Mohon tunggu...
Hulaimah Hulaimah
Hulaimah Hulaimah Mohon Tunggu... wiraswasta -

Saya seorang wanita yang suka menulis, suka menghadapi tantangan, kreatif dan inovatif

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan Berbuat dan Berbakti Untuk Negeri

5 Desember 2014   02:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:01 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Cerita dari Papua

Saat terjadi masalah yang paling berat dalam hidup, jangan terus menerus meratap dan berlarut-larut dalam kesedihan. Seperti yang saya alami, berbagai macam masalah yang terjadi dalam hidup saya sempat membuat saya terpuruk dan tidak semangat melakukan aktifitas apapun, hari-hari saya lewati dengan kesedihan dan air mata. Kurang lebih tiga tahun saya hidup dalam keterpurukan. Namun suatu hari di awal tahun 2013 saya tersadar bahwa saya harus Gerak Lebih Cepat dan hidup ini sebagai tantangan Harus Dihadapi. Sehingga saya memutuskan untuk menjadi relawan dan berbakti untuk negeri, berbuat untuk bangsa. Hidup harus melakukan kegiatan yang positif. Tidak pernah terbayang dalam benak saya bahwa saya akan berangkat dari tanah kelahiran saya tanah Aceh menuju tanah Papua atau yang dikenal juga dengan nama bumi cendrawasih. Ini adalah perjalanan istimewa, perjalanan untuk sebuah misi mencerdaskan anak bangsa. Menjadi guru di pedalaman Papua, mengajar anak-anak dengan segala keterbatasan di tengah kondisi Papua yang bisa bergejolak kapan saja, antara aman dan tidak aman. Untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di bumi cendrawasih yang kata orang adalah tanah serpihan syurga karena begitu banyak para pendatang yang menuai sukses disini, aku merasakan hidup di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas kristen. Kerusuhan yang terjadi setiap saat menjadikan tantangan tersendiri bagiku dan ini tidak menyurutkan langkahku. sTinggal di Papua selama 9 bulan aku menemukan banyak hal lain yang jauh lebih menarik dari sekedar menjadi guru di pedalaman. Pengabdianku disini telah membuka mata hatiku bahwa Papua tidak hanya terkenal karena adanya PT Freeport dan tambang emasnya, Aku tak menyangka Papua sesungguhnya banyak menyimpan sejuta misteri tentang alam dan kehidupan. Dimana budaya dan kearifan lokal adalah bagian dari cara mereka hidup. Di Papua aku bertemu dengan seorang masyarakat asli Wamena yang banyak bercerita bahwa sebenarnya Papua kaya akan kekayaan alam yang jika dikelola dengan baik maka bisa dinikmati sampai anak cucu . Aku juga bertemu dengan seorang guru yang berasal darti Paniai yang bertugas di sekolah yang sama dengan aku, beliau mengatakan bahwa Papua ini hukum sebab akibat terjadi dengan cepat, segala perbuatan kita akan dibalas langsung oleh alam, jika niat kita baik maka kita akan memperoleh hal yang baik disini, namun sebaliknya jika niat kita buruk maka kita juga akan mendapatkan hal yang buruk disini, maka hati-hatilah dalam bersikap. Petuah itu tetap aku pegang sebagai bekal hidupku di sini.

Pesona Ondoafi (kepala suku) juga luar biasa, dimana masyarakat disini bertindak atas petunjuk Ondoafi. Betapa Ondoafi memegang peranan yang penting atas hak ullayat (hak atas tanah dan kekayaan alam). Melawan ondoafi adalah hal yang fatal dan sangat tidak boleh dilakukan. Disini babi juga merupakan binatang yang dihormati dimana ada daerah yang memperlakukan babi sebagai mahar pernikahan. Disini jika ada pengendara sepeda motor yang menabrak atau menyeruduk babi maka harus bayar sekitar Rp. 100.000.000, kepada pemilik babi, jika babi betina maka akan lebih mahal lagi. Disamping babi, masyarakat asli Papua juga sangat menghormati anjing karena anjing dianggap sebagai penjaga mereka. Pelangi yang aku saksikan di pedalaman Papua memberi arti dan makna terdalam bagiku bahwa nun jauh dari tanah kelahirannku masih banyak orang yang belum tersentuh pendidikan dan kehidupan yang layak padahal negeri ini kaya raya. Banyak pelajaran yang saya dapatkan di tanah Papua ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun