Mohon tunggu...
ibs
ibs Mohon Tunggu... Editor - ibs

Jika non-A maka A, maka A

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Berbuka Puasa Sesuai Anjuran, Bukan Iklan

21 Mei 2019   18:04 Diperbarui: 21 Mei 2019   18:27 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh bridgesward dari Pixabay

Kalau tidak ada buah-buahan, bagaimana? Air putih pun cukup.

Bagiamana dengan teh manis? Kembali pada sebelumnya: bukan manis buatan.

Pun setahu saya kalau mengonsumsi manis buatan ketika berpuasa, akan membatalkan puasa itu sendiri. Ya iyalah. Maksudnya, ketika berbuka puasa mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung menis buatan justru akan menambah kalori dalam tubuh terlalu banyak dan berakibat berat badan bertambah. Padahal, berpuasa bisa menjadi cara menurunkan berat badan secara alami. Ini cocok buat kamu yang tak kuasa menahan berat badan. Termasuk saya.

Lalu, siapa yang mengatakan berbuka dengan yang manis? Entah. Saya duga itu iklan produsen minuman.

Sejak serius mendalami puasa saya benar-benar merasakan mafaatnya. Selain masalah rohani, sosial, budaya, ekonomi, dan politik, salah satunya ya ini, bisa boker. Hanya dengan mengikuti anjuran, yang menurut saya amat sangat sederhana.

Maka jangan heran, kalau saat puasa saya selalu was-was tentang hal ini.

Bagi saya bulan puasa adalah momentum penting untuk restart ulang diri saya, termasuk soal kesehatan. Meski, berpuasa menajdi bukan satu-satunya kunci kesehatan tubuh saya, juga hidup saya. Sebab, saya tak ingin salah konsep tentang kesehatan: kalau sehat sama dengan hidup lama, dan bila sakit artinya kita sebentar lagi mati. Tidak begitu.

Sejak dulu saya sangsi kalau kesehatan adalah syarat hidup lebih lama. Sedang sakit adalah sebuah pertanda kematian. Dan saya agak meragukan kalau kesehatan amat sangat berhubungan dengan kematian.

Kalau menjaga kesehatan itu penting, memang iya. Menjaga kesehatan adalah bentuk syukur kita atas nikmat Tuhan. Namun bukan berarti tubuh sehat tak bisa mati.

Sudah jamak kita dengar atau temui, kalau ada seseorang yang tidak mati-mati meski dia sakit keras. Ada juga yang mati meski dia sehat-sehat saja. Ada juga orang yang mati lebih dulu setelah bertahun-tahun lamanya menjaga orang sakit.

Sebab, kunci sehatnya seseorang, menurut saya, ada pada sinergi antara jasmani, jiwa, dan hubungan dengan Tuhannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun