Mohon tunggu...
Huna Bauradiah
Huna Bauradiah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi main volli

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dilema Nara

12 Desember 2022   20:49 Diperbarui: 12 Desember 2022   21:12 9335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Nara terbangun karna sinar matahari menembus jendela kamarnya yang entah kapan terbuka.sejenak,iya hanya menatap langit-langit kamar.matanya masih terasa sembap, sisa tangisan tadi malam. Kemudian, Nara bangun dan duduk di sisi ranjang kecilnya. gadis itu memandang sekeliling kamar, dan tiba-tiba, suara pecahan kaca terdengar dari luar.nara menutup kedua telinganya, enggan mendengar apapun.setetes bening air matanya bergulir di pipi. wajahnya di benamkan dalam kedua telapak tangan yang lemah. rasanya ia sudah tak sanggup lagi hidup dalam situasi seperti ini. Iya tak kuat hidup dalam lingkaran kesedihan yang mengiringinya menuju kegilaan.

Nara berjalan perlahan keluar rumah, di antara jalanan sepi sambil menundukkan kepala sekolah malu dunia melihatnya.ia menatap siluet hitamnya di antara bayang-bayang pepohonan dan rumah. Nara berhenti melangkah saat seseorang menghalangi bayangannya. "Ada yang ingin ku katakan padamu". Orang itu mulai berbicara padanya. Nara mendongak .wajahnya terasa familiar.  "Kenapa" ? Gadis itu betanya dengan wajah datar,tapi Nara hanya diam." KENAPA KAMU HARUS LAHIR DI DUNIA INI!?"iya mulai membentak. Gadis itu mulai melayangkan telapak tangannya ke pipi Nara. PERGI!

Nara tank sanggup menatap melawan lawan bicaranya .ia hanya memegang pipinya yang terasa nyeri karena tamparan barusan. Hilanglah dari dunia ini ,dasar penghancur dunia ini,dasar penghancur dunia orang! Hardik gadis itu.nara teriak di iringi suara teriakan gadis itu ditelinganya .tetesan bening meleleh,merayapi sudut wajahnya.nara adalah anak perempuan biasa hidup dengan kasi sayang yg utuh dari orang tua.ia hidup dengan berkecukupan ,bahkan bahkan lebih. Semual,ia mengira hidup dengan zona kesempurnaan.tetapi ternyata, itu hanya bualan.ayahnya,ternyata, seorang pria yg telah berkeluarga saat itulah yg menyadari, ibunya adalah istri kedua i ayahnya.

Keluarganya tidak diinginkan oleh semua orang.ibunya di anggap wanita yg tak punya harga diri.tidak ada yang Sudi yg berbagi nafas dan tempat dengan keluarga Nara mereka tidak pernah mau tau separah apakah kerusakan jiwa yang menderang orang yang mereka cemooh.istri pertama Nara adalah sahabat dekat ibu nara.sahabat dekat yg saling mengaitkan janji satu sama lain sejak duduk di bangku sekolah untuk tidak menghianati. Begitu istri pertama ayahnya mengetahui apa yang telah terjadi,ya tentu syok berat . Suami yang iya cintai,berpaling darinya.sahabat yg paling iya percaya , menghianatinya dalam waktu yang sama.

Nina,anak istri pertama ayahnya, pun tak percaya.ia nyaris pingsan saat ayahnya mengungkapkan hal itu sendiri . selanjutnya,teror mulai berdatangan sebagai tanda balas dendam.mulai dari pecahnya kaca jendela di rumah hingga lemparan api untuk rumahnya.

" Na?" Lamunan Nara terhenti. Gadis itu tetap diam,memandang kosong."Nara ?sayang ,kamu ada di dalam,kan ?" Panggilan itu tak membuat Nara beranjak dari posisi yang nyaman bagi dirinya.kemudian ketukan dari ketukan tak bernada mulai terdengar dari balik pintu." Nara ,buka pintunya,sayang. Ibu mau bicara mengenai kepindahan kita," memang, keluarga nya berencana untuk pindah.ke wilayah cukup jauh untuk mengubur kelampnya masalalu dan melanjutka hidup.tpi baginya,pindah rumah bentuk parian diri .raganya Takan teraniaya lagi.

Namun,jiwa dan pikirannya telah menyatuh dengan frustasi berkepanjangan yg diderita Nara selama ini.ia tetap tidak akan hidup dalam damai seperti sebelumnya.nara bergeming.dalam pikirnya Yg kalut ,yg mengingat nina.gadis itu ingin ia lenyap dari dunia ini.ia ingi Nara musnah Nara tahu apa artinya itu.

Nara memandangi tubuh kakunya yang di tumpahi tangisan dan penyesalan yg terlontar dari ayah dan ibunya. Iaya tertegun dan mengingat kejadian yg terasa begitu cepat.awalanya,ia berniat memutuskan urat nadi tangan kirinya dengan gunting hijau kesukaannya.awlanya ia tidak mau melihat orang tuanya menangis hebat sambil memeluknya.

Awalannya,ia ingin merasakan rasa sakit yg mendera jiwanya lebih lama lagi.namun saat iya menutup mata dan menguatkan diri atas segalah resiko perbuatannya nanti,seberkas cahaya putih menyinari dirinya.sesaat,ia pikir cahaya itu hanya datang luapan fantasisnya ketika ia berhasil mati. Kemudian nara tahu, kematiannya akan membawa segala keaadanan berubah menjadi baik.inilah yg di inginkan oleh semua orang.

Nara tersenyum.sedikit pun,ia tak merasakan kesedihan.ia hanya merasakan gema bebas dan damai bergemung dalam pikirannya.sekarang ,ia tak perlu lagi menerima berbagai bentuk kekerasan mental dari orang orang disekitarnya.ia sudah bebas dan hidup dalam kedamaian yg dirindukan .Nafa menutup matanya merasakan sensasi dan kenikmatan damai yang mengalir di sekujur tubuhnya.berkes berkes cahaya itu kembali datang dan menyinari tubuhnya,menutup gadis kecil itu menuju dimensi lain. Dimensi yg akan membawanya menuju ke abadian.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun