Mohon tunggu...
Hyashinta Pratiwi
Hyashinta Pratiwi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta 2011

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dibalik Gerakan Sosial Terkait Global Warming

17 Maret 2013   14:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:36 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dari sudut pangand Sosiologi, global warming bukanlah sekedar masalah lingkungan tetapi terbentuk dari konstruksi para actor sosial yang berpengaruh di dunia ini. Dengan kata lain, ide mengenai global warming tidak berdiri sendiri. Aktor yang berperan antara lain pembuat kebijakan yang bekerjasama dengan ilmuwan untuk memberikan bukti yang bersifat empiris dan ilmiah. Dapat dilihat bahwa beragam aksi menyangkut isu global warming berjalan dengan lancar, tanpa adanya kritik atau protes. Jika memegang kata-kata tidak ada yang sempurna di dunia ini, tentu hal ini dipertanyakan.

Konsep dekonstruksi dari Jacques Derrida digunakan sebagai pendekatan untuk memahami fenomena ini. Kekuasaan telah berjalan di tengah-tengah kehidupan dan membuat seakan-akan dunia bersifat natural. Disini penulis berharap bahwa organisasi lingkungan yang sudah ada tersebut lebih focus pada tujuan awal.

Isu mengenai global warming memang diakui masyarakat sebagai menjadi masalah sosial. Isu yang hangat adalah mengenai isu perubahan iklim, rumha kaca, pengurangan gas karbon dioksida, dan penggundulan hutan. Aktor-aktor yang terlibat didalamnya seperti aktivis, organisasi lingkungan, ilmuan, pembuat kebijakan merupakan nama-nama yang kerap melakukan gerakan untuk menyelamatkan lingkungan. Melambungnya isu ini jutru membuat orang-orang seakan mengabaikan permasalah lingkungan itu sendiri.

Kekuatan sosial dan politik dikaui memang mampu mengonstruksi global warming sebagai masalah sosial dan menuntut adanya aksi perubahan dan perbaikan. Media menjadi teman yang mempunyai kekuatan besar untuk menyebarkan pengaruh. Melalui media disebutkan bagaimana regulasi terkait isu global warming atau ancaman prubahan iklim. Tak jarang aspek ekonomi juga dibahas terkait biaya untuk melakukan sebuah gerakan.

Konstruksi sosial menyangkut isu global warming kemudian dipahami sebagai hal yang “non-problematic. Aksi memperbaiki lingkungan dilakukan nyaris tanpa kritik padalah asumsinya “no body’s perfect. Adanya power atau kekuasaan membuat global warming tidak diletakkan sebagai suatupermasalahan. Dapat dilihat banyak organisasi lingkungan yang ada, dan tidak bisa dipunkiri kepentingan ekonomi menjadi salah satu penyebab melencengnya tujuan mereka. Seharusnya global warming diletakkan sebagai masalah sosial dimana focus perhatiannya adalah mencari kepedulian dan solusi di kemudian hari. Jangan sampai gerakan yang tentu melibatkan uang ini menjadi salah satu lahankorupsi, baik oleh organisasi lingkungan maupun pembuat kebijakan serta pemerintahan bidang lingkungan.

Menurut Bash, seorang Sosiolog terdapat perbedaan antara masalah sosial dan gerakan sosial. Orientasi dari masalah sosial adalah menampakkan individu sebagai resolusi dari setiap kasus yang terjadi. Gerakan sosial lebih sebagai perilaku yang ditampakkan dalam aksi partisipan. Masalah sosial lebih simple daripada gerakan sosial. Masalah sosial biasanya berasal dari klaim para actor sosial seperti pemerintah atau ilmuan. Gerakan sosial lebih berupa aksi untuk menyadarkan dan mengajak masyarakat berubah untuk lebih memelihara alam dan bertujuan untuk membentuk dukungan yang lebih besar.

Gerakan sosial sendiri berhasil fmenggerakkan berbagai lapisan masyarakat dan melegitimasi aksi yang dilakukan. Pendekatan dekonstruksi diperlukan untuk melihat lebih dalam ada apa dibalik semua gerakan dan dalam suatu kasus. Upaya ini dilakukan bukan untuk memojokkan actor gerakan lingkungan, tetapi menyadarkan kita bahwa global warming bukanlah sebuah permainan pasar yang berorientasi keuntungan atau kapital. Hegemoni terjadi ketika masyarakat menerimanya dan tidak menyadari bahwa konstruksi pikiran mereka sedang dibentuk. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya kritik terhadap aktivitas lingkungan maupun gerakan-gerakan yang ada. Hegemoni dapat terjadi karena adanya relasi kuasa yang bekerja.

REFERENSI

——- McCright, Aaron M & Dunlap, Riley M. 2000. Challenging Global Warming as a Social Problem: An Analysis of the Conservative Movement’s Counter-Claims ( Social Problems : Vol. 47, No. 4. (Nov., 2000), pp. 499-522 ). Berkeley : University of California.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun