Mohon tunggu...
Akhmad Husaini
Akhmad Husaini Mohon Tunggu... Administrasi - Ditakdirkan tinggal di Selatan : Desa Angkinang Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan. Memiliki kesenangan jalan-jalan, membaca, dan menulis.

Terus menuliskan sesuatu yang terlintas, dengan pantas, tanpa batas.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Umanya Iyang Meninggal Dunia

21 Januari 2021   08:51 Diperbarui: 21 Januari 2021   09:12 1794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Selasa (19/01/2021) pagi, saya menuju rumah Umanya Iyang di depan SMAN 1 Angkinang, berjarak sekitar 300 meter dari rumah saya. Saya tahu Umanya Iyang meninggal dunia dari pengumuman lewat pengeras suara Langgar Al Kautsar.

Mungkin sekitar pukul 07.00 WITA sidin meninggal dunia. Belakangan diketahui kemarin Umanya Iyang masih terlihat sigar bugar, sempat saruan pangantinan. Beberapa minggu atau bulan memang terdengar kabar Umanya Iyang sakit.

Saya jalan belakang rumah Iwa dan Iwan untuk menuju lokasi rumah Umanya Iyang. Di jalan orang membawa tenda besi untuk ditempatkan di dekat rumah Umanya Iyang. Saya ikut membantu mengangkat tenda itu bersama warga lainnya. Tenda itu diletakkan di sekitar gerbang SMAN 1 Angkinang, agak sedikit masuk ke dalam.

Untuk memudahkan pihak SMAN 1 Angkinang masuk, ada sedikit diberi ruang jalan untuk lewat. Setelah itu saya membantu memasang terpal dan meletakkan kursi. Kemudian duduk membantu Bandi Puspa menerima orang yang mau bayar iuran Serikat Kematian RT 1 Desa Angkinang Selatan, Jiran Langgar Al Kautsar.

Beberapa puluh menit kemudian saya menuju pekuburaan, di mana Umanya Iyang akan dimakamkan. Letaknya di belakang rumah Iwa. Tanah pekuburan itu merupakan tanah ayah saya yang dibeli keluarga Umanya Iyang. Sudah ada kuburan di sana yakni kuburan Saberi, suami Umanya Iyang, yang merupakan hasil pindahan kubur dari Pulantan, beberapa bulan silam.

Di pemakaman sedang bertugas manabuk kubur Utuh Halus dan Utuh Uda. Saya ikut membantu membuang air yang menggenang dengan ember ke tempat lain. Sempat ikut makan nasi putih, berlauk garih batanak.

Tak lama ada datang warga lain membawakan mesin pompa air, mudah mengeluarkan air dengan cepat, sehingga tanah kubur mudah digali. Karena tengah hari, di Masjid Al Aman sudah maayat, saya pulang ke rumah. Untuk penguburan saya tak ikut lagi ke sana, karena tidur siang hingga pukul 17.00 WITA.

Umanya Iyang dimandikan dan di shalatkan di Masjid Al Abrar Sungai Kudung, Karena sidin anggota Majelis Ta'lim / Majelis Zikir Al Abrar, jadi dibawa ke Angkinang untuk dimakamkan saja.

Saat saya malawat dan berada di pekuburan, anak-anak laki-laki Umanya Iyang, tidak terlihat batang hidungnya, karena memang belum hadir. Mungkin dalam perjalanan pulang dari daerah mereka tinggal dan bekerja. Ada Ancah, Idai, dan Alui.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun