Mohon tunggu...
I Putu Agus
I Putu Agus Mohon Tunggu... Guru

Suka Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Game Online : Pemicu Rendahnya CALISTUNG anak

25 September 2025   18:38 Diperbarui: 25 September 2025   20:07 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak sedang main game online (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Tranformasi pendidikan banyak berubah seiring massive Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang tidak bisa terelakan. Gadget begitu mudah di dapat merambah ke kampung-kampung.  Pentingnya informasi dan komunikasi menjadi suatu kebutuhan dasar untuk menunjang aktivitas dan pekerjaan saat ini. Ketertarikan ini pun menjadi rasa penasaran bagi anak-anak yang duduk di sekolah. Rasa penasaran ini semakin menjadi-jadi karena memang usia anak-anak yang ingin lebih banyak tahu konten-konten yang bertebaran di dunia maya.

Anak-anak yang notabene lebih suka permainan tradisional akan lebih banyak melibatkan teman-temannya agar bisa berinteraksi. Kini anak-anak di perkotaan maupun di kampung sudah asyik bergelut dengan dunia maya yang tersaji dengan suguhan game-game yang mengundang adrenalin untuk berpetualang. Tak ayal anak-anak sepulang sekolah mereka lebih asyik dengan dunia game virtual. Tidak hanya anak-anak namun remaja hingga dewasa pun terpincut dengan game-game yang menarik.

Kegiatan membaca menjadi kewajiban bagi anak untuk menumbuhkannya perlu dengan banyak cara dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru di sekolah. CALISTUNG (Baca, tulis, dan hitung) ini kompetensi dasar siswa yang wajib dimiliki khususnya siwa-siswa di kelas rendah (kelas satu, dua, dan tiga). Kompetensi dasar ini mengalami tantangan sejak dulu apalagi sekarang dengan dinamika TIK yang pesat.

1. Kurangnya minat baca anak 

Guru kelas satu di sekolah saya sering curhat mengenai anak-anak didiknya. Rekan saya mengeluh banyaknya jumlah siswa yang belum bisa baca sebanyak 15 orang dari 40 siswa keseluruhan. Ada 20 orang siswa yang lancar membaca berasal dari PAUD, sisanya 5 orang siswa bisa membaca namun masih lambat belum lancar. Dia mengeluhkan tahun ajaran sekarang agak banyak siswa yang belum bisa baca karena mereka tidak dari PAUD, murni mereka di sekolahkan masuk kelas satu SD dibina oleh guru kelasnya. Guru kelasnya pun melakukan wawancara setiap siswa setelah seminggu kemarin mengadakan Ulangan Tengah Semester (UTS) di semester 1 ini. Rekan saya ingin mengetahui sejauh mana siswa saat di rumah berapa jam bermain smartphone ??

Sontak saya pun kaget dengan penjelasan rekan guru saya dari hasil 40 orang siswa di wawancara semuanya rata-rata bermain smartphone/handphone sampai lebih dari satu jam. Setiap hari Jumat guru kelas satu membiasakan GLS (Gerakan Literasi Sekolah) untuk megetahui minat baca dengan memanfaatkan pojok baca di kelas. GLS ini terus digalakan di semua kelas bukan cuma kelas satu saja. Dengan gerakan ini semoga angka minat baca semakin di genjot agar terus bertambah.

Keterampilan menulis pun perlu terus digalakan baik di sekolah maupun di rumah agar sedikit demi sedikit menumbuhkan gemar menulis yang ia alami. Keterampilan berhitung pun terus dilatih lebih agar anak-anak tidak kehilangan pengetahuan dasar-dasar berhitung baik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian baik di sekolah maupun di rumah.

2. Anak lebih emosional setelah mengenal game

Anak-anak yang terbiasa dengan game terkadang asyik tak ingin terganggu. Berjam-jam dihabiskan untuk memuaskan hasrat berseluncur di aplikasi game. Banyak aplikasi game yang menjadi tujuan para gamer baik   ML (Mobile Legends), FF (Free Fire), Genshin Impact, PUBG Mobile, Roblox, dan masih banyak aplikasi game lain.

Saat bermain game terkadang anak-anak yang sudah berkosentrasi dan asyik terlebih sedang main bareng (mabar) secara tidak ;angsung  ucapan kasar dengan kata-kata yang kotor, kasar, bahkan mengumpat dengan kata-kata yang tak semestinya kerap terucap karena kesal atau kecewa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun