Yogyakarta-- MAN 1 Yogyakarta kembali menunjukkan komitmennya dalam menumbuhkan karakter kepemimpinan yang berintegritas melalui kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) yang diselenggarakan, Jumat (17/10/2025), di Aula MAN 1 Yogyakarta. Kegiatan yang dimulai pukul 10.00 WIB ini mengusung tema "Leader dengan Emotional Leadership", sebuah gagasan yang menekankan pentingnya kecerdasan emosional dalam memimpin di tengah dinamika organisasi pelajar.
Dalam sambutannya, Kepala MAN 1 Yogyakarta Edi Triyanto, S.Ag., S.Pd., M. Pd. menyampaikan bahwa kepemimpinan bukan sekadar kemampuan mengatur orang lain, tetapi juga seni memahami diri sendiri dan orang di sekitar. Menurut Edi, seorang pemimpin sejati adalah mereka yang mampu mengelola emosi, merangkul perbedaan, serta menumbuhkan suasana kerja yang saling menghargai dan mendukung. "Kecerdasan emosional menjadi fondasi utama dalam membangun hubungan yang sehat di lingkungan organisasi dan dalam kehidupan bermasyarakat, tak terkecuali di lingkungan MAN 1 Yogyakarta," terang Edi.
Kegiatan ini menghadirkan Nur Shodiq Azzidni, salah satu alumni MAN 1 Yogyakarta yang merupakan sosok inspiratif. Dalam materinya, ia memaparkan bagaimana Emotional Intelligence (EI) menjadi aspek penting yang sering kali diabaikan dalam dunia kepemimpinan. "Kita perlu belajar memahami emosi diri sendiri, mengendalikan reaksi, dan berempati terhadap anggota tim yang merupakan kunci dalam menciptakan kepemimpinan yang efektif dan manusiawi, jelas Nur Shodiq.
Setelah sesi pembekalan, kegiatan dilanjutkan dengan Forum Group Discussion (FGD) yang mengangkat berbagai isu aktual dalam dunia organisasi pelajar. Para peserta secara aktif mendiskusikan tantangan-tantangan seperti munculnya rasa segan terhadap alumni dan bayang-bayang kepemimpinan masa lalu, dinamika lingkungan organisasi yang kadang kurang sehat akibat praktik senioritas, beban ganda yang muncul karena keterlibatan di lebih dari satu organisasi, kecenderungan mengedepankan nama pribadi di atas kepentingan bersama, hingga persoalan menghadapi anggota yang pasif dalam tim. Setiap kelompok diberi waktu untuk berdiskusi dengan kelompoknya dan mempresentasikan hasil diskusinya.
Suasana kegiatan berlangsung hangat dan penuh antusiasme. Para peserta tampak terlibat secara emosional dan intelektual, menunjukkan bahwa mereka tidak hanya belajar tentang teori kepemimpinan, tetapi juga berlatih menerapkannya melalui proses dialog dan kerja sama.
 LDK tahun ini menjadi ruang belajar yang hidup, di mana siswa-siswi MAN 1 Yogyakarta diajak memahami bahwa menjadi pemimpin yang berani, terbuka terhadap kritik, dan mampu menebarkan semangat positif kepada sesama. (luf)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI