Mohon tunggu...
Budi Wahyuni
Budi Wahyuni Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Ibu bersuami yang dianugerahi 2 putri dan 1 putra

Belajar ilmu-ilmu bermanfaat sampai akhir hayat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Amburadulnya Panggilan Silsilah Keluarga "Zaman Now"

18 Februari 2021   14:13 Diperbarui: 18 Februari 2021   14:20 10936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Usia di atas lima puluh tahun lazim nya akan memperoleh panggilan baru dari  keturunan ke dua kita, yang dalam family tree  atau silsilah keluarga disebut cucu, baik cucu dari anak kandung atau pun cucu dari keponakan kita. 

Sesuai dengan silsilah keluarga maka panggilan itu adalah "Kakek - Nenek" atau berbagai panggilan yang setara untuk mbahasani seorang cucu kepada kakek dan neneknya. Bisa panggilan "Eyang Akung-- Eyang Uti," "Mbah Kakung -- Mbah Putri," "Aki -- Ninik," "Ungku -- Andung,"  "Opa -- Oma," atau "Grand Pa -- Grand Ma"  dan lain sebagainya. Sepertinya akan banyak sekali panggilan setara kakek-nenek bila kita sesuaikan dengan panggilan suku bangsa di Indonesia yang jumlahnya 1.340 suku bangsa (sesuai data BPS tahun 2010).

Pernah  dengar panggilan orang sekitar kita yang memilih panggilan tidak sesuai dengan silsilah keluarga? Atau kita sendiri juga melakukannya? Misalnya, kita memilih dipanggil "Papa -- Mama," oleh cucu kita dan mereka memanggil orang tuanya "Ayah -- Bunda." Atau jenis panggilan lainnya yang serupa itu?

Entah tepatnya berapa tahun yang lalu, saya mendengar kakak kandung saya yang mbahasani dirinya dengan panggilan "Bunda" kepada cucu pertamanya. 

Pertama kali saya mendengar ia menyebut dirinya  "Bunda" itu jujur saya rada heran, lha khan kakak saya tahu persis dia harus dipanggil cucunya dengan panggilan "Mbah," "Eyang" atau "Grand Ma," kenapa dia memilih dipanggil "Bunda?" Tentu saja saya langsung menanyakan hal itu kepadanya. Dengan terkekeh dia menjawab "Biar lebih awet muda lah,"... lol.

Panggilan yang hampir serupa juga digunakan di keluarga kakak laki-laki saya. Dia dan istrinya memilih panggilan "Papa -- Mama" untuk panggilan para cucu kepada mereka dan para cucu memanggil "Ayah -- Bunda" kepada orangtua nya.

Jaman saya masih single, kakak saya yang berjumlah enam orang, memilihkan panggilan ke orang tua kami "Bapak -- Ibu" ke semua anak-anaknya. Sehingga para cucu dan kami, anak-anaknya, memanggil dengan panggilan yang sama. 

Mereka memilih dipanggil "Papa -- Mama" oleh anak-anaknya. Berbeda dengan mereka, saat saya punya anak, saya memilih panggilan "Grand Pa -- Grand Ma" kepada orang tua saya, dan panggilan "Kakek -- Nenek" kepada orang tua suami saya.  Ada rasa di relung hati yang menuntut saya untuk menggunakan panggilan sesuai silsilah keluarga, mungkin karena basic kuliah saya bahasa.

Saya heran juga dengan panggilan silsilah keluarga adik-adik suami yang tinggal di Bandung. Mereka memilih panggilan "Mamah"  untuk para tante, baik adik kandung atau saudara ipar perempuan, dengan tambahan nama masing-masing, seperti contohnya "Mamah Ana." 

Kalau panggilan para keponakan ke ibu kandung mereka "Mamah,"  tanpa tambahan nama. Mereka memanggil saya dan suami sesuai dengan panggilan silsilah keluarga yaitu "Wawak," yang berasal dari kata  Uwak, panggilan untuk kakak dari orangtua seseorang dalam suku adat Sunda.

Dari pengalaman panggilan silsilah di keluarga saya, saya jadi curious dan melakukan survei ke teman-teman. Apakah  terjadi juga di keluarga mereka? And guess what... Ternyata memang hampir semua  keluarga  teman-teman saya juga menggunakan panggilan silsilah keluarga yang tidak sesuai, atau istilahnya amburadul lah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun