Mohon tunggu...
Fanni IndraPratama
Fanni IndraPratama Mohon Tunggu... Bankir - Icak Icak Penulis

Manusia paling keren setongkrongan anggut

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Oktober Kita Bertemu Lagi

1 Oktober 2021   00:05 Diperbarui: 1 Oktober 2021   11:20 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fan, setiap ibumu ke dapur kamu selalu bilang “Ibu masak apa? Pasti sop ayam, ya? Bau nya udah kecium bu sampai teras rumah". Di umur-umur dua-tiga tahun kamu selalu menemani ibu masak di dapur, sambil memutar-mutarkan mobil-mobilan. Sesekali kamu tanya ibu, dan kamu jawab sendiri pertanyaanmu. Anak kecil.

Hirupan sesekali itu tak berhenti. Bau itu mirip kertas yang memaksakmu terus menulis puisi, tentu tanpa paksaan yang harfiah. Hari lainnya datang, bau itu kadang datang lagi dan tak kamu hiraukan benar. 

Ia kadang mirip perempuan kesepian, perempuan cantik nan memikat, atau anak kecil yang mengajak main di waktu sibuk. Dalam kesempatan lain, bau ini menuntunmu juga ke pantai panjang, pantai tebaiknya Bengkulu yang selalu kamu banggakan itu.

Malam ini di Bengkulu sedang hujan, dan mantanmu sudah bersama laki-laki lain, kamu memang sudah melupakannya, kamu melupakannya sedingin hujan itu. 

Tapi aku tahu kamu, kamu kadang adalah pendendam yang malang. Kamu hanya berdiam diri, merasa kecil dan gagal. Kamu merasa perjuangan hidup adalah sia-sia. Kamu perlu perenungan tapi kamu sok tegar, kamu sombong. 

Tapi kamu diriku, bagian dari aku yang lain. Kamu tahu beberapa kebohongan pada cerita lamamu adalah langgam lawas yang di ulang, tapi kamu bersikeras memaafkannya, mewajarkannya, dan menerimanya. Pendek kata, kamu lemah selemah lemah orang!

Fan, kamu perlu tahu ada saatnya diam dan menganggap semua hal yang terjadi di sekitarmu baik-baik saja, tapi kamu tahu juga kalau kamu punya pilihan untuk peduli. 

Kamu tahu kamu punya pilihan untuk berempati dan bersedih. Kamu setuju perasaan yang melankoli melemahkan jiwamu, tapi kamu sendiri telah sejak awal setuju dilemahkan.

Semakin lama, aku semakin paham kamu selalu ada cara untuk menyikapi rasa lemah di jiwamu, yaitu melihat senyuman bapak dan ibu di teras depan rumah. 

Di India, Sario Brierly pernah hilang waktu umur lima tahun, berpisah dari ibu dan kakaknya, selama lebih dari tiga decade itu tidak ada kata LEMAH dan menyerah. Selama itu pula ikatan di antara mereka tak pernah surut. Aku mau semangat kamu seperti itu Fan,lawan rasa lemahmu!

Di tanggal satu Oktober yang penuh berkat, bagimu, sedikit banyak disyukuri apa-apa yang selama ini sudah kamu dapat dengan mudah maupun susah payah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun