Jakarta, 19 November 2012 Sampai saat ini di layar kaca kita masih terlihat sisa-sisa hingar bingar pesta demokrasi ibukota yang usai kurang lebih 2 bulan lalu. Walaupun Pilkada berjalan dengan lancar secara keseluruhan, masih terjadi masalah yang tentunya merupakan pekerjaan rumah bagi Bapak Gubernur Ibukota. Klise memang masalah kemacetan Jakarta kita bahas yang tidak kunjung usai. Namun saat ini ada hal yang janggal menurut saya mengenai kebijakan-kebijakan yang terdengar di telinga lewat layar kaca atau media lainnya. Ada apa? Yuk kita telusuri.. Oke,kita mulai dari berbagai janji Jokowi pada kampanye pilkada yang menyatakan bahwa transportasi masal (MRT, monorel, dll) harus segera diteken. Masih ingat dibenak saya bahwa beliau sambil menyindir calon lain yang katanya terlalu lama ambil keputusan. Dengan percaya dirinya beliau saat itu tanpa berpikir panjang bahwa proyek harus segera diteken, harus segera jalan, tidak ada alasan lain. Coba kita bandingkan saat ini, sepertinya beliau bingung walau mengambil satu keputusanpun. Ada apa ini??? Ya, betul..apaboleh buat,ini tidak sekedar masalah kemacetan,ini sudah merambah politik dan internasional. Kenapa bisa begitu? Jakarta merupakan Kota Megapolitan di Indonesia dengan berbagai gelar tersandang mulai dari terpadat,termacet,terkumuh,terkaya dan sebagainya. Tapi ada satu hal yang menjadi poin khusus dimana Jakarta merupakan kota dengan pertumbuhan kendaraan bermesin terbesar di Indonesia maupun di dunia sekalipun. Siapa produsennya? Ya, Jepang, Korea, Eropa, Amerika.. Apa hasilnya jika Jakarta punya transportasi masal yang nyaman?? Anda bisa menebak jalan ceritanya..