Mohon tunggu...
KKN Tematik 04 Sukosari Lor
KKN Tematik 04 Sukosari Lor Mohon Tunggu... Mahasiswa

Pengabdian Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penyuluhan dan Demonstrasi MPASI: Upaya Mahasiswa KKN dalam Mencegah Stunting di Desa Sukosari Lor

14 Agustus 2025   22:15 Diperbarui: 14 Agustus 2025   22:11 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyuluhan MPASI untuk mencegah stunting

Stunting adalah masalah gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak terhambat. Indonesia masih menghadapi tantangan besar terkait angka stunting yang cukup tinggi, terutama di wilayah pedesaan. Desa Sukosari Lor merupakan salah satu daerah dengan jumlah kasus 2 stunting, sehingga kami sebagai mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Kelompok 4 dari Universitas dr. Soebandi merasa terpanggil untuk memberikan kontribusi nyata dalam pencegahan stunting dan mewujudkan desa bebas stunting melalui penyuluhan dan demonstrasi pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI).Stunting adalah kondisi gagal tumbuh yang biasanya terlihat saat anak berusia di bawah dua tahun. Penyebab utama stunting adalah kekurangan asupan gizi dalam jangka panjang, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan. MPASI adalah fase kritis yang dimulai saat bayi berusia 6 bulan sebagai pelengkap ASI. MPASI yang tepat dan bergizi berperan penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak agar tumbuh optimal dan mencegah stunting.


Kegiatan dimulai dengan penyuluhan interaktif di rumah kader Desa Sukosari Lor yang dihadiri oleh para Ibu hamil, Ibu balita, kader posyandu, dan tokoh masyarakat. Materi penyuluhan meliputi pengenalan stunting, dampak buruknya, serta peran penting MPASI dalam mencegahnya. Kami menekankan penggunaan bahan makanan lokal dan terjangkau sebagai solusi praktis untuk memenuhi kebutuhan gizi anak.

Demonstrasi Pembuatan MPASI
Demonstrasi Pembuatan MPASI
Setelah sesi penyuluhan, kami mengadakan demonstrasi memasak MPASI yang melibatkan para peserta secara langsung. Resep yang kami gunakan mengkombinasikan bahan lokal menjadi menu MPASI yang mudah dibuat, bergizi lengkap, dan menarik bagi bayi. Para ibu diberi kesempatan mempraktikkan cara memasak, menghaluskan, dan menyajikan MPASI yang benar.Untuk memudahkan penerapan di rumah, kami juga membagikan leaflet panduan MPASI yang berisi tips, resep, dan jadwal pemberian makanan. Media ini disusun sederhana dengan gambar yang menarik agar mudah dipahami oleh semua kalangan.
Saat pelaksanaan, kami menemui beberapa tantangan seperti keterbatasan waktu para ibu, kebiasaan lama dalam pemberian makanan, serta keterbatasan akses bahan makanan tertentu. Namun, dengan pendekatan persuasif dan partisipatif, kami berhasil membangun komunikasi yang baik dan menumbuhkan minat ibu-ibu untuk mencoba hal baru demi kesehatan anak mereka. Selain itu, keterlibatan kader posyandu dan tokoh desa sangat membantu dalam menguatkan pesan penyuluhan agar dapat terus dipraktekkan secara konsisten.


Kegiatan ini juga membuka wawasan kami sebagai mahasiswa bahwa solusi pencegahan stunting tidak hanya soal teori, tapi bagaimana ilmu tersebut diterapkan dengan memperhatikan budaya dan kondisi lokal. Melalui edukasi yang berkelanjutan dan kerja sama lintas sektor, kita bisa menciptakan generasi masa depan yang sehat dan produktif.
Pencegahan stunting adalah investasi terbaik untuk masa depan bangsa. Edukasi gizi dan praktik pemberian MPASI yang tepat adalah langkah konkret yang bisa dilakukan sejak dini, terutama di daerah yang masih menghadapi masalah ini. Kami percaya, dengan semangat gotong royong dan dukungan semua pihak, Desa Sukosari Lor dapat menjadi contoh keberhasilan dalam mengatasi stunting.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun