Ironi Green Economy: Siapa yang Diuntungkan?
Dalam wacana global, konsep ekonomi hijau (green economy) sering digaungkan sebagai solusi. Namun, ironinya, transisi energi yang digadang-gadang demi lingkungan justru menciptakan masalah baru. Contohnya adalah eksploitasi nikel yang digunakan untuk produksi baterai mobil listrik. Bukankah ini hanya memindahkan beban lingkungan dari satu tempat ke tempat lain?
Industri nikel di Indonesia merusak lingkungan lokal demi mendukung keberlanjutan di negara lain. Ini menunjukkan bahwa tanpa regulasi ketat dan kebijakan yang benar-benar berpihak pada lingkungan, green economy hanya menjadi wajah baru dari eksploitasi yang sama.
Menjadikan Lingkungan sebagai Basis Kebijakan, Bukan Sekadar Tambahan
Ke depan, kebijakan lingkungan harus berorientasi pada keadilan ekologis. Pemerintah perlu memastikan bahwa pembangunan tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Beberapa langkah yang perlu dilakukan antara lain:
Memperkuat Implementasi Regulasi – Hukum lingkungan harus ditegakkan secara tegas, tanpa kompromi terhadap kepentingan bisnis semata.
Partisipasi Publik yang Lebih Kuat – Keputusan lingkungan harus melibatkan masyarakat, bukan hanya elite politik dan bisnis.
Transparansi dalam Investasi Lingkungan – Setiap proyek besar harus diaudit secara terbuka agar dampaknya terhadap ekosistem dapat dikendalikan.
Pendekatan Berbasis Ilmu Pengetahuan – Kebijakan harus dibuat berdasarkan kajian ilmiah yang akurat, bukan hanya lobi-lobi politik.
Jika kebijakan lingkungan terus menjadi alat eksploitasi bagi segelintir elite, maka dampak ekologisnya akan ditanggung oleh generasi mendatang. Saatnya kita bertanya: apakah kita ingin mewariskan bumi yang lebih baik, atau justru kehancuran yang lebih cepat?
Disclaimer: Artikel ini merupakan opini penulis yang didasarkan pada analisis kebijakan dan dampak lingkungan. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan perspektif kritis terhadap isu yang dibahas, tanpa bermaksud menuduh atau mencemarkan nama baik pihak tertentu.