Mohon tunggu...
Ibnu Qosim
Ibnu Qosim Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ambisi Bung Karno Dalam Mewujudkan "Nation And Character Building" Melalui Asian Games 1962

28 Juli 2018   10:22 Diperbarui: 28 Juli 2018   11:51 1555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurang dari satu bulan kedepan Indonesia akan melaksanakan perhelatan olahraga terbesar kedua sedunia yakni Asian Games 2018. Seluruh venue yang berada di Jakarta dan Palembang hampir 98% siap digunakan. Lantas apakah ini tuan rumah yang pertama kali di Indonesia? 

Kala itu 17 tahun setelah diproklamirkannya kemerdekaan RI, Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah Asian Games 1962 yang merupakan perhelatan kali keempatnya. Walaupun usia Indonesia terbilang masih sangat muda, Presiden Ir. Soekarno tidak ingin Indonesia menjadi negara remaja yang kekanak-kanakan. Beliau bahkan bertekad ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang besar, berdaulat, dan berkarakter. 

Padahal, proses pemilihan yang diselenggarakan pada tahun 1958 yang kemudian terpilih sebagai tuan rumah, Indonesia masih terbelenggu masalah keterpurukan ekonomi, kesejahteraan sosial, situasi politik yang belum stabil, bahkan masih minimnya fasilitas olahraga menjadi pro dan kontra dikalangan masyarakat.

Amien Rahayu dalam tesisnya yang berjudul 'Pesta Olahraga Asia (Asian Games IV) Tahun 1962 di Jakarta: Motivasi dan Capaiannya' menyebutkan, Asian Games 1962 menjadi kawah chandradimuka Presiden Ir. Soekarno untuk mengangkat nama bangsa, harkat, dan martabat serta prestasi olahraga Indonesia di level Internasional. 

Menurut Presiden Ir. Soekano, Asian Games Tahun 1962 bisa dijadikan sebagai alat pembangunan karakter dan bangsa (nation and character building), serta alat penyatupaduan bangsa melalui keterlibatan masyarakat dalam menyukseskannya.

Presiden Ir. Soekarno pun menetapkan Keputusan Presiden Nomor 79 Tahun 1961 yang isinya adalah semua kegiatan olahraga harus berada dalam satu pusat komando agar bisa dilakukan secara terpimpin, terkendali, dan terencana. Oleh karena itu, seluruh rakyat diikutsertakan, seluruh dana dikerahkan, sehingga menjadi satu gerakan massa olahraga.

"Revolusi keolahragaan kita adalah sebagian daripada nation building Indonesia, revolusi kita untuk membentuk manusia baru Indonesia, antrapologis, rasial, adalah sebagian daripada nation building Indonesia. Pendek kata, saudara.. Kita ini sekarang semuanya memikul tugas besar yang didalam suatu perkataan dinamakan nation building," Presiden Ir. Soekarno dalam pidatonya.

Waktu itu, pada bidang olahraga Indonesia memang belum mampu berbicara banyak di kancah Internasional. Hanya cabang olahraga bulutangkis yang terlihat menonjol berprestasi. Sementara pada cabang olahraga sepakbola, timnas Indonesia mampu menembus semifinal di Asian Games 1954 dan 1958. Pada Asian Games yang diselenggarakan di Indonesia pada era kepemimpinannya, Presiden Ir. Soekarno ingin timnas cabang sepakbola menembus target tiga besar yang kala itu dicanangkan pula oleh Ketua Umum PSSI dibawah pimpinan Maladi.   

Akankah Indonesia sebagai tuan rumah akan meraih prestasi maksimal di Asian Games 2018?

Maju terus, pantang mundur, laksana banteng yang mengamuk melawan musuh-musuhnya..

Semoga api semangat perjuangan dibidang olahraga masih tetap berkobar-kobar demi terciptanya masyarakat yang sehat, kuat, dan hebat..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun