Piru, INFO_PAS -- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Piru kembali menunjukkan komitmennya dalam membentuk pribadi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang beriman dan berakhlak mulia. Melalui kerja sama dengan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Pada Jumat (10/10), Lapas Piru menggelar kegiatan pembinaan keagamaan bagi narapidana beragama Islam yang dilaksanakan di Masjid At-Taubah Lapas Piru.
Kepala Lapas Kelas IIB Piru, Hery Kusbandono menyampaikan bahwa pembinaan keagamaan menjadi salah satu pilar utama dalam proses pembinaan narapidana.
"Pembinaan spiritual menjadi fondasi penting bagi warga binaan dalam proses perubahan diri. Melalui kegiatan ini, kami berharap mereka dapat memperdalam nilai-nilai keagamaan, menumbuhkan kesadaran moral, dan siap kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik," ujar Hery.
Senada dengan itu, Kepala Subseksi Registrasi dan Bimbingan Kemasyarakatan, Wikrama Jaya menambahkan bahwa kegiatan keagamaan di Lapas Piru tidak hanya bersifat seremonial, melainkan bagian dari pembinaan berkelanjutan.
"Kami terus berupaya menghadirkan kegiatan yang membangun mental dan karakter warga binaan. Pembinaan keagamaan bersama Kemenag SBB ini menjadi sarana efektif untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam diri mereka," tuturnya.
Dalam kegiatan tersebut, para Warga Binaan mengikuti ceramah dan kajian keagamaan yang dibawakan oleh penyuluh agama dari Kemenag SBB, Arifin Wally, dengan tema "Hijrah Menuju Perubahan Diri yang Lebih Baik".
"Melalui kegiatan ini kami harap dapat menumbuhkan semangat introspeksi diri, memperkuat keimanan, serta membangun kesadaran Warga Binaan untuk memperbaiki perilaku menuju kehidupan yang lebih positif," ujar Arifin.
Terpisah, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro, memberikan apresiasi terhadap sinergi antara Lapas Piru dan Kemenag SBB dalam memperkuat pembinaan spiritual bagi Warga Binaan.
"Program pembinaan keagamaan seperti ini sejalan dengan tujuan pemasyarakatan, yakni memulihkan kesadaran warga binaan agar dapat hidup secara wajar sebagai anggota masyarakat. Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam mewujudkan sistem pembinaan yang komprehensif," ungkap Ricky.
Kegiatan pembinaan keagamaan ini diharapkan dapat menjadi wadah pembentukan karakter yang religius bagi warga binaan serta memperkuat semangat untuk berbuat baik dalam kehidupan bermasyarakat setelah menjalani masa pidana.