Tergeletak tak berdaya di lantai bangunan teras madrasah, tempat saya bekerja, pada hari Rabu (24/09/2025) pagi, seekor kupu-kupu kehilangan gemerlapnya.Â
Sayapnya yang dulu memukau, kini terkoyak dan pudar, menyisakan jejak perjalanan hidup yang penuh perjuangan. Ia tak lagi menari di antara bunga-bunga, tak lagi mengejar cahaya mentari.Â
Di bawah naungan atap yang menjadi saksi bisu, keindahan itu kini terdiam, mengajarkan kita tentang rapuhnya kehidupan dan keagungan dari akhir sebuah perjalanan.
Kini, hanya keheningan yang tersisa. Keheningan yang berbicara lebih lantang daripada riuh rendahnya tarian di udara.Â
Keheningan yang mengajak kita merenung, bahwa bahkan dalam keterbatasan, ada keindahan yang abadi. Itulah mengapa, kupu-kupu ini tidak hanya tergeletak. Ia sedang bercerita, tentang sebuah akhir yang indah. (ahu)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI