Usaha mikro kecil menengah atau yang disingkat UMKM bagaikan roda penggerak ekonomi masyarakat. Siapa saja mempunyai kesempatan untuk menjalankan UMKM ini. Namun, sangat disayangkan masih banyak masyarakat yang hanya asal menjalankan UMKM sehingga tidak berjalan dengan lancar dan akhirnya berhenti di tengah-tengah jalan.
Permasalahan tersebutlah yang membawa dua mahasiswa Fakultas Hukum dari Universitas Muhammadiyah Malang, Rosita Ayu Dyah Setiyani dan Aulia Azizah untuk melakukan pengabdian masyarakat terkait pengembangan UMKM di Desa Singgahan, Kebonsari, Madiun, Senin (8/2/2021).
Kegiatan pengabdian masyarakat tersebut dibimbing langsung oleh Ramli Ramadhan S. Hut, M. A. selaku dosen kehutanan di Universitas Muhammadiyah Malang. Sebelumnya, Rosita dan Aulia sudah melakukan diskusi dengan ketua RT setempat, Sukarman.
"Sebelumnya memang ada (UMKM) namun tidak bergitu berkembang," terang Sukarman.
Sukarman selaku ketua RT sangat menyayangkan hal tersebut karena melihat warga Desa Singgahan yang sebenarnya memiliki potensi untuk menghasilkan rupiah dengan memproduksi rempeyek, sambal pecel, hingga masker kain yang sangat dibutuhkan masyarakat sekitar karena situasi yang masih dalam darurat Covid-19.
"Mereka (warga sekitar) sekarang jarang memproduksi rempeyek dan sambel pecel karena kondisi pasar yang sepi," ujar Aulia setelah melakukan diskusi dengan ketua RT setempat.
Kondisi pasar yang sepi membuat para warga beralih membawa produksi rempeyek dan sambal pecel mereka ke pasar di desa wisata. Namun, tak lama kemudian pasar di desa wisata tersebut tutup.
Aulia dan Rosita mulai membantu warga setempat untuk menghidupkan kembali UMKM di Desa Singgahan. Dimulai dengan memberikan pembelajaran terkait promosi, pengemasan, hingga labeling.
"Kami memberikan tips dan teknik labeling serta pengemasan yang lebih menarik, sebelumnya tidak terpikirkan oleh mereka," ungkap Rosita.
Pada awalnya, warga Desa Singgahan hanya menempatkan usaha mereka sebagai usaha sampingan. Jadi, labeling dan pengemasannya pun seadanya. Selain itu, tidak ada bentuk promosi dari produk mereka.
Tidak hanya itu, dua mahasiswa PMM Universitas Muhammadiyah Malang tersebut memberikan example mengenai labeling dan pengemasan produk agar mudah dimengerti dan ditiru warga. Mereka juga menerangkan pentingnya penggunaan media sosial untuk promosi produk.