Mohon tunggu...
Lapas Luwuk
Lapas Luwuk Mohon Tunggu... Akun Resmi Lapas Kelas IIB Luwuk

Akun Resmi Lapas Kelas IIB Luwuk

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Mandiri Pangan dari Balik Jeruji: Lapas Luwuk Tanam Terong, Wujudkan Program Ketahanan Pangan

7 Oktober 2025   12:55 Diperbarui: 7 Oktober 2025   12:55 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Luwuk -- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Luwuk membuktikan bahwa pembinaan bukan hanya soal hukuman, tetapi juga tentang produktivitas dan kemandirian. Dalam mendukung penuh program Presiden dan Wakil Presiden Indonesia serta akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan tentang ketahanan pangan, Lapas Luwuk kini telah menjelma menjadi sentra pertanian kecil dengan fokus pada budidaya terong, Selasa (07/10/25).

Kegiatan penanaman terong ini merupakan bagian integral dari program pembinaan kemandirian yang bertujuan membekali Warga Binaan dengan keterampilan praktis yang dapat mereka gunakan setelah bebas nanti. Seluruh proses, mulai dari pengolahan lahan, penyemaian bibit, penanaman, hingga pemeliharaan, dilakukan secara gotong royong oleh para Warga Binaan di bawah pengawasan petugas.

Kepala Lapas Kelas IIB Luwuk, Muhammad Bahrun dalam keterangannya, menjelaskan bahwa program ini bukan sekadar mengisi waktu luang, tetapi merupakan langkah nyata untuk mencapai swasembada pangan di lingkungan Lapas itu sendiri.

"Kami merespon cepat arahan dari Bapak Menteri untuk mengoptimalkan lahan yang ada di Lapas sebagai lumbung pangan. Dengan menanam terong, kami tidak hanya menyediakan sumber pangan yang sehat dan segar untuk konsumsi harian Warga Binaan, tetapi yang paling penting, kami sedang mencetak petani-petani handal baru," ujarnya.

Budidaya terong dipilih karena memiliki masa panen yang relatif singkat dan permintaan pasar yang stabil. Hasil panen rencananya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dapur Lapas, mengurangi biaya operasional, dan jika surplus, akan dipasarkan ke masyarakat sekitar.

Salah seorang warga binaan, sebut saja Budi, mengungkapkan antusiasmenya. "Kami merasa punya kegiatan yang bermanfaat. Selain tubuh jadi sehat karena bergerak, kami juga belajar ilmu baru. Rasanya bangga bisa ikut menghasilkan makanan untuk Lapas sendiri, ini bekal yang sangat berharga untuk kami nanti," katanya.

Program ini diharapkan memberikan dua manfaat utama: pertama, mendukung ketahanan pangan lokal; dan kedua, memberikan bekal reintegrasi sosial bagi Warga Binaan, memastikan mereka memiliki keahlian bertani yang dapat diandalkan untuk memulai kehidupan yang produktif dan mandiri di tengah masyarakat setelah menjalani masa pidana.

Keberhasilan program ini tidak lepas dari dukungan dan pengawasan intensif dari Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulawesi Tengah. Kepala Kanwil Ditjenpas Sulteng, Bagus Kurniawan secara berkala memberikan arahan, fasilitasi, dan monitoring untuk memastikan program pembinaan kemandirian ini berjalan optimal sesuai standar.

Melalui keberhasilan panen terong ini, Lapas Luwuk menegaskan komitmennya untuk mengubah stigma penjara menjadi pusat pembinaan yang produktif dan berkontribusi nyata pada agenda pembangunan nasional di sektor pertanian. Red/Humas-LPLuwuk

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun