Mohon tunggu...
I KomangAgus
I KomangAgus Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi membaca introvert suka motivasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cara Generasi Milenial Mempertahankan Keharmonisan di Indonesia

28 Desember 2022   08:38 Diperbarui: 28 Desember 2022   08:43 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Generasi milenial adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kelompok orang yang lahir antara tahun 1980an hingga awal 2000an. Mereka sering disebut sebagai "Generasi Y", karena mereka mengikuti generasi "X" yang lahir antara tahun 1960an hingga 1970an. Generasi milenial umumnya dianggap sebagai generasi yang terbiasa dengan teknologi, terutama teknologi digital, dan sering dianggap sebagai generasi yang lebih terbuka dan toleran terhadap ide-ide yang berbeda daripada generasi sebelumnya. Beberapa ciri lain yang umum dikaitkan dengan generasi milenial adalah kecenderungan untuk menghargai fleksibilitas dan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta keinginan untuk membuat perubahan positif di dunia. Sedangkan Harmonis adalah kata yang berasal dari bahasa Inggris "harmony" yang berarti keselarasan atau keseimbangan. Dalam konteks musik, harmonis mengacu pada penggabungan nada-nada atau not-not yang terdengar selaras dan indah bersama-sama dalam sebuah komposisi musik. Harmonis juga dapat diartikan sebagai keselarasan atau keseimbangan dalam bidanglain, seperti dalam seni, desain, atau relasi antar individu atau kelompok. Misalnya, dalam seni, harmonis dapat merujuk pada keseimbangan warna, bentuk, atau tekstur dalam sebuah karya seni. Dalam relasi antar individu atau kelompok, harmonis dapat diartikan sebagai keadaan di mana semua pihak saling menghargai dan bekerja sama secara selaras untuk mencapai tujuan bersama.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan keragaman etnis, agama, dan bahasa. Hal ini dapat menjadi sumber kekuatan, tetapi juga dapat menimbulkan masalah jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, konsep Indonesia harmonis menekankan pentingnya membangun masyarakat Indonesia yang toleran dan menghargai perbedaan, serta mempromosikan kerja sama dan dialog antar kelompok agar tercipta suasana yang sejahtera bagi semua warga negara Indonesia. Indonesia harmonis adalah konsep yang menggambarkan Indonesia sebagai sebuah negara yang harmonis atau sejahtera, di mana semua warga negara Indonesia hidup damai, sejahtera, dan saling menghargai satu sama lain, terlepas dari latar belakang, agama, ras, atau jenis kelamin. Konsep ini juga menekankan pentingnya kerja sama dan toleransi dalam masyarakat Indonesia untuk mencapai kesejahteraan bersama.

Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan tradisi yang beragam, dan generasi milenial di Indonesia mungkin memiliki pandangan yang beragam tentang apa yang dianggap sebagai harmonis. Namun, beberapa hal yang mungkin dianggap sebagai penting untuk membantu menciptakan harmoni di Indonesia oleh generasi milenial mungkin termasuk:

  • Respek terhadap hak asasi manusia: Generasi milenial mungkin berpendapat bahwa harmoni di Indonesia dapat dicapai dengan memberikan hak yang sama kepada semua orang, tanpa terkecuali, sesuai dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia.
  • Saling menghargai terhadap keberagaman: Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan agama yang beragam. Generasi milenial mungkin berpendapat bahwa harmoni dapat dicapai dengan menerima dan menghargai keberagaman ini, serta tidak memandang rendah atau mengecilkan orang lain karena latar belakang, agama, ras, atau identitas mereka yang berbeda.
  • Partisipasi aktif dalam kehidupan politik dan masyarakat: Generasi milenial mungkin juga berpendapat bahwa harmoni dapat dicapai dengan terlibat dalam proses politik dan pembuatan kebijakan yang adil, serta memperjuangkan hak-hak mereka sebagai warga negara yang merdeka.
  • Pemahaman dan menghargai budaya dan tradisi lain: Generasi milenial mungkin juga berpendapat bahwa harmoni dapat dicapai dengan memahami dan menghargai budaya dan tradisi yang berbeda dengan yang mereka miliki, serta tidak mengabaikan atau mengkriminalisasi budaya lain.

Generasi milenial dapat mempertahankan keharmonisan di Indonesia dengan cara-cara berikut:

  • Menghargai perbedaan dan toleransi terhadap orang lain: Generasi milenial dapat memahami bahwa Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beragam etnis, agama, dan budaya. Menghargai perbedaan ini merupakan langkah penting untuk mempertahankan keharmonisan di Indonesia.
  • Menghindari tindakan diskriminatif: Generasi milenial dapat membantu mencegah diskriminasi dengan tidak melakukan tindakan diskriminatif terhadap orang lain, serta dengan menyuarakan pendapat mereka jika terjadi diskriminasi terhadap orang lain.
  • Menghargai hak asasi manusia: Generasi milenial dapat mempertahankan keharmonisan di Indonesia dengan menghargai hak asasi manusia yang sama untuk semua orang, termasuk hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil dan tidak diskriminatif.
  • Mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan yang mempromosikan keharmonisan: Generasi milenial dapat terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang mempromosikan keharmonisan, seperti program-program kemanusiaan, kegiatan-kegiatan sosial, atau acara-acara yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang hak asasi manusia.
  • Menjadi contoh yang baik: Generasi milenial dapat menjadi contoh yang baik bagi orang lain dengan menunjukkan tindakan-tindakan yang positif yang dapat membantu menjaga keharmonisan di Indonesia.

Toleransi adalah sikap yang penting bagi generasi milenial di Indonesia untuk mempertahankan keharmonisan negara. Ini berarti bahwa generasi milenial harus menerima dan menghargai perbedaan-perbedaan yang ada di antara individu dan kelompok di Indonesia, termasuk perbedaan agama, ras, jenis kelamin, dan latar belakang sosial. Untuk mempertahankan keharmonisan negara, generasi milenial harus memahami bahwa setiap individu dan kelompok memiliki hak yang sama untuk hidup, bekerja, dan mendapatkan perlakuan yang adil di Indonesia. Generasi milenial juga harus memahami bahwa setiap individu dan kelompok memiliki keunikan dan kekhususan yang harus dihargai dan diakui. Generasi milenial juga harus memahami bahwa toleransi tidak hanya tentang menerima perbedaan, tetapi juga tentang menghargai perbedaan tersebut dan mencari cara untuk hidup bersama secara damai dan saling menghargai. Ini bisa dilakukan dengan cara mempromosikan dialog dan komunikasi yang terbuka dan tidak memandang rendah keberagaman yang ada di Indonesia. Dengan memahami dan menerapkan sikap toleransi, generasi milenial dapat membantu mempertahankan keharmonisan negara Indonesia dan menciptakan masyarakat yang inklusif dan toleran.

Selain sikap toleransi dalam agama hindu terdapat ajaran yang bersifat universal yang bisa mempertahankan keharmonisan bangsa Indonesia ajaran yang di maksud ialah Tri Hita Karana

Tri Hita Karana adalah sebuah konsep filosofis yang berasal dari Bali, Indonesia yang menekankan pada pentingnya harmoni dalam kehidupan sosial, spiritual, dan lingkungan. Koncept ini merupakan salah satu dasar bagi kebudayaan dan kehidupan masyarakat Bali, yang menekankan pada keharmonisan dengan Tuhan, sesama manusia, dan lingkungan sekitarnya. Tri Hita Karana terdiri dari tiga kata yang masing-masing merujuk pada harmoni dengan Tuhan (Parahyangan), harmoni dengan sesama manusia (Pawongan), dan harmoni dengan lingkungan (Palemahan).

  • Parahyangan: merupakan aspek yang mengacu pada hubungan manusia dengan Tuhan. Masyarakat Bali percaya bahwa keharmonisan dalam kehidupan sosial dan pribadi tergantung pada keberhasilan manusia dalam menjalin hubungan yang harmonis dengan Tuhan. Dalam aspek parahyangan, masyarakat Bali menjalani kehidupan sehari-hari dengan menghargai Tuhan dan berusaha menjadi lebih dekat dengan-Nya melalui berbagai upacara dan ritual yang dilakukan secara teratur. Mereka juga berusaha menjadi lebih baik sebagai manusia dengan menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran-ajaran agama yang dianutnya.
  • Pawongan: merupakan aspek yang mengacu pada hubungan manusia dengan sesama manusia. Masyarakat Bali percaya bahwa keharmonisan dalam kehidupan sosial dan pribadi tergantung pada keberhasilan manusia dalam menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama manusia. Aspek pawongan merujuk pada hubungan dengan sesama manusia, atau hubungan sosial di antara individu-individu dalam masyarakat. Untuk menciptakan keharmonisan dalam aspek pawongan, orang-orang di Bali biasanya menghormati dan memperlakukan sesama dengan sikap saling menghargai dan toleransi. Hal ini juga mencakup sikap hormat terhadap orang tua, guru, dan pemimpin masyarakat. Selain itu, orang-orang di Bali juga menekankan pentingnya sikap membantu dan memperhatikan kebutuhan orang lain, serta menghindari sikap egois dan tidak peduli terhadap orang lain. Secara keseluruhan, aspek pawongan dalam Tri Hita Karana menekankan pentingnya menjaga hubungan yang harmonis dan saling menghargai dengan sesama manusia, sehingga dapat tercipta masyarakat yang sejahtera dan damai.
  • Palemahan: merupakan aspek yang mengacu pada hubungan manusia dengan alam. Masyarakat Bali percaya bahwa alam merupakan sumber keberkahan yang harus dihargai dan dilestarikan agar dapat memberikan manfaat bagi manusia. Aspek palemahan dalam Tri Hita Karana menekankan pentingnya menjaga dan memelihara keseimbangan antara manusia dan alam. Manusia harus memahami bahwa mereka adalah bagian dari alam dan harus hidup secara harmonis dengan alam, dengan cara menghargai dan menjaga kelestarian alam. Dengan memelihara keseimbangan antara manusia dan alam, maka manusia akan merasakan kesejahteraan dan kebahagiaan yang lebih besar. Untuk mewujudkan aspek palemahan dalam Tri Hita Karana di Indonesia, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain:
  • Menghargai dan menjaga keberlanjutan alam, dengan cara menerapkan prinsip-prinsip lingkungan hidup dalam kegiatan sehari-hari, seperti menjaga kebersihan lingkungan, mengelola sampah dengan baik, dan menjaga kelestarian sumber daya alam.
  • Menghargai dan menjaga keberlanjutan sumber daya alam, dengan cara menerapkan prinsip-prinsip ekologis dalam kegiatan ekonomi, seperti memanfaatkan sumber daya alam secara lestari dan tidak merusak ekosistem.
  • Menghargai dan menghayati keanekaragaman hayati, dengan cara memahami dan menghargai keberagaman spesies yang ada di alam, serta menjaga keberlangsungan hidup spesies-spesies tersebut.
  • Menghargai dan menghayati kearifan lokal, dengan cara memahami dan menghargai kearifan lokal yang ada di masyarakat, serta menjaga keberlangsungan tradisi-tradisi tersebut.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut, maka diharapkan akan tercipta keseimbangan dan harmoni antara manusia dan alam, serta terwujud kesejahteraan bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun