"Misalnya, ada peserta yang melihat banyaknya sampah galon sekali pakai di kosnya. Dari situ muncul ide untuk mendaur ulang galon menjadi pot tanaman. Ini contoh sederhana tapi berdampak," jelas Nurul.
Aksi, Riset, dan Kaderisasi
Meski edukasi menjadi fokus utama, PSS tetap aktif dalam kegiatan bersih-bersih lingkungan. Namun kini, kegiatan tersebut lebih sebagai pintu masuk untuk membangun kesadaran, bukan sebagai tujuan utama.
Selain itu, PSS juga terlibat dalam riset lingkungan, terutama terkait kualitas air sungai dan pengelolaan sampah di Surabaya. Bekerja sama dengan Perum Jasa Tirta dan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, mereka melakukan pengambilan sampel air dan kajian kondisi sungai.
Tidak kalah penting, PSS juga rutin melakukan kaderisasi relawan setiap tiga hingga empat bulan sekali. Relawan tidak hanya membantu operasional, tapi juga dilatih untuk menjadi agen perubahan di lingkungannya masing-masing.
"Baru pada tahun 2023 kaderisasi kami benar-benar mulai berjalan sistematis. Dari situ mulai terlihat dampaknya, baik secara internal maupun eksternal," tutur Nurul.
Sungai yang Menjadi Perhatian
PSS tidak membatasi kegiatannya pada satu aliran sungai tertentu. Mereka pernah terlibat dalam aksi di Kali Tebu (daerah Wonokusumo), Tambak Lumpang, dan Sungai Rolak di Karah. Saat ini, Sungai Jagir menjadi fokus utama mereka, atas ajakan dari pihak pemerintah.
"Fokus kami fleksibel, tergantung kondisi dan kebutuhan. Tapi selama masih di wilayah Surabaya, kami siap terlibat," tutup Nurul.
Dengan pendekatan berbasis edukasi, aksi kolaboratif, dan riset lapangan, Komunitas Peduli Sungai Surabaya membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari keprihatinan personal. Delapan tahun setelah berdiri, mereka terus menjadi inspirasi gerakan lingkungan urban yang menjangkau akar permasalahan---bukan hanya permukaannya.
Di tengah tantangan perubahan pola pikir masyarakat dan keterbatasan sumber daya, PSS tetap konsisten melangkah dengan satu tujuan: membentuk generasi yang lebih sadar, bertanggung jawab, dan peduli terhadap lingkungan. Sungai mungkin tak bisa bicara, tapi lewat gerakan seperti ini, suara alam mendapat tempat untuk kembali didengar.