang masih ingin bermain, bermain, dan bermain. Meskipun bermainnya mereka adalah bagian dari belajar, namun mereka belum sepenuhnya paham dengan waktu khusus untuk belajar. 

Di sini orangtua betul-betul harus membantu anak memahami tentang jam belajar. Pelan-pelan memberi pengertian perihal tanggungjawab sebagai anak SD. Sampaikan juga kebiasaan-kebiasaan baik yang harus mulai dilakukan sebagai anak SD. Seperti belajar membagi waktu, mulai dari bangun lebih pagi, bermain, mengaji, belajar, sampai jam tidur malam.

3. Terus Tingkatkan Komunikasi Dengan Anak.

Komunikasi dengan anak sangat lah penting. Ketika anak mulai memasuki SD sudah pasti ada banyak hal baru yang mereka pelajari khususnya mata pelajaran. Berkomunikasi dengan anak tidak hanya membicarakan tentang pelajaran atau pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk esok hari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun