Tadi siang ketemu seorang kawan. Kawan se-geng, runtang runtung, ngopi bareng, nongkrong bareng. Saya tahu persis kawan-kawanku ini, mereka-mereka ini gak suka baca. Mereka lebih suka nonton berita berupa audio visual semacam youtube dan lain-lain.
Nah, beberapa hari lalu saya kirimi salah seorang dari mereka link tulisan saya yang berjudul "Perempuan 'ngeyel' di Transjakarta'. Pas saya ngirim itu, sesaat setelahnya, saya berfikir, " Apa iya si mas ini mau baca tulisan saya?
"Jangankan tulisan saya yang masih dalam fase belajar ini, lha wong tulisan penulis terkenal saja belum tentu dibaca kok. " Itu ucap saya dalam hati, hanya dalam hati. Karena kalau saya ucapkan secara lisan ntar dianggap orang gila. Sebab saat itu tak ada orang lain selain saya, serta cicak-cicak di dinding, yang diam-diam merayap.
Okelah, lanjut...
Setelah itu saya buka kembali tulisan saya di Kompasiana.Â
Dan... Tralaa... tulisan saya masuk kategori artikel pilihan. Senangnya bukan main! Maklum, penulis debutan yang masih gila pengakuan, jadi dapat predikat 'PILIHAN' saja rasanya udah sujud syukur kepada Gusti yang Maha Kuasa atas kasih karunianya memberi talenta.
Singkat kata, hari ini kami ketemu. Dan saya dengan jumawa pamer, bahwa tulisan saya total sudah dibaca total 6 ribu sekian ratus mata. Okelah, yang 1200 viewer itu adalah pembaca lama. Setelah sekian bulan, hampir setahun, saya vakum di kompasiana dan asyik dengan Blog saya sendiri yang tak kunjung berkembang.
Nah, berarti yang 5000 viewer itu adalah perolehan pembaca dalam minggu ini dong?
Padahal kompasiana Cuma menargetkan 3000 akumulasi viewer dalam sebulan untuk bisa ikutan program K-Reward. Artinya perolehan jumlah pembaca saya  udah jauh melampaui apa yang ditargetkan Kompasiana dalam sebulan. Artinya tulisan saya bisa diikutkan dalam program K-reward. Artinya kalau saya pasang target nggak muluk-muluk saya bisa leha-leha, ongkang-ongkang kaki sambil menunggu pembaca tambahan dari artikel yang saya tulis!
Tapi namanya penulis kan nggak bisa kayak gitu, kapan ada ide, babat aja. Kapan ada ide. Nulis aja! Kan gitu. Masalah pengakuan pikir belakang!
Setengah tidak percaya Saputra, nama sobat saya itu, bertutur, " Iya sih, tulisanmu jauh lebih berkembang dari yang sudah-sudah. Jauh lebih terarah. Tapi artikel 'Perempuan "Ngeyel" di Transjakarta itu sama dengan menjatuhkan orang Kediri dong?"