Mohon tunggu...
Ibnu Mustopo Jati
Ibnu Mustopo Jati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Negeri Jakarta

Menulis untuk Bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Negara Qatar Lebih Dekat

20 Juni 2021   00:27 Diperbarui: 22 Juni 2021   10:51 12733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendera Qatar (Sumber Gambar: https://kabar24.bisnis.com/read/20170605/19/659493/qatar-minta-warganya-tinggalkan-uea

Negara Qatar adalah negara terkaya di Asia Barat selain Uni Emirat Arab dan Arab Saudi. Hal itu tentu saja mengguncang dunia, sebab Qatar menjadi negara yang mengalami lonjakan perekonomian tercepat di dunia. Semua itu bisa terjadi ketika negara Qatar bisa menemukan minyak bumi dan gas alam cair. Dari hasil eksploitasi itulah, Qatar bisa menjadi negara terkaya di dunia dan merubah padang pasir yang tandus serta gersang menjadi perkotaan modern yang indah dan megah. Tidak heran apabila Qatar terpilih menjadi tuan rumah FIFA World Cup 2022 mendatang. Namun keberhasilan Qatar menjadi negara terkaya saat ini bukanlah hal yang sangat mengherankan, mengingat pada masa lampau Qatar memiliki peradaban yang luar biasa. Meskipun ketika memasuki era modern Qatar harus melewati masa pahit atau miskin terlebih dahulu. Namun di dalam artikel ini tidak hanya membahas mengenai sejarah peradaban Qatar saja, namun membahas pula kondisi geografis, ekonomi, dan keunikan yang dimiliki dari negara Qatar di era modern saat ini. Sehingga hasil dari pembahasan tersebut menjadikan pembaca bisa mengenal negara Qatar lebih dekat.

Sejarah Negara Qatar

Nama negara Qatar banyak di rujuk dari berbagai sumber-sumber sejarah, seperti sumber sejarah dari Yunani dan sumber sejarah Arab-Islam. Sumber sejarah Yunani telah menyebutkan nama Qatar, seperti ahli geografi Yunani yaitu Claudius Ptolemaeus yang menyebtukan Qatar di dalam petanya untuk dunia Arab dengan nama Katara atau Catara. Selain itu, nama Qatar juga muncul di dalam Linus yang mana Linus menyebut orang-orang Qatar dengan nama Catara NonmadosI atau yang berarti "Badui Qatar atau orang-orang Qatar nomaden (berpindang-pindah). Dari nama tersebut diartikan bahwa pada masa itu, Qatar menjadi tempat bagi para pelancong untuk menetap sementara, guna untuk melakukan kegiatan berburu dan memancing. Selanjutnya pada sumber sejarah Arab-Islam, nama Qatar sudah terkenal di kalangan orang-orang Arab, seperti penyair Arab yaitu Ra'i.

Nama Qatar memiliki arti tersendiri dan bisa dikatakan menjadi nama yang unik, sebab ada kaitannya dengan aktivitas masyarakat di wilayah tersebut. Menurut Ali Ghanim Al-Hajri , ia menyatakan bahwa nama "Qatar" berasal dari kata Al-qathru yang berarti hujan. Hal ini bersumber pada fenomena hujan deras pada wilayah tersebut (2020: 2 dan 4). Sehingga wilayah tersebut memiliki ketersedian air tawar yang melimpah dan menjadikan banyak nelayan maupun penggembala yang melakukan perburuan dan pemancingan ikan, baik itu musiman maupun secara permanen. Dengan demikian, nama Qatar secara bahasa diartikan sebagai huja, namun secara luas nama Qatar dilihat dari sisi fenomena alam atau iklim yang ada pada wilayah tersebut yang memiliki curah hujan yang tinggi.

Qatar memiliki sejarah yang amat panjang dan luar biasa. Hal itu diperlihatkan dari adanya peninggalan pada zaman kuno yang ditemukan oleh para arkeolog. Hampir sama dengan penghuni Indonesia pada masa prasejarah, penghuni di Qatar memiliki dua fase, yaitu fase nomaden atau berpindah-pindah dan fase menetap secara permanen. Pada fase nomaden, tanah Qatar dijadikan sebagai tempat untuk singgah atau menetap sementara bagi para pelancong maupun penggembala, untuk berburu dan memancing sehingga pada masa itu masyarakatnya masih bergantung pada sumber daya laut. Namun, pada fase menetap hal itu mulai berubah, masyarakat di tanah Qatar mulai mendirikan tempat tinggal permanen dan mulai memproduksi komoditasnya sendiri, sehingga terjadi perdagangan di tanah Qatar. Kedua hal ini tentu saja memiliki sistem aktivitas penduduk yang berbeda-beda, akan tetapi ada kesamaan dari kedua fase tersebut, yaitu sama-sama bergantung kepada hasil laut atau maritimnya. Sekalipun saat ini Qatar menjadi negara modern, terkaya, dan maju akan tetapi ketergantungan negara Qatar pada hasil laut, baik biota laut maupun pertambangan masih ada.

Qatar adalah wilayah yang masuk ke dalam kekuasaan Turki Utsmaniyah. Akan tetapi Turki Utsmaniyah kalah dalam Perang Dunia ke-I, akibat kekalahan tersebut wilayah Qatar diambil oleh Inggris pada tahun 1916 dan Inggris menjadikan Qatar adalah wilayah untuk tempat perdagangan atau transit sebelum menuju ke India. Setelah Perang Dunia ke-II pada tahun 1945, negara-negara kekuasaan Inggris seperti India dan Kuwait berhasil memerdekakan negaranya. Sehingga Qatar memiliki keinginan yang sama untuk dapat merdeka. Kemudian, respon itu diterima oleh Inggris, namun ada syarat bahwa perekonomian Qatar masih harus dikuasai oleh Inggris. Qatar menolak hal tersebut dan kemudian membentuk Federasi Arab Teluk. Dan pada tahun 1971 Qatar berhasil mendapatkan kemerdekaannya secara penuh. Sebab Inggris memutuskan untuk mengakhiri hubungan atau kekuasaannya dengan negara-negara Teluk pada tahun 1968.

Kondisi Geografis dan Kependudukan Negara Qatar

Peta Semenanjung Arab (Sumber Gambar: https://www.nu.or.id/post/read/83023/sebelas-pangeran-arab-saudi-ditangkap-mengapa-terjadi-pada-empat-november-
Peta Semenanjung Arab (Sumber Gambar: https://www.nu.or.id/post/read/83023/sebelas-pangeran-arab-saudi-ditangkap-mengapa-terjadi-pada-empat-november-
Dahulu Qatar masih menyatu dengan Bahrain, hal itu dikarenakan wilayah Bahrain mencakup seluruh garis pantai timur Semenanjung Arab. Sedangan wilayah geografis Qatar mencakup wilayah Uwal dan Oman pada masa itu. Kemudian, setelah adanya perjanjian politik yang dideklarasikan oleh penghuni Semenanjung Arab dan hukum yang diakui secara internasional, maka Qatar menjadi negara yang memiliki batasan geografis sendiri.

Qatar bukanlah negara yang besar seperti negara-negara di Semenanjung Arab lainnya. Luas wilayah Qatar hanya 11.571 km2 dengan batas di Utaranya adalah Teluk Persia dan batas di Selatannya adalah Arab Saudi. Sehingga batas Timur dan Baratnya adalah Teluk Persia. Adanya Teluk Persia inilah yang memisahkan Qatar dengan negara Bahrain dan negara-negara di Semenanjung Arab seperti Kuwait dan UEA. Dengan demikian, satu-satunya batas darat di negara tersebut adalah negara Arab Saudi. Dataran rendah yang ada di Qatar terdiri dari gurun pasir, dengan tempat tertingginya adalah Qurayn Abu al Bawil di Jabal Dukhan. Dari kondisi geografis Qatar yang wilayahnya berada di pesisir pantai serta dataran rendah yang diselimuti gurun pasir, maka tidak heran apabila Qatar memiliki cadangan minyak bumi dan gas alam cair yang sangat melimpah.

Dari segi kependudukan, Qatar memiliki jumlah penduduk yang bisa dikatakan tidak sebanyak Kuwait dan Arab Saudi. Dilansir dari situs The World Bank (2021), penduduk Qatar pada tahun 2019 sebanyak 2.8 juta jiwa. Akan tetapi jumlah penduduk tersebut terjadi karena banyaknya imigran dari India, Pakistan, Nepal, Maladewa, Bangladesh, Srilanka, maupun Mesir yang beradu nasib atau mencari pekerjaan di Qatar. Imigran ini mayoritas berjenis kelamin laki-laki, akibat hal ini Qatar menjadi negara yang memiliki perbandingan rasio jenis kelamin tertinggi di dunia, dengan kata lain jumlah penduduk wanita di Qatar lebih sedikit dibandingkan penduduk yang berjenis kelamin laki-laki. Kemudian, dari segi kepercayaan atau agama, penduduk Qatar mayoritas memeluk agama Islam. Hal ini sama seperti di Indonesia namun yang membedakan adalah di Qatar masih menerapkan sistem hukum Islam. Selain agama Islam, penganut agama lain di Qatar adalah Kristen, Hindu, maupun Budha. Meskipun agama tersebut di Qatar adalah minoritas, toleransi di Qatar tetap berjalan dengan baik. Dan di Qatar bahasa resmi yang diakui adalah bahasa Arab, namun bahasa Inggris menjadi bahasa kedua yang digunakan oleh negara Qatar, meskipun ada bahasa lain seperti bahasa Indonesia.

Kondisi Ekonomi Negara Qatar

Pada masa lampau aktivtas ekonomi yang dilakukan oleh penduduk Qatar berasal dari pertanian, peternakan, perikanan, perdagangan, dan perindustrian. Pada aktivitas pertanian, Qatar memiliki keunikan tersendiri dibandingkan negara-negara Arab lainnya. Hal itu dikarenakan Qatar mendapatkan curah hujan yang baik sehingga masyarakat memanfaatkan air hujan tersebut untuk menanam banyak jenis tanaman biji-bijian dan pepohanan. Pemanfaatan air hujan dapat dilihat dari bagaimana masyarakat Qatar menampung air hujan dengan membuat kolam atau sumur penampungan air. Selain memanfaatkan air hujan, pertanian di Qatar juga memanfaatkan air tanah. Dan hingga kini pertanian di Qatar masih ada bahkan sistem pertaniannya telah mengalami perkembangan.

Qatar terkenal dengan peternakan sejak zaman kuno, sehingga bukanlah hal yang wajar apabila pada saat ini peternakan Qatar memiliki kualitas yang baik. Peternakan yang dilakukan oleh orang-orang Qatar biasanya adalah unta, sapi, dan kuda yang nantinya akan di ekspor kepada negara-negara luar. Dan saat ini Qatar telah melakukan peternakan dengan yang lebih modern dengan dibantu oleh teknologi yang canggih. Kemudian, di masa lampau Qatar terkenal dengan perdagangannya, sebab Qatar memiliki jalur yang strategis sehingga banyak negara dari Utara maupun Selatan teluk yang melalui Qatar dan yang tidak kalah pentingnya banyak Pelabuhan-pelabuhan di Qatar. Akibat hal tersebut Qatar melakukan perdagangan dengan negara-negara lain seperti China, India, Afrika, dan lain sebagainya yang mana Qatar mengeskpor komoditas yang dimilikinya seperti mutiara, perikanan, kurma, industri tekstil, buah-buahan, dan lain sebagainya. Sedangkan komoditas impor atau yang dibawa Qatar dari negara lain seperti emas, tembaga, dan rempah-rempah yang berasal dari negara Eropa dan Afrika yang dibawa ke Asia Timur. Pada saat ini perdagangan yang dilakukan oleh Qatar telah mendunia bahkan Indonesia melakukan kerjasama perdagangan dengan Qatar, dengan komoditas pentingnya saat ini adalah gas alam cair dan minyak bumi.

Sejak Jepang melakukan pembudidayaan mutiara pada tahun 1920-1930, Qatar mulai melakukan transformasi ekonomi yang mulanya berasal dari perikanan dan mutiara, namun sejak ditemukannya minyak bumi pada tahun 1940, Qatar mulai memfokuskan perekonomiannya kepada hasil tambang tersebut. Pada tahun 2019, cadangan minyak yang dimiliki Qatar adalah sebesar 25,2 miliyar barrel. Lalu, untuk cadangan gas alamnya, Qatar memiliki cadangan gas alam sebesar 24,7 triliun meter kubik. Data tersebut dirilis oleh BP Statistical Review of Wold Energy 2020 (Dzulfaroh, 2020). Dari hasil perdagangan tambang tersebut, Qatar memiliki GDP senilai 183,335 miliar USD pada tahun 2018. Namun, akibat pandemi Covid-19, GDP Qatar mengalami penurunan yaitu sebesar 175,838 miliar USD. Meskipun mengalami penurunan, perolehan GDP Qatar masih dapat dikatakan tinggi dibandingkan dengan negara Amerika ataupun China dan negara di dunia lainnya. Sedangkan untuk GDP per kapita dari negara Qatar, tercatat pada tahun 2018 sebesar 65,908,07 USD, namun pada tahun 2019 mengalami penurunan menjadi 62,088,06 USD akibat dampak dari pandemi Covid-19. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun